39

11.2K 1.2K 498
                                    

“Paman!” Lan Wangji memukul-mukul punggung Lan Qiren lembut.

“Paman baik-baik saja.” Lan Qiren menepuk tangan Lan Xichen dan Lan Wangji bergantian untuk menenangkan mereka lalu mengambil gelas air putihnya. Jiang Cheng yang panik melihat Lan Qiren mengambil gelasnya langsung merebut gelas itu dari Lan Qiren dan menenggak habis isinya. Lan Qiren di buat melongo dengan aksi Jiang Cheng.

“Pak tu- maksud ku paman, kami bisa jelaskan ini.” Jelas Jiang Cheng menaruh kembali gelas milik Lan Qiren di atas meja. Takut di guyur A-Cheng tuh, ga ada maksud lain ko paman.

“Kami berdua mengandung cucu mu.” Celetuk Wei Wuxian lagi.

“Diamlah brengsek! Kau membuat mereka semua kena serangan jantung.” Keluh Jiang Cheng yang tanpa sadar membuat napas Lan Qiren sudah putus-putus. Bagaimana tidak putus-putus. Mereka berdua datang dengan keadaan perut membuncit hasil sumpalan kain-kain yang entah bekas apa dari Wei Wuxian. Rambut di gerai, menggunakan celana pendek dan dengan konyolnya mengatakan mengandung cucunya.

“Tapi A-Cheng-“ Wei Wuxian.

“Duduklah.” Suruh Lan Qiren mencoba mengendalikan pernapasannya.

“Paman kami meng-“ Wei Wuxian lagi.

“Kau diam saja.” Lan Qiren memotong kalimat mematikan Wei Wuxian yang hampir membuat jantungnya berhenti total.

“Kemarilah.” Lan Xichen merangkul Jiang Cheng untuk duduk.

“Lan Zhan..” Wei Wuxian ngambek karena tidak di tanggapi oleh Lan Qiren. Ia memasang wajah cemberutnya sambil menggembungkan pipinya kesal. Lan Wangji yang wajahnya nyaris sama dengan warna kertas HVS membantu Wei Wuxian duduk yang agak sulit karena ulah perut buncitnya.

“Bagaimana kabar mu Jiang Wanyin?” Tanya Lan Qiren yang sudah bisa mengendalikan pernapasannya dan memulai membuka pembicaraan.

“Lebih baik.” Jawab Jiang Cheng setenang mungkin, walaupun sedikit terganggu dengan perut buncitnya yang sedang di elus-elus oleh Lan Xichen.

“Paman tidak bertanya pada ku, aku mengandung cucu-“  Masih Wei Wuxian.

“Kau diam sebentar.” Omongan Wei Wuxian yang langsung di potong lagi dan lagi oleh Lan Qiren.

“Bagaimana kabar mu hahhh Wei Wuxian?” Tanya Lan Qiren mencoba setenang dan sebisa mungkin.

“Tentu saja baik, aku dan cucu-“

“Wei Ying.” Panggil Lan Wangji sambil menggenggam tangan Wei Wuxian.

“Bisakah kalian menghentikan ini semua, kenapa kalian berpenampilan seperti ini?” Tanya Lan Qiren frustasi melihat kelakukan calon menantunya.

“Huaaa paman tau kalo ini perut bohongan?” Tanya Wei Wuxian antusias sekaligus takjub.

“Tentu saja dia tau sialan, perutnya bahkan tidak rata. Ini lihat, kau pikir aku punya tumor disini.” Celetuk Jiang Cheng sambil berdiri menunjukan bagian perutnya yang tidak rata akibat sumpalan kain disana-sini.

“Kau saja yang tidak tau seni. Itu bentuk abstrak kau tau.” Wei Wuxian ikut bangkit dari tempat duduknya sambil memamerkan perut buncitnya.

“Memangnya siapa yang membuat perut kalian buncit?” Tanya Lan Qiren. Maksudnya adalah menanyakan ide siapa ini.

“Lan Zhan/Huan” Jawab Jiang Cheng dan Wei Wuxian berbarengan. Lan Qiren langsung menatap Lan Xichen dan Lan Wangji yang sudah menyeruput tehnya. Sesak rasanya dada Qiren.

“Mari kita bicarakan ini setelah makan.” Lan Qiren melambaikan tangannya untuk memanggil para pelayan masuk. Tidak butuh waktu lama, pintu ruangan itu terbuka dan masuklah beberapa pelayan dengan troli penuh makanan. Jiang Cheng dan Wei Wuxian yang melihatnya menatap penuh antusias makanan itu.

TRUE LOVE 💕 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang