DKK. 6

443 27 1
                                    

HAPPPY READING!!!

Sebelum baca budayakan vote terlebih dahulu ya, makasih.

***

Azlan menyusuri jalanan dan segera menemukan keberadaan Dava, akhirnya ada titik terangnya juga dimana keberadaan Dava. Kemudian mobil Azlan mendeketi Dava dan berhenti tepat di depannya.

Tin tin tin

Langkah Dava terhenti ketika ada sebuah mobil berhenti tepat di depannya.

"Ck, ngapain juga Azlan nyusulin segala sih! Ribet banget!" gerutu Dava ketika Azlan turun dari mobilnya dan berjalan ke arahnya.

"Lo mau balik kan? Biar gue anter, cepetan masuk mobil gue!"

Setelah mengatakan itu Azlan beranjak pergi, tapi Dava diam saja tak bergeming, lalu Azlan menoleh ke belakang dan berkata, "Cepetan!"

"Gue bisa pulang sendiri," tolak Dava.

"Yakin lo?"

Drrt drrt  drrt

"Halo, Mbok. Kenapa?"

"Aden, dimana? Ini Non Selia nyari Nyonya sama Tuan terus, Mbok gak tahu harus ngomong apa sama Non Selia. Aden cepet pulang, Den."

Mendengar ucapan Mbok Surti, membuat Dava berpikir bagaimana caranya cepat sampai rumahnya.

"Iya, Mbok. Aku bentar lagi pulang, tenangin Selia dulu aja."

"Iya, Mbok tunggu, Den."

Tut tut.

"Jadi orang gak usah gengsian," sindir Azlan membuat Dava mendengus kesal.

"Gak usah nyindir, buruan anterin gue pulang!"

"Ya udah, dari tadi gue juga udah nawarin tumpangan kan?" tanya Azlan hanya dijawab gumaman oleh Dava.

Kemudian Dava berjalan terlebih dahulu ke arah mobil Azlan.

"Cepetan, gue udah ditungguin Adik gue!" teriak Dava kepada Azlan.

"Ngelunjak banget jadi temen!" gerutu Azlan kemudian berjalan menuju mobilnya.

Kemudian kedua cowok itu menuju rumah Dava. Mobil yang dikendarai Azlan juga berkecepatan kencang jadi cepat sampai tujuan.

"Thank's."

Setelah mengucapkan itu, Dava turun dari mobil Azlan kemudian diikuti Azlan di belakangnya.

"Ngapain lo ikut turun?"

"Ya gue mau ketemu Adik lo, lama gue gak ketemu dia."

"Terserah lo!"

Dava berlari menuju rumahnya.

"Kakak!"

Selia menyambut kedatangan Dava dan gadis kecil itu langsung di gendongnya.

"Hey, kenapa Tuan Puteri nangis?" tanya cowok itu dengan menciumi pipi gembul Selia.

"Selia mau sama Mami. Huaaa!"

Gadis kecil itu kembali pecah tangisannya.

"Eh, eh, kok nangisnya tambah kenceng sih. Udah dong, nanti cantiknya ilang gimana?" ucap Dava lalu gadis kecil itu terdiam dan tidak menangis lagi.

DEAR KELAS KOPLAK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang