Ink

1.2K 138 9
                                    

Ini adalah re-make fiksi buatanku sendiri dengan judul yang sama.








Yang Minhyung tahu adalah dia sangat mencintai Lee Donghyuck.

Mengenal Lee Donghyuck, ketika acara wisudanya. Lelaki manis itu berdiri sendirian, tidak ada bunga di pelukan, bahkan tidak ada yang menemaninya. Berbeda dengan dirinya, yang dikelilingi dengan hangat oleh ayah, ibu, dan kedua kakak perempuannya. Lelaki manis dengan kulit karamel juga rambut sewarna madu itu hanya tersenyum sekenanya ketika beberapa temannya memberikan selamat. Minhyung tidak pernah melihat si surai madu itu sebelumnya, ia baru melihatnya ketika Lee Donghyuck memberikan pidato kelulusan karena mendapat nilai terbaik.

Tiga buket bunga terlalu memenuhi kedua tangannya. Jadi Minhyung menghampiri lelaki yang sendirian itu, memberikannya salah satu buket paling cantik dari tangannya juga senyumannya yang paling manis.

"Tanganku terlalu penuh untuk memegang tiga bunga. Bisa kau membantuku?"

Sejak itu, Minhyung baru tahu. Kalau sebuah senyuman bisa membuatmu jatuh cinta.

Tidak ada yang mudah dengan hubungan mereka. Kaum gay masih menjadi kaum minoritas di tempat dimana mereka tinggal. Minhyung tumbuh besar di dalam keluarga yang hangat, pemeluk agama dan juga penganut hetero seksual. Menganggap gay adalah sebuah kesalahan, menganggap bahwa homoseksual adalah sebuah penyakit mental. Meskipun medis telah menghapus homoseksual sebagai sebuah gangguan kejiwaan. Minhyung berakhir dipukuli oleh ayahnya, tubuhnya penuh memar dan berdarah. Tatapan benci dan kecewa dilontarkan oleh ibu dan kedua kakak perempuannya. Dia sendirian, dia dibuang, tetapi dia terlalu jatuh untuk Donghyuck. Jadi dia memutuskan untuk membawa lelaki cantik itu bersamanya. Tinggal bersama di sebuah summer ville di pinggir pantai. Donghyuck bilang ia menyukai pantai, jadi Minhyung membelikannya sebuah rumah cantik di dekat pantai.

Ketika sore menjelang, keduanya selalu berbaring menikmati matahari terbenam juga hembusan angin sore. Seperti ini saja Minhyung sudah sangat merasa bahagia. Tidak ada yang lebih indah dari Lee Donghyuck yang dimandikan cahaya sore, kulitnya yang sewarna karamel seakan berkilauan di bawahnya. Bahkan langit sore yang kala itu indah merasa tidak percaya diri akan kecantikannya.

Lee Donghyuck diam-diam adalah seorang pelukis. Dia pandai menuangkan keindahan apa yang ia lihat di atas sebuah kanvas. Keindahan dan dirinya tidak pernah dapat dipisahkan, Lee Donghyuck adalah sebuah seni. Dia memiliki galeri kecil di kota tempat mereka tinggal. Banyak kolektor lukisan yang mengakui karyanya. Lee Donghyuck dengan segala keindahannya. Lukisannya mengenai pria yang berdiri di atas tebing sambil memandangi aurora adalah lukisannya tentang Minhyung. Terlalu banyak karyanya tentang Minhyung, semua orang tak tahu bahwa itu adalah lelakinya.

Ketika seorang kolektor perempuan menyapanya dan bertanya, "mengapa selalu seorang pria? Apakah dia adalah dirimu?"

Senyum indah Donghyuck selalu terbit jika tengah membahas lukisannya yang indah, gelengan kecil dari Donghyuck sebelum ia menjawab. "Dia adalah lelakiku."

Dan tidak tahu bagaimana mulanya, hubungan Donghyuck dengan lelakinya dapat diterima oleh masyarakat.

"Minhyungie, aku ingin buat tatto" rengeknya suatu hari. Salah satu kelemahan Minhyung adalah mata bulat kecoklatan milik Donghyuck, juga-- rengekannya. Bisa apa Minhyung? Jadi ketika dirinya tengah selesai dengan acara penandatanganan novel terbarunya, mereka segera pergi ke salon tatto terbaik.

"Apa yang ingin kau tulis?" Tanyanya ketika ia memperhatikan Donghyuck yang tengah mendapat tattonya. Dia tidak mengeluh, hanya tersenyum dan mengatakan bahwa itu tidak sakit.

MarkHyuck Mini StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang