4. Orang asing

58 31 12
                                    

Tak semua orang dapat dianggap teman. Karena teman tidak memiliki definisi yang sesederhana itu ~Ayla


Satu hari Ayla bolos, cukup. Cukup sekali saja baginya. Walaupun kemarin dirinya terpaksa bolos sekolah karena terlambat, namun dirinya tahu pasti akan menjadi bahan pembicaraan dengan judul "Bad girl"

Bagaimana tidak? Baru saja beberapa hari masuk sekolah. Eh udah bolos saja. Tapi yasudah lah, toh omongan orang juga nggak akan berpengaruh pada diri Ayla.

Ayla memang bukan orang yang sempurna, namun yang pasti ada kelebihan dalam dirinya. Mau tahu apa? Dia mampu mengacuhkan omongan orang selagi itu tak bermanfaat baginya. So? Ayla tidak mudah sakit hati dengan perkataan orang lain.

***

Mentari telah kembali. Jam di nakas Ayla sudah menunjukkan pukul 04.30, Ayla bangun dari tidurnya dan segera menunaikan kewajibannya, sholat Subuh.

Ayla bukan anak orang kaya yang bisa bangun siang, dia bukan anak manja yang bisa memiliki segala keinginannya, tapi Ayla adalah sosok gadis mandiri yang melakukan semuanya dengan sendiri, termasuk saat ini.

Ia sedang memasak didapur untuk sarapannya sendiri dan untuk bekalnya disekolah, Ayla memang jarang sekali jajan dikantin seperti kebanyakan anak SMA seumurannya, jalankan jajan dikantin, bisa sekolah saja sudah cukup buat dirinya.

Selesai memasak, dikuncilah pintu rumahnya. Langkah- demi langkah ia lalui demi menuju sekolahnya itu. Uang jerih payah bulanannya sudah dibilang sangat menipis jika digunakan untuk membayar kendaraan umum, maka dari itu dirinya jalan kaki.

***

Sepi. Ayla adalah orang pertama yang masuk kelasnya, mengingat ini masih sangat pagi, jarum jam menunjukkan pukul 06.20 WIB.

"Eh, udah ada yang dateng, gue kira gue yang pertama," ucap Kevin berada diambang pintu.

Ayla hanya melirik lalu kembali ke aktivitas awalnya, membaca buku dengan judul 'Sukses olimpiade SMA' nya itu.

"Ck. Jutek amat sih" Kevin yang merasa dikacangin hanya mengedikkan bahu lalu duduk dibangkunya, bangku disebelah Ayla.

"Oiya, ajarin gue ini dong,pr minggu lalu" sahut Kevin sambil mengeluarkan buku fisikanya.

"Berangkat pagi cuma cari contekan?" jawab Ayla pada akhirnya.

"Hehe..iya sih, gimana lo tau gak?"

Ayla menatap santai buku tersebut, haha soal yang begitu mudah baginya, begini saja tak bisa?- batinnya.

"W = m.g, dengan m = massa, dan g = gravitasi. Soal yang begitu mudah" jawab Ayla santai.

Kevin yang merasa diremehkan hanya menggeleng takjub atas kepintaran teman sebangkunya itu, baru saja menoleh 2 detik, eh sudah tahu rumusnya saja, good girl.

"Pinter banget elah, nih lo salin soalnya sekalian. Soalnya guru fisika tuh galak banget kalo liat muridnya nggak ngerjain tugas. oh iya sekalian gue nyontek jawaban lo ya, hehe" Kevin berbicara bak tanpa dosa.

"Ngaku brandal tapi nyontek?"  batin Ayla dalam hatinya.

***

Dilain tempat.

Davin sedang sibuk mencari buku- buku di rumahnya yang lama untuk dipinjamkan pada seseorang nanti, pasalnya saking banyaknya buku yang dimilikinya dia sampai lupa letak buku itu.

"Nah ini dia!" pekiknya karena sudah menemukan buku itu.

Setelah berpamitan kepada sang ibunda tercinta, Davin segera mengambil kunci motornya dan bergegas ke sekolah yang berjarak tak terlalu jauh itu

Sesampainya di sekolah, Davin langsung menuju sebuah kelas untuk memberikan buku itu pada seseorang.

***

"Ceklek" Ayla menoleh ketika pintu kelasnya dibuka. Davin. Ya pasalnya seseorang yang akan diberi buku Davin adalah Ayla.

Beberapa siswi yang sudah datang tak bisa menyembunyikan kekagumannya pada ketosnya itu, Wajah Davin yang bisa dibilang perfect itu dapat membuat tiap cewek melting dibuatnya.

Davin melangkah menuju bangku Ayla, lalu diberikannya buku- buku itu padanya

"Mengingat prestasi akademik lo di sekolah lama lo, atas keputusan sekolah, lo sama gue akan mengikuti olimpiade bulan depan, jatah lo fisika, gue kimia. Untuk pembahasan lebihnya lo bisa temui gue pulang sekolah di parkiran" Jelas Davin panjang lebar dengan satu napas

"Tap-"

"Pulang sekolah, di parkiran, sorry gue buru- buru" Davin pergi begitu saja, padahal baru saja Ayla mau berkomentar, tapi sudah dipotong saja kalimatnya itu.

"Tumben pak ketos nggak pake bahasa baku, perlu masuk on the spot nih" sahut Kevin terkekeh

Ayla yang mendengar itu hanya diam, menunggu kalimat selanjutnya.

"Gue kasih tau ya, biasanya si Davin kalo ngomong pake bahasa baku alias saya-kamu,"

"Nggak juga, soalnya sejak pertama kali gue ketemu dengannya, dia gak pake bahasa baku kok," jawab Ayla tanpa sadar, Kevin yang mendengarnya hanya bisa terkekeh

"Bisa ngomong panjang juga lo ternyata"

Sedetik kemudian Ayla hanya bisa memutar bola malas. Memang dirinya baru kenal Kevin dua hari ini, tapi entah kenapa dirinya tidak merasa canggung bila bicara dengannya.

"Pulang sekolah gue anter ya?" tawar Kevin

"Lo nggak denger Davin tadi?" jawab Ayla

"Ya gue tunggu sampai kalian selesai, gimana? Lo mau kan?"

"Gue nggak mau pulang sama orang asing" jawab Ayla lagi sambil menutup bukunya dibarengi dengan bel masuk yang berbunyi

dua kata terakhir Ayla yang mampu membuat Kevin terheran. Orang asing? Apa Ayla tak menganggapnya seorang teman?

"Orang asing yang sedang bermetamorfosis menjadi orang penting dalam hidup lo" batin kevin.

***

Love u ❤
Sorry short part, hehe...
Soalnya Author ngantuk. Rabu, 29 Jan 23.59

Diary Si KumbangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang