05

12.2K 1.5K 289
                                    

Pagi hari ini sangat cerah, siap menyambut orang-orang untuk beraktivitas. Sayup-sayup cahayanya masuk lewat jendela dibalik tirai berwarna ungu dan membangunkan sosok cantik yang mulai terganggu olehnya. Dia melirik jam dan ini sudah pukul 7 pagi. Dia langsung merapikan kasur lipatnya dan menyimpannya di atas lemari.

Jiang Cheng duduk dilantai kamarnya sebentar untuk sekedar mengumpulkan nyawanya yang masih melayang-layang. Tubuh rampingnya dibalut piyama ungu bercorak puppy dengan rambut sepunggungnya yang digerai bebas begitu saja, sesekali ia menguap. Ingin rasanya ia tidur lagi. Namun sayangnya dia selalu teringat pesan sang nenek ‘kalo anak perawan tidak boleh bangun kesiangan nanti jodoh dan rejekinya diambil orang.’

Jiang Cheng bangun berjalan menuju kamar mandi untuk menyikat giginya, jalannya gontai karena nyawa belum 100% terkumpul. Ia melirik kamar Wei Wuxian yang tertutup rapat, dan sedikit mendengar suara dengkurannya.

“Apa dia pulang jam 3 pagi lagi?” Tanyanya pada diri sendiri dan masuk kedalam kamar mandi, kemudian dia mengganti bajunya dengan kaos ungu dan celana pendeknya. Ia mau membuat sarapan, ketika membuka kulkas ternyata disana hanya ada sisa makanan kemarin malam yang ia bawa dari supermarket.

“Hari ini aku ingin makan yang sedikit bergizi, karena aku akan bekerja dari pagi hingga malam.” Jiang Cheng mengambil dompetnya dan mengikat rambutnya menjadi ekor kuda, ia berjalan menuju pasar untuk membeli beberapa sayuran segar.

Lan’s Company

Terlihat tiga pria tampan didalam ruangan sedang asik berbincang, ahh tidak lebih tepatnya dua orang yang sedang berbincang. Sambil ditemani dengan segelas teh dipagi hari. Mereka adalah Lan Xichen, Lan Wangji dan Nie Mingjue. Mereka tidak membicaran bisnis, Nie Mingjue kebetulan ada tugas di sekitar Gusu dan mendengar kalo sahabatnya sudah kembali dari Amerika. Jadi sekalian ia mengunjunginya.

Lan Wangji? Dia sebenarnya ingin membicarakan agenda hari ini dengan sang kakak, tapi karena kedatangan Nie Mingjue ia jadi terlibat dengan percakapan kakaknya dan ikut-ikutan minum teh bersama.

Tok... Tok.. Tok..

Seorang wanita cantik dengan blezer hitam dan rok pendek mengetuk pintu ruangan berkelas tempat itu. Rok pendeknya memperlihatkan kakinya yang mulus dan jenjang.

“Masuk” Jawab seorang lelaki dari dalam.

“Selamat pagi Presdir Lan, Wakil Presdir Lan, dan Presdir Nie.” Kata wanita itu. Lan Xichen dan Lan Wangji hanya melihatnya sekilas kemudian kembali menyeruput teh mereka masing-masing. Sedangkan Nie Mingjue memperhatikan sekilas dari atas hingga bawah.
“Ekhm..” Nie Mingjue seolah-olah mengisyaratkan bertanya kepada duo Lan didepannya ini tentang siapa wanita ini.

“Maaf Anda siapa?” Tanya Lan Xichen dengan senyum yang dipaksakan, matanya saja tidak ingin menatap gadis dihadapannya ini. Dia lebih memilih melihat alis dan tatanan rambutnya dibanding melihat wajahnya.

“Nama saya.. Wang Lingjiao. Saya adalah sekretaris Anda mulai hari ini.” Kata Wang Lingjiao memperkenalkan diri dengan sangat sopan.

“Sungguh?” Itu adalah pertanyaan yang keluar dari mulut Nie Mingjue karena terkejut. Wang Lingjiao mengiyakan pertanyaan itu.

Lan Xichen tidak memberi tanggapan apapun. Ia hanya kembali menyeruput teh yang digelasnya, padahal teh itu sudah habis. Merasa di cueki Wang Lingjiao mulai mendekati Lan Xichen duduk.

“Mulai sekarang jika ada keperluan, Presdir Lan bisa menyuruh saya. Apakah ada yang bisa saya bantu.” Wang Lingjiao berkata dengan nada yang di buat manja.

Seketika sekujur tubuh Lan Xichen meremang, dia merinding hebat mendengarnya. Lebih parah dibanding dia melihat penampakan hantu langsung dihadapannya.

TRUE LOVE 💕 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang