Pergi,selamanya

358 20 10
                                    


Pada akhirnya, semua yang tercipta akan kembali lagi pada sang pencipta.
Mau tidak mau, suka tidak suka.
Semua sudah terencana, jauh sebelum dunia tercipta.

Bahkan,rasa sedih ku kali ini karna kehilangan sosok laki-laki luar biasa dalam hidup ku.
Itu pun sudah tercatat dengan rapi disisi nya.

29 september 2018
Hari dimana kabar buruk yang tak pernah aku ingin kan kehadiran nya ternyata menghampiri ku.

Selama beberapa hari sebelum mendengar kabar bahwa ayah sudah tiada,aku memang memiliki firasat yang membuat diriku sendiri cemas.

Doa dan doa yang selalu aku panjatkan agar Allah menjaga keluarga ku yang berada jauh dari ku.

Tapi lagi-lagi rasa cemas itu selalu muncul.
Dan akhirnya semua terjawab, terjawab dengan jawaban yg tak pernah ingin ku dengar.

''Pulang nak,ayah sudah pulang''

Bernarkah itu nyata?atau hanya halusinasi ku saja?

Bukan!

Ini bukan halusinasi, tapi ini rasa ketidak terimaan diri ku atas kepergian ayah yg begitu cepat.

Fikiran ku kacau,tak karuan.
Air mata seolah tak bisa dihentikan, walau kawan satu asrama mulai menenangkan aku dan meyakinkan aku
'Bahwa Allah lebih sayang ayah'.

Tapi kala itu aku blm bisa menerima semua nya,belum bisa menerima perpisahan yang sangat membuat hati terluka.

Ya allah,
Bukan kah ayah ingin melihat ku menyelesaikan hafalan 30 juz?

Bukan kah ayah ingin melihat ku bisa menggapai apa yang selama ini aku cita-cita kan?

Bukan kah ayah akan menemani ku sampai aku menemukan pengganti ayah?

Kenapa begitu cepat?

Apa sebenernya yang kau rencanakan ya Rabb?
Kau patahkan semangat ku, cita-cita ku, hati ku.

Kau membuat diri ini ragu bahwa Engkau Maha Penyayang, bahwa Engkau Maha Bijaksana.

Dimana kebijaksaan Mu?!

Kau mengambil sosok yang begitu berharga dalam hidup ku, sosok yang begitu aku sayangi.

Apa aku harus menyalahkan Mu?
Apa aku harus membenci keadaan ini?

Jujur aku terluka,kecewa dan merasa hancur karna kehilangan ini.

Semua begitu cepat dan waktu tak bisa di putar balik kan.
Ya Rabb...
'Aku pasrah.'

.
.

Semua menghitam, suasana terasa tenang,
Tak ada kegaduhan.

Hanya ada sosok laki-laki berdiri di sudut ruangan yang dipenuhi warna putih bersih.

Aku mengenali sosok laki-laki itu, dia ayah ku.

Dengan gagah nya beliau berdiri menggenakan kemeja navy dengan garis putih abu kesayangan nya.

Tapi tidak seperti biasanya.
Beliau hanya berdiri diam.

Namun, senyum masih terpancar dari raut wajah nya.

Satu patah kata pun belum ku dengar.

Aku mencoba menghampiri tapi semua tidak membuat beliau mengeluarkan kata-kata atau kalimat apapun.

'Ayah,kok diem sih?'

Tak ada jawaban dari pertanyaan yg aku berikan.

Melainkan pelukan hangat yg selalu beliau berikan pada kami.

Syariat CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang