DKK. 1

787 55 54
                                    

Siap ya memasuki alur ceritanya?

Maafin dulu ya kalau ada yg gak suka sama ceritaku.

HAPPY READING!!!

***

Hari Senin adalah hari yang dimana semua siswa ataupun siswi berangkat sekolah lebih awal, mengapa begitu? Iya karena, rutinitas di hari Senin adalah upacara bendera.

Seorang siswa berjalan memasuki lorong kelas dua belas IPA, dengan seragam tidak rapi. Penampilan cowok itu yang terkesan Bad boy itu menambah kesan menarik bagi para cewek di sekolah itu.

"Masyaallah Dava, kok nambah ganteng sih?"

"Dava, penampilan gak rapi aja ganteng apalagi kalo rapi duh, meleleh hati ini!"

"Dava sengaja banget pakai seragam sekolah gak rapi ya, jadinya jiwa jomloku meronta pengin benerin."

Itulah celotehan yang diucapkan siswi di SMA Pelita ketika melihat seorang cowok tampan yang bernama Madava Pradipta lewat di lorong kelas dua belas IPA.

Dava yang mendapat pujian seperti itu hanya melemparkan senyum manisnya yang semakin membuat cewek-cewek beteriak histeris.

"Tumben Bro, jam segini udah berangkat?" ucap salah satu cowok dari kelas dua belas IPA tiga.

"Yoi."

Setelah membalas pertanyaan yang dilontarkan untuknya, Dava kembali berjalan menuju kelasnya yang paling ujung.

Dava dari jauh sudah melihat ada seorang gadis yang berdiri di depan tempat sampah, siapa lagi kalau bukan Isvara Putri Sarala.

"Ngapain lo disitu?" tegur Dava kepadanya.

Vara yang ditegur pun menoleh ke arah Dava dengan muka yang sangat datar.

"Dangdutan dong!"

"Wih, yuk lah. Kebetulan gue belum sarapan," balas Dava yang sama sekali tidak nyambung.

"Serah lo babi!" ucap Vara dengan membawa masuk sapu ke kelas dan pergerakan Vara membawa sapu seperti itu mengenai Dava.

"Biasa aja kalau bawa sapu, kambing!"

"Oh ada orang ya? Gue kira tadi patung pancoran pindah situ," ucap gadis itu dengan muka smriknya.

"Nyesel gue berangkat jam segini!" ucap Dava lalu membantingkan tasnya ke lantai.

Untung saja penghuni kelas masih lima orang manusia saja.

"Kalau nyesel, balik lagi sana ke rumah! Gitu aja kok repot," timpal Vara dari tempat duduknya.

"Nanti kalau gue bolos, lo juga bakal bacot ke gue, eh kangen kan? Iya kan?" ucap Dava tepat di depan muka Vara.

Vara yang kaget pun mendorong mejanya.

"Gak usah dekat-dekat, napas lo bau!"

"Dih, enak aja."

DEAR KELAS KOPLAK [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang