(Terima kasih untuk tidak mengumpat atau mengutuk dalam kolom komentar ❤)
Lee Minhyung adalah seorang polisi di wilayah kecil di Sokcho. Menikahi Lee Donghyuck yang lebih muda sepuluh tahun dengannya. Pernikahan mereka bukan karena terpaksa, bukan juga karena perjodohan. Minhyung malam itu mendapat tugas berpatroli. Rumah kecil yang sering ia lewati di tepi pantai itu selalu menarik perhatiannya. Seringkali jika sore tiba, ia akan menemukan lelaki cantik duduk dengan kaki berayun di kursi taman di depan rumah tersebut. Minhyung diam-diam tersenyum. Kadang kala si lelaki kecil itu tengah memperhatikan bunga, atau kadang juga bernyanyi acak.
Lucu. Kata itu yang pertama kali Minhyung sematkan pada si lelaki kecil.
Tetapi, malam itu rumah itu nampak gelap. Lampu depan juga tidak menyala, begitupun lampu taman. Minhyung menghentikan mobilnya tepat di depan rumah. Memperhatikan sejenak, sebelum ia mendengar sayup-sayup suara tangis dari dalam rumah setelah ia mematikan mesin mobilnya. Buru-buru ia keluar dari mobil untuk mencoba masuk ke dalam rumah itu.
Gerbangnya tidak dikunci, untungnya. Minhyung berkali-kali menekan bel, tetapi pintu tak kunjung terbuka. Minhyung hendak mendobrak pintu, tetapi ternyata pintu depan juga tidak terkunci. Dia masuk, keadaan di dalam tak beda jauh dengan apa yang terlihat dari dalam. Gelap, hanya ada suara tangis. Minhyung menekan saklar lampu, beberapa lampu menyala menerangi beberapa ruangan. Tangisan itu semakin keras terdengar. Minhyung berlari kecil mendekati arah suara.
Disana, di dalam kamar Minhyung menemukan si lelaki kecil menangis memeluk seorang wanita. Mungkin itu ibunya, "tolong--" raungnya pada Minhyung. Yang segera membawa wanita paruh baya itu dalam gendongannya untuk dibawanya ke rumah sakit.
Sepanjang perjalanan si lelaki kecil itu terus menangis terisak.
"Tolong ibuku,"
"Ibu jangan pergi."
"Ibu jangan tinggalkan aku."
Begitu raungannya terdengar. Minhyung jadi ikutan cemas, bulir keringatnya mulai bermunculan di pelipisnya. Dia juga menambah laju kecepatannya, tidak peduli bahwa ia melanggar tata tertib lalu lintas.
Ibu si lelaki kecil itu ternyata memiliki kanker payudara yang sudah tak dapat tertolong lagi. Sudah sangat terlambat dokter berkata ketika ibu itu tiba di rumah sakit. Minhyung melihat bahwa si lelaki cantik itu terus menangis, bahkan tangisannya begitu kencang. Si ibu terlihat menggerakkan tangannya. Begitu lemah, namun masih bisa meraih lengan si cantik untuk membisikkan sesuatu. Setelahnya, si lelaki cantik itu melihat Minhyung dengan mata yang berkaca-kaca. Minhyung yang mengerti segera mendekat ke sisi lain ranjang rumah sakit. Ibu si lelaki cantik melakukan hal yang sama pada Minhyung.
Dan berbisik, "aku tau kau sering memperhatikan Donghyuck kami. Tolong jaga dia, dia tidak punya siapapun untuk berlindung. Tolong."
Kemudian tangan itu terjatuh, dan si cantik yang ternyata bernama Donghyuck itu menjerit memanggil ibunya.
Bukan sepenuhnya karena permintaan Ibu Donghyuck, Minhyung menikahi Donghyuck. Karena setelahnya Donghyuck lebih sering mengurung diri di rumah. Minhyung lebih rajin berkunjung, membawakan apa saja yang dibutuhkan Donghyuck. Karena lelaki cantik itu butuh makan, dan butuh untuk melanjutkan hidupnya. Minhyung melakukan semua yang diperlukan untuk membuat Donghyuck tetap mau melanjutkan hidupnya.
Membersihkan rumah, merawat kebun milik ibu Donghyuck. Semuanya Minhyung lakukan sembari menjaga Donghyuck. Meskipun Donghyuck sering kali menolak makan, dan membuatnya bersedih. Tetapi suatu kali Minhyung membawakannya mandu yang sangat terkenal. Namanya "Mandu Keong", paman Moon menyarankan untuk membawakan Donghyuck satu menu favoritnya, "siapa yang tak suka mandu?" Serunya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MarkHyuck Mini Story
FanfictionPERHATIAN Semua tokoh dalam cerita ini adalah milik agensi. Penulis hanya meminjam nama untuk kebutuhan penokohan. Seluruh cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada un...