He

569 84 15
                                    

(Untuk kenyamanan bersama, terima kasih untuk tidak meninggalkan pesan umpatan dan kutukan pada kolom komentar ❤)








Aku disini ingin ceritakan kekasihku yang baru menjalani hubungan selama satu tahun. Namanya Mark Lee.

Dia, mahasiswa transfer dari Kanada. Dia mendekatiku ketika bertemu di kantin universitas. Menanyakan, apakah disini menyediakan jus? Katanya karena dia hanya meminum jus. Tidak suka kopi, dan tidak bisa meminum susu. Sayangnya di kantin universitas hanya menyediakan banana milk, latté juga americano. Berhubung pria yang memiliki alis bagai burung camar yang sedang terbang itu bosan menenggak air mineral, aku memutuskan untuk membawanya ke area belakang kampus. Melewati pintu kecil area halaman belakang universitas yang sangat sepi, awalnya pria itu ragu ketika kami memasuki area yang lebih mirip hutan mini. Tetapi aku meyakinkannya, bahwa melewati tembok tinggi ini kita dapat menemukan apa yang ia inginkan.

Setelah kami melewati pintu kecil itu, yang berhadapan langsung dengan satu kedai minuman bermerek merah yang memiliki menu berbagai macam minuman. Aku memintanya duduk, sembari aku memesankan satu minuman rekomendasi yang mungkin ia sukai.

Satu gelas besar jus semangka dengan potongan semangka di atasnya untuk si mahasiswa transfer, untukku satu gelas vanilla frappé dengan banyak krim kocok di atasnya. Si mahasiswa itu tertunduk malu, "my name is Mark." Katanya dengan suara kecil.

Aku menahan tawa karenanya. "Haechan." Balasku sambil mengulurkan tangan, malu-malu tangannya ia julurkan untuk balas menjabat. Aku hampir gemas karenanya.

Sejak itu kami selalu bersama. Mark adalah mahasiswa jurusan Teknik Mesin dan Kelistrikan. Sedangkan aku adalah mahasiswa jurusan Seni Rupa. Kami sering memiliki janji temu di kantin, dan seperti biasa menyelinap ke belakang universitas untuk mencapai pintu kecil menuju kafe tempat pertama kali kita bertemu.

Mark adalah sosok yang menggemaskan. Meski kenyataannya adalah ia yang satu tahun lebih tua dariku, ternyata umur hanyalah angka. Mark lebih mirip adik kelas yang polos dan menggemaskan. Dia sangat suka mengikutiku, meskipun sebenarnya jadwalnya di universitas sangat padat. Nyatanya dia selalu memilik waktu untukku.

Ketika aku melemparkan guyonan, dia selalu tertawa malu-malu. Dan aku tidak pernah bosan berkata, "lepaskan tawamu. Seperti ini." Kemudian aku mencontohkan tawaku yang bar-bar. Sejak itu ia memiliki tawa yang serupa denganku. Menggemaskan bukan?

Terkadang dia merengek, ketika aku mengatakan bahwa aku memiliki kelas tambahan. Fakultas jurusanku biasanya memiliki kelas dadakan, dia jadi harus menungguiku pulang. Padahal sudah kubilang untuk kembali saja. Tetapi dia menolak. Mark yang bertingkah manis itu tetap menungguiku, sambil mendengarkan lagu dan tertidur di depan kelas.

Suatu hari dia mengajakku lagi ke kafe tempat yang kami selalu kunjungi. Dia memesankan menu yang selalu kami pesan, satu gelas besar jus semangka dengan potongan semangka di atasnya. Untukku, satu gelas besar Vanilla Frappé dengan banyak krim kocok. Tetapi ada yang beda hari ini, di tengah-tengah kami ada satu kue yang dibelinya. Tidak tau tujuannya apa.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 20, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MarkHyuck Mini StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang