#3 - The Truth

2.1K 218 9
                                    

Kurang lebih, lima tahun yang lalu

Seoyun berjuang melahirkan putra bungsunya. Tapi sayang, putra bungsunya yang tidak menangis setelah dilahirkan ke dunia harus mendapat penanganan medis yang begitu dini untuk dia dapatkan. Seoyun tidak bisa berfikir jernih. Meski separuh tubuhnya sudah dibius karena dia harua menjalani operasi caesar tapi hati dan fikirannya masih bisa merasakan kesedihan akan ancaman bahwa si bungsu tidak akan tertolong lagi.

"Selamatkan putraku, aku mohon selamatkan dia.." lirihan ini sudah dia utarakan untuk kesekian kalinya.

Putra bungsunya itu berkali-kali harus di suction, dipijat jantungnya, disuction lagi, diberikan bantuan nafas.

Suaminya atau ayah dari Jungkook kecil kemudian datang dengan tergesa-gesa karena dia juga meninggalkan tugasnya sebagai seorang dokter.

"Apa yang terjadi pada bungsuku?" tanyanya dengan nada khawatir dan mendesak.

"Bayi kedua anda tidak menangis dan saat ini sedang dalam penanganan untuk resusitasi jantung" kata salah satu dokter spesialis anak yang kini tengah memberikan bantuan nafas untuk bayi keduanya.

Jaehan kemudian menghampiri Seoyun yang masih menangis histeris dan sesekali berteriak 'selamatkan putraku' dengan isakannya yang terdengar menyesakkan.

"Tenang ya, putra kita akan baik-baik saja. Aku berjanji padamu"

Setelah tiga puluh menit mendapatkan pertolongan tangisan Jungkook kecil mulai terdengar meskipun lemah dan tidak terlalu keras. Tapi itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Jaehan dan Seoyun merasakan kebahagiaan tiada tara.

Jungkook kecil segera diberikan penanganan selanjutnya, begitu juga Seoyun yang masih harus menyelesaikan proses jahit pada luka post op caesarnya.

"Dia selamat, Seoyun. Putra kita baik-baik saja" begitu kata Jaehan pada istrinya yang masih menangis.

Setelah istrinya selesai mendapatkan perawatan dan bayi bungsunya yang telah masuk dalam inkubator, Jaehan mulai berfikir keras. Bungsunya sedang berjuang karena kelainan jantung yang ia alami. Itulah sebab bayi mungilnya tidak bisa menangis begitu lahir ke dunia.

"Ayah.."

Panggilan lirih dari sulungnya itu mengalihkan fokusnya. Jaehan menyamakan tinggi tubuhnya pada Yoongi yang baru berusia enam tahun itu. Kedua mata Yoongi yang kecil terlihat sembab dengan jejak air mata yang masih terlihat disekitarnya.

"Adek tidak apa-apa, kan? Ibu tidak berhenti menangis tadi. Aku takut, ayah"

Jaehan kemudian memeluk Yoongi dan menenangkan putra bungsunya itu semampu ia.

"Adek akan baik-baik saja. Ayah berjanji"

Setahu Yoongi, sampai sekarang ayahnya adalah sosok yang selalu menepato janji dan tidak akan mengingkari setiap perkataannya.

Jaehan kemudian menemui dokter spesialis jantung yang juga menjadi rekan kerjanya selama ini. Dia menanyakan apakah ada donor jantung untuk bayinya. Tapi jawaban yang dia dapatkan justru mematahkan hati.

"Bayi bungsumu akan berada dalam daftar ke sepuluh. Aku akan segera mencari donor untuknya"

"APA AKU BISA MENUNGGU! PUTRAKU SEKARAT!!"

Jaehan merebut list atau daftar nama bayi yang akan menerima donor jantung tersebut. Kedua netranya menyipit saat menbaca nama sang ayah dari salah satu bayi yaitu 'bayi Kyunsuk' yang ada dalam baris pertama dalam daftar tersebut.

My Shadow || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang