Part 20

5.2K 187 3
                                    

Dengan segera ali mengikuti langkah prilly dari belakang, sesampainya mereka di ruang tamu. Mereka pun duduk, ali mengikuti prilly dengan duduk di sofa yang juga di duduki prilly.

Ali POV

cukup lama kami saling diam dan akhirnya ku beranikan membuka suara "masih marah ya yank?" Tanya ku, ku lihat prilly hanya menoleh ke arahku sekilas lalu kembali mengarahkan pandangan nya kedepan. Ku raih tangan nya dan mulai menggenggam, kucium punggung tangan nya lembut dengan waktu yang lama, aku menikmati harum sabun di tangan nya, aku tidak tahan melihat prilly seperti ini diam dalam marahnya,aku fikir lebih baik ku lihat prilly mengomel sepanjang hari dari pada harus melihatnya diam seperti ini tanpa kata sedikitpun. Aku masih terus menciumi punggung tangan nya berharap dia akan segera luluh dan mau berbicara padaku. Dan benar saja akhirnya prilly berbicara walau dengan nada ketus setidaknya dia mau berbicara sekarang padaku.

"Lo ngapain sih kesini, tadi kan gue udah bilang lagi malas ketemu lo?" Ucap prilly ketus

"Eh.. eh..kok lo gue sih?" Tanyaku

"Bodo?"

"Iya sayang aku minta maaf ya sama kamu?" Ucapku "kamu jangan diem aja gini dong?" aku tersenyum ke arahnya, prilly membetulkan posisi duduknya saat ini yang lurus kedepan menjadi lurus ke arahku.

"Kalo aku maafin kamu, apa kamu ijinin aku ikut camping sama temen-temen?" Tanya prilly antusias, dan sudah ku duga dia pasti akan tetap membahas hal ini, aku tetap tidak bisa mengizinkan nya pergi camping karna aku fikir acara seperti itu justru akan membahayakan nya, dan justru akan semakin membuatku tidak tenang,karna banyaknya teman laki-lakinya yang dengan mudah menggodanya termasuk zio,laki-laki itu tidak pernah menyerah untuk mendekati prilly walaupun sudah ku ancam berkali-kali namun sepertinya dia tidak takut akan ancamanku. Entah kenapa sekarang ini aku menjadi sangat possesive dalam menjaga prilly,aku hanya tidak ingin prilly dimiliki orang lain,aku terlalu takut kehilangan nya.

"Li?" Panggil prilly, aku tersadar akan lamunan ku,dan tersenyum ke arahnya mengusap lembut kepalanya dan menarik tubuhnya ke pelukan ku. "Memangnya wajib ikut ya sayang?" Tanyaku, "ya gak wajib tapi semua nya ikut Li?" Ku dengar suaranya sudah melembut,

"Kalo aku gak izinin kamu pergi, apa kamu tetap mau pergi?" Tanyaku memastikan. Ku dengar dia menghela nafas "kalo kamu gak izinin,ya mana mungkin aku bisa pergi?" Ucapnya ketus

"Yaudah kalo gitu aku gak izinin kamu?" Ucapku, prilly pun melepaskan pelukan nya dan menatapku tajam, "kamu kenapa sih Li gak ngertiin aku banget?" Teriaknya

"bukan gitu sayang tapi ini demi kebaikan kamu juga?" Jawabku menenangkan nya.

"Kebaikan macam apa ini?" Ungkapnya, ku lihat air mata telah mengalir dari kedua sudut matanya. Perlahan ku hapus air matanya dan ku usap kedua pipinya lembut, kudekatkan bibirku di matanya dan ku kecup lembut kedua matanya yang kini tertutup. Ku dekatkan wajahku padanya dan sekarang hidung kami telah bersentuhan,matanya masih tertutup ku pandangi wajah nya "aku ngelarang kamu karna aku sayang kamu dan gak mau kehilangan kamu?"ucapku dan berhasil membuat prilly membuka matanya, ku lihat pandangan nya sayu menatap ku "kamu gak akan kehilanganku cuma karna aku ikut camping Li?" Ucapnya yang terdengar sangat marah pada nada bicaranya. Ku lepaskan tanganku dari wajahnya, "udah malam sebaiknya kamu tidur sana?" Ucapku lalu mencium keningnya tapi tampaknya prilly sangat kecewa padaku dia berlalu masuk kedalam tanpa memperdulikan ku, ku putuskan untuk segera pulang. Setelah berpamitan dengan kedua orangtua prilly, aku pun berjalan keluar memasuki mobilku,menyalakan nya lalu bergerak menjauh dari rumah prilly.

'Apa aku keterlaluan ya pada prilly' fikirku frustasi memikirkan sifat prilly yang kadang masih kekanakan.


########
Vommentnya jangan lupa readers sayang... dan masih terus gue promoin nih cerita kedua gue yang judulnya 'Terhalang Restu'.. dibaca yaaa readers sayang *muahhhh

Tragedi sebuah cerita cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang