Part 28 (Belum Sepenuhnya Terlupakan)

6.9K 195 16
                                    

Pagi  ini prilly berencana mengunjungi makam ipan, tanpa ditemani ali. Prilly merasa saat ini dia butuh sendiri untuk mengunjungi makam ipan, tanpa sepengetahuan ali. Prilly keluar dari  kamar nya dengan langkah gontai dan wajah yg terlihat murung, ketika melewati ruang makan yg terdapat mamahnya yg sedang duduk di meja makan, tanpa mengucapkan sepatah katapun prilly terus berjalan medekati pintu rumah. Tante uly yg melihat anaknya tampak aneh menjadi bingung. "Prilly kamu mau kemana?" Tanya tante uly, prilly yg merasa namanya di panggil pun menoleh, "prilly mau keluar dulu mah sebentar?" Ucap prilly pelan

"Sama ali?" Tanya tante uly

"Sendirian mah, nanti kalo ali nanyain bilang aja prilly lagi keluar sebentar dan gak usah di tungguin?" Ucap prilly kembali mengarahkan pandangan nya kedepan.

Tante uly yg melihat tingkah anaknya yg sedikit aneh menjadi bingung "loh kenapa sayang? Kamu ada masalah sama ali?" Tanya tante uly yg tak mengerti akan sikap prilly.

"Gak kok mah, udah ya prilly pergi dulu mah, assalamualaikum?" Ucap prilly yg segera melengos pergi meninggalkan mamahnya yg masih dengan tatapan bingung.

********

Suasana hamparan yg dipenuhi dengan rumput hijau dan gundukan tanah yg tertata rapih, angin pagi yg cukup sejuk menambah hawa dingin ditempat itu. Disini ditempat prilly menginjakan kaki nya melangkah perlahan, dengan pandangan kosong terus menyusuri gundukan tanah itu dengan tangan kiri yg memegang sebuah keranjang bunga, angin yg terus menerpa rambutnya dan suasana yg cukup sepi tidak menyurutkan niatnya untuk tetap melangkah kan kaki nya. Tidak lama prilly telah sampai disebuah gundukan makam dengan sebuah batu nisan yg bertuliskan nama seseorang yg sampai detik ini belum sepenuhnya dia lupakan.

"Hai.. kamu apakabar?" Ucap prilly lirih.

"Aku kangen kamu?" Sambung prilly lagi, prilly mulai merasakan sesak didadanya tapi kemudian dia kembali tersenyum tipis.

"Kamu tau gak 2 minggu lagi aku bakal nikah?" Prilly mengatur sedikit nafasnya sebelum melanjutkan ucapan nya "kamu tau laki-laki yg bakal nikahin aku siapa?" Prilly kembali mengukir senyum tipis "Dia Ali, sahabat kamu? Semoga kamu juga senang ya ngeliat aku sama ali bakal nikah?" Ucap prilly pelan, air mata mulai menggenang di pelupuk matanya tanpa bisa ditahan nya lagi prilly pun meneteskan air matanya, dia menangis dalam diam, mungkin dengan menangis bisa sedikit melegakan hatinya.

"Kamu tau pan... Ricky datang lagi? Aku takut dia akan ngancurin semuanya?" Ucap prilly terisak "dan bahkan semenjak  kedatangan ricky aku sama ali jadi sering ribut, ali juga sempat nuduh aku selingkuh sama ricky?" Ucap prilly sedih

"Aku sedih ternyata ali belum sepenuhnya percaya sama aku, padahal aku sendiri udah sepenuhnya percaya sama dia. Dan  dua minggu lagi kita akan nikah tapi ngelihat sikap ali kemarin aku jadi gak yakin buat lanjutin ini semua?" Ucap prilly menghela nafas panjang yg terasa begitu sesak di dadanya saat ini, prilly kembali menangis mengingat kejadian kemarin, ali menuduhnya selingkuh bahkan sampai meneriaknya didepan orang-orang yg berada ditaman saat itu. entahlah kenapa sekarang ini perasaan nya menjadi lebih sensitif terhadap ali, prilly tidak mengerti. Prilly menaburkan bunga yg di bawanya tadi ke makam ipan, perasaan sedikit lega setelah mengungkapkan semuanya pada ipan. Matahari semakin terik menyengat kulit prilly membuat prilly semakin tak nyaman berada terlalu lama disana.

"Pan aku pulang dulu yah, mungkin besok aku akan kesini lagi?" Ucap prilly mengusap nisan ipan seraya berdiri, sebelum beranjak prilly menatap makam ipan sejenak seraya mengulas senyum seakan ipan sedang tersenyum juga ke arahnya.

Kemudian prilly segera beranjak pergi meninggalkan pemakaman tersebut dengan sedikit rasa lega di hatinya.

******

Di ruang keluarga terlihat seseorang tengah duduk menonton tv tapi sepertinya pandangan nya tidak mengarah ke acara tv yg sedang di tayangkan, terlihat dari kegelisahan nya dengan terus mengganti chanel nya namun tidak ada satupun acara yg menarik perhatian nya saat ini, fikiran nya kosong menerawang entah apa yg tengah di fikir kan nya, sesekali dia melirik jam di atas tv dengan perasaan gelisah, kemudian sekilas melihat handphone nya tidak ada satupun sms atau chat yg di balas, nomor pun masih tidak dapat dihubungi. Ya ali kini tengah gelisah menunggu kepulangan prilly yg entah kemana, tanpa memberitahunya bahkan sudah hampir 4 jam ali menunggu prilly dirumah prilly ini. Sejak kedatangan nya tadi pagi yg hanya di sambut tante uly dengan berbagai macam pertanyaan yg tidak di mengerti nya, ali merasakan kegelisahan yg amat sangat besar memikirkan prilly nya saat ini tengah berada dimana sampai prilly minta untuk tidak menunggu nya.

Ali menolehkan kepalanya saat mendengar suara pintu di buka dan suara langkah kaki berjalan ke arahnya, saat itu pandangan mereka bertemu dengan tatapan mata ali yg menyiratkan kegelisahan dan mata prilly yg menyiratkan kesedihan. Prilly nampak kacau dengan penampilan nya mata nya sembab, rambut yg di kucirnya asal  dan flatshoes yg dipenuhi dengan tanah merah, ali mencoba bangkit dari duduknya untuk menghampiri prilly. "Kamu dari mana sih prill? Di telpon gak aktif, di sms, di chat gak ada yg di balas? Mamah juga gak tau kamu kemana? Bikin khawatir aja?" Ucap ali panjang lebar tanpa jeda, prilly hanya memandang ali malas.

"Aku kan udah bilang jangan nungguin aku?" Ucap prilly acuh dan segera beranjak pergi namun tangan nya segera di tarik  ali. Ali menatap tajam kearah prilly menatap tak mengerti, bertubi-tubi pertanyaan yg di lontarkan nya hanya dianggap acuh oleh prilly bahkan tidak ada yg dijawabnya. "Kamu dari mana?" Tanya ali berusaha menahan emosinya yg sepertinya ingin meledak saat itu juga.

"Aku capek.. mau tidur jadi sekarang mendingan kamu pulang aja?" Ucap prilly melepaskan tangan ali yg mencekram tangan nya kemudian beranjak tanpa mendengarkan teriakan ali, ali yg sudah tampak marah akan sikap prilly sudah tidak dapat menahan emosinya yg sudah di ubun-ubun. "Kamu kenapa sih prill?" Ucap ali setelah mengikuti prilly keatas menuju kamarnya. Prilly hanya diam dan terus melangkah, ketika tangan nya hendak menggapai handle pintu kamarnya tangan ali lebih dulu menahan nya. "Jawab! Jangan diem aja?" Bentak ali marah, prilly yg merasa dibentak langsung mengalihkan pandangan nya ke arah ali dan menatap ali tajam, mata nya sudah mulai memanas, lidahnya seakan kelu. "Aku gak yakin kita bisa lanjutin pernikahan ini?" Ucap prilly tegas meski suaranya terdengar sedikit bergetar namun prilly berusaha tetap setenang mungkin mengucapkan nya, dilihatnya ali mengendurkan penggangan nya pada handle pintu tersebut, menatap prilly nanar tidak percaya akan ucapan prilly barusan, dadanya terasa sesak hatinya seperti tersayat oleh belasan pisau. "Ma-maksut kamu apa?" Ucap ali tak percaya. Bukan nya menjawab prilly langsung masuk ke kamarnya dan menguncinya dari dalam, membiarkan ali berdiri yg tampak shock mendengar perkataan nya tadi.

Tamat!

Tragedi sebuah cerita cintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang