#10 - The Real Time

1.8K 206 19
                                    

Kak, aku percepat alurnya, ya. 🙏

***

My Shadow

Sikecil Jungkook sudah berbulan-bulan ini berlatih piano

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sikecil Jungkook sudah berbulan-bulan ini berlatih piano. Semua waktu ia jalani dengan sangat berat dan perjuangan yang begitu melelahkan. Tidak hanya berlatih dengan Paman Kyunsuk, ia juga berlatih dengan kakaknya.

Jungkook kecil berlatih keras, ia belajar dari nada dasar sampai membuat symphony yang menghanyutkan hati semua orang.

Lalu kini, hasil kerja kerasnya berhasil. Tepat pada hari ini, sembilan maret dihari kelahiran kakaknya, Jungkook akan menjadi bintang tamu untuk mewakili sekolah. Memang bukan acara yang besar tapi tamu undangannya cukup terkenal.

Yang diundang adalah orang-orang yang berhubungan dengan dunia pendidikan di Korea. Hari ini, Jungkook akan membuktikan bahwa anak dengan kekurangan sepertinya mampu membuat semua orang bahagia dengan symphony yang sudah ia ciptakan.

Aku tidak pernah mendengar suara sejak aku kecil, Kak. Tapi aku ingin semua orang disana mendengar laguku dan merasa bahagia setelahnya.

Jungkook tersenyum tipis saat mengingat semangat yang sudah ia tunjukan pada kakaknya kemarin malam. Selama ini, Paman Kyunsuk melatihnta dengan sangat baik dan Jungkook percaya bahwa ia akan bermain dengan baik hari ini.

Benar-benar baik.

Jungkook melawan setiap rasa lelah dan lapar untuk berlatih. Membiarkan Yoongi kalang kabut dan kebingungan untuk mencari cara agar dirinya makan atau tidur. Ia fokus pada permainan pianonya hari ini.

Di backstage Jungkook masih berdiri disana, dia menunggu giliran namanya dipanggil. Dia gugup tapi dia tidak akan membiarkan kegugupan itu menghancurkan setiap latihan dan juga kerja kerasnya selama ini.

Dia teramat senang saat ia bisa meneruskan kegemaran kakaknya. Dia bahkan amat semangat sampai melewatkan sarapan paginya hari ini.

Sayang sekali, kedua orang tuanya tidak bisa hadir karena urusan mereka. Berkali-kali ditekankan disini, sesayang apapun mereka pada Jungkook, mereka tetap menganggap Jungkook adalah nomer dua. Yoongi juga belum sempat menjelaskan siapa guru musik Jungkook. Orang tuanya sempat mengangkat panggilannya tapi mereka hanya mengatakan mereka sedang sibuk dan langsung menutup panggilannya.

Tapi hari ini, Jungkook bukan bermain untuk dilihat semua orang. Ia hanya ingin musiknya dikenang dan tersampaikan pada mereka, terlebih pada satu orang yang teramat ia sayangi, kakaknya.

"Aku ingin semua orang bahagia hari ini" ucapnya dalam hati.

Di deret kursi nomer lima tepatnya ditengah panggung, Yoongi menatap lurus piano yang ada dihadapan semua orang itu. Kesepuluh jemarinya ia remat kuat, Yoongi berkali-kali menghelakan nafasnya. Hatinya terlalu senang sampai kegugupan juga timbul disana. Dia juga khawatir kalau Jungkook tidak bermain dengan baik. Ia berdoa semoga hasil kerja keras Jungkook terbayarkan.

"Seorang anak yang luar biasa, yang berhasil membuat symphonynya sendiri. Mari kita sambut, Min Jungkook"

Suara tepuk tangan meriah datang dari berbagai sudut auditorium tersebut. Seokjin yang duduk disana menoleh pada Yoongi yang sedang menatap adiknya. Ia tengah berjalan dengan begitu tenang tapi Yoongi tau adiknya juga tengah gugup. Mungkin, hanya Yoongi saja yang menyadari betapa gemetarnya jemari kecil Jungkook saat ini.

Jungkook membungkuk hormat untuk setiap tamu yang datang. Alat bantu dengarnya terlihat walaupun sudah tertutup oleh rambutnya. Semuanya sedikit ragu, ada yang tercengang. Tapi saat ini Jungkook tidak menatap wajah semua orang. Ia hanya menatap satu wajah, yaitu kakaknya. Ia tersenyum tipis dengan kedua mata yang terlihat bersinar karena sorot lampu.

Yoongi juga ikut tersenyum, ia juga merasakan kedua matanya sempat mengembun untuk beberapa saat.

"Fighting adikku!"

Jungkook mengangguk kecil. Ia memposisikan diri didepan piano yang sudah sedari tadi menunggunya. Ia menarik nafas begitu dalam. Untuk ukuran anak kecil sepertinya, Jungkook sudah terlihat begitu profesional.

"Sepertinya, Jungkook lebih pantas menjadi pianis dari pada dirimu, Yoon" kata Seokjin dengan berbisik.

Yoongi hanya mengulum senyuman tipisnya. Hatinya masih penuh doa agar adiknya bisa melewati hari ini dengan baik.

Semuanya tercengang. Jungkook baru sampai diawal permainan tapi semua nadanya tersusun rapi seakan tidak ada satu saja yang terlewat.

Semua yang disana larut pada permainan piano Jungkook yang mengesankan. Semuanya bisa merasakan bahwa selama ini Jungkook selalu bersembunyi, ia selalu bertahan demi semua orang yang ia cintai.

Jungkook semakin dekat diakhir permainan. Ia membuat semua orang benar-benar terdiam karena mendengar musik yang tercipta dari kedua tangannya.

Jungkook sendiri merasa aneh. Dia sudah akan menyelesaikan permainan tapi rasanya ia ingin tetap bermain. Itulah yang menyebabkan permainan Jungkook dan suara yang ia hasilkan semakin lembut untuk didengar.

Tepat dibelakang Yoongi, ditengah kerumunan orang yang sedang menikmati pertunjukan yang ada didepannya, ia berdiri dan meraih benda yang sudah ia siapkan sejak tadi.

DOR!

DOR!

DOR!

"JUNGKOOK!!"

Semua orang berteriak termasuk Seokjin yang harus terkejut sampai harus berdiri secepat mungkin dari kursinya. Dan, disaat semua orang menjerit histeris hanya Yoongi saja yang mematung dan meremat ke sepuluh jemarinya dengan sangat kuat. Tiga tembakan itu langsung menumbangkan adiknya. Tubuh Jungkook bersimbah darah dan beberapa orang yang bertugas sebagai medis dalam acara itu berkerumun untuk menolong adiknya.

Kedua kakinya langsung tidak terasa. Kedua matanya sudah berair dan mengeluarkan tangisnya tapi Yoongi tidak terisak. Pandangan Yoongi mengosong begitu juga tubuhnya yang langsung lemas tidak bisa ia gerakan.

Suara tembakan itu berasal dari atas kepalany, tepat diatas kepalanya. Yoongi yang telah menemukan kekuatannya walau hanya sedikit itu memberanikan diri untuk menoleh kebelakang dan langsung kedua matanya menatap sorot tajam menusuk dari orang yang ia curigai selama ini.

"Adikmu seharusnya sudah mati dari dulu. Salahkan ayahmu yang sudah membuat semua ini terjadi!"

Sosok itu pergi dibawa oleh petugas keamanan dengan pasrahnya. Meski begitu rautnya mengatakan bahwa dia sudah sangat puas. Dia sudah mencapai tujuan hidupnya selama ini. Kyunsuk seakan tidak peduli kalau dia akan mati setelah ini. []

My Shadow || FinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang