"Hey pelangi, apa cahayaku masih terlihat begitu terang?" Tanya Sang Mentari.
"Tetu saja, kau adalah yang paling terang di jagat ini. Kau memberi kami semua kehidupan. Tanpamu, aku bahkan tak akan bisa muncul. Meski hanya sementara, aku bisa ada karnamu," ujar pelangi.
"Tidak pelangi, bukan itu. Meski di siang hari aku yang paling terang, saat malam tiba, bulan lah yang dinantikan manusia. Dia indah, karna bersinar di gelapnya malam," Sang mentari tertunduk murung.
"Kau iri pada Rembulan?" Tanya pelangi.
"Tentu, ia sangat indah dan anggun. Ia sering terlihat sendirian, tanpa satu bintang pun yang ada di dekatnya. Namun terkadang, senyumnya yang indah membuat bintang-bintang tertarik dan menemaninya hingga aku datang di pagi hari," ujar Sang Mentari.
"Kegelapan malam membuat cahayanya yang tidak seberapa itu terlihat begitu terang. Ia seolah menyimpan ribuan misteri yang bahkan akupun tak tahu apa itu, aku iri karna aku tidak bisa sepertinya," lanjutnya.
"Sebegitu besarnya rasa irimu pada Rembulan? Kau harusnya bersyukur, bahkan Rembulan tak bisa bersinar tanpa cahayamu," pelangi tak habis pikir dengan sikap Sang Mentari.
"Kenapa kamu membela Rembulan?" Tanya Sang Mentari.
"Aku tidak membelanya, itu kenyataan yang harusnya kau syukuri," jelas pelangi.
"Apa yang harus aku syukuri? Bahkan manusia sangat sulit melihatku atau bahkan mengabadikanku. Mereka selalu memalingkan wajah dariku. Sedangkan Bulan? Dia menjadi objek paling cantik saat dilihat, begitu mudah diabadikan, dan manusia senang menatapnya," keluh Sang Mentari.
"Hey, kau tidak pernah membuka telingamu, seberapa banyak manusia memujimu, dan mengagungkanmu. Yang kau pikirkan hanya rasa irimu saja," ujar pelangi.
"Kau benar. Memang lebih nyaman berada didekat Rembulan daripada berada di dekatmu. Sifatmu itu membuatku tidak nyaman berada di dekatmu. Aku bahkan bisa mengelilingi Rembulan semalam penuh, namun tidak denganmu. Selamat tinggal Mentari, mungkin aku akan mampir ketika hujan selesai mendinginkan isi kepalamu yang selalu panas. Namun aku tidak akan lama, aku akan lebih nyaman bersinar di kegelapan malam, berbagi cahaya dengan Rembulan, meski hanya sedikit, namun kita akan selalu mensyukuri yang kita miliki," lanjut pelangi.
Kemudia pelangi menghilang, meninggalkan Sang Mentari yang selalu sendirian menyinari jagat.
Lain hal dengan Rembulan yang memiliki banyak teman.
"Hey lihat, bulan tersenyum cantik malam ini. Dengan Pelangi yang mengitarinya, juga Bintang yang berhamburan disekitarnya," puji seorang manusia.
Tamat.
![](https://img.wattpad.com/cover/155563754-288-k107152.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Isi Hati
RandomSekumpulan kata-kata atau cerita random yang ada dikepalaku. Ingat ya, ini cerita random, mungkin kalian akan menemukan cerita horor, romance, bahkan kalimat yang puitis-puitis, dinikmati saja. Sedikit absurd, jelas. Tapi nggak ada salahnya di baca...