12. Kebahagiaan & Kepahitan

8 0 0
                                    

Dughhh..

Jantung risa berdegub sangat kencang karena di peluk juna sedari tadi.

"Pak..??" Ucap risa pelan.

"Jangan di lepas dulu, saya masih ingin memelukmu. Sebelum akhirnya nanti kamu meninggalkan saya dan echel."

Risa kebingungan dengan pernyataan juna.

"Loh,pak saya kan gak kemana-mana hehe.."

Juna mengusap-usap kepala risa, risa merasa nyaman dengan pelukan ini. Risa pernah merasakan pelukan seperti ini dari david hanya saja tak sehangat dan senyaman ini.
Kini risa tenggelam dan hanyut di dalam pelukannya.

"Kamu pasti akan ninggalin saya dan echel ketika kamu telah menemukan hidupmu yang sesungguhnya dan juga jodohmu.."

Hati risa seakan teriris, entah mengapa hatinya sedikit tak suka dengan pernyataan juna kali ini.

Dengan perlahan risa melepas pelukan itu, meskipun sedikit tak rela ia harus melepaskan pelukan yang sangat nyaman itu.

"Kita makan yuk.." Ajak juna dan di balas dengan anggukan di hiasi senyuman manis milik risa.

"Tapi pak.. echel bagaimana?"

"Sudah tenang saja, ada bibi ayo.."

Mereka berdua melangkah seiringan menuju mobil dan juna mulai melajukan mobil menuju ke sebuah restoran dekat rumahnya.

Di perjalanan hanya keheningnan yang menghiasi suasana saat ini. Tak butuh lama kini mereka telah sampai di sebuah restoran yang cukup besar, namun disini sangat ramain bahkan parkiran mobil pun penuh.

"Kamu masuk duluan kedalam ya."

"Iya,..."

Risa melangkahkan kakinya perlahan sembari memainkan ponselnya. Risa sampai di depan pintu restoran dengan wajah yang sangat berseri, Ia tersenyum bahagia,entah apa yang membuatnya sebahagia ini mungkin juna?. 

"Kakak manis sekali, aku punya hadiah untuk kakak segelas es krim strowberry." Risa pun tersenyum melihat tingkah gadis kecil ini. "Siapa yang nyuruh kamu sayang." tanya risa halus. Kemudian gadis kecil itu menunjuk kearah belakang risa, terdapat juna yang sedang berjalan kearah risa. "Trimakasih cantik." ucap risa sembari mengelus kepala gadis kecil itu.

Gadis kecil itupun berlari meninggalkan risa dan juna.

"Trimakasih ya pak." di balas dengan anggukan oleh juna.

Risa pun mematikan ponselnya,lalu mengangkat wajahnya ia menangkap sosok pria yang ia kenali diatas panggung,sedang berbicara menggunakan mic dan memegang tangan seorang wanita.

Risa kenal betul siapa pria itu, dan wanita itu adalah wanita yang pernah ia temui sebelumnya.

Air mata risa menetes, di tambah risa harus menyaksikan pria yang sangat dicintainya memasangkan sebuah cincin pada tangan gadis lain.

PRAAKKK!!!

Tanpa sadar risa menjatuhkan gelas es cream itu, ya gelas itu pecah dan membuat semua orang melihatnya termasuk kedua pasangan serasi yang berada di atas panggung itu.

Juna pun ikut kaget dengan apa yang baru saja risa lakukan.

Dengan tatapan penuh kesedihan dan air mata yang telah membanjiri wajahnya risa melangkah perlahan kedepan. David hanya terdiam membisu.

David cinta pada Risa hanya saja david sendiri tak tahu apa yang harus ia lakukan ketika terjebak di dalam posisi seperti ini.

Orang-orang di dalam restoran itu menatap risa kebingungan.

Tiba-tiba suasana menjadi sangat hening.

"Mas david.. hikss..." Dada risa sesak, tapi ia mencoba tersenyum.

"Ris.. mas bisa jelasin ini semua."

"Dia siapa david!" Teriak wanita itu. "DIAM!!!!" Bentak david.

Kini risa hanya berdiri mematung di depan david sambil meneteskan airmata, dan juna masih memperhatikan mereka dari jauh.

"Risaa.." Ucap david melemah.

"Hikss... Jelasin mas, Jelasin semua ini ke risa." Ucapnya dengan nada lembut di sertai senyumannya yang tak lagi indah dan perlahan mengikis hati david. David memeluk risa sambil menangis. "Mas gak bisa jelasin kan? Padahal,risa sudah kasih kesempatan buat mas untuk jelasin ini semua.hiksss.."

"Risaa.."

Risa menggelengkan kepalanya dan menangis tersedu-sedu."Mas pembohong...hikss, katanya mas mau sama-sama risa. Kata mas, mas cinta sama risa.. hikss... hiksss.."

"Iya mas cinta sekali dengan risa.."

"Tapi kenapa mas? kenapa? hikss... hiksss..." Risa melihat jemarinya lalu melepas cincin yang ada di jari manisnya itu, david yang melihat itu menggelengkan kepala tak percaya lalu menahan tangan risa. "Gak ris... jangan.."

"Saya gak bisa, Memperjuangkan seseorang yang berkhianat dan tak mau di perjuangkan oleh saya. Padahal kamu tahu, saya sangat tulus kepadamu."

"Maafin mas risa.. ini semua terpaksa sayang."

Risa melepaskan cincin pemberian david . "Ini?? " Risa memperlihatkan cincin itu tepat di depan wajah david. "Saya kembalikan, hikss.. trimakasih mas.". risa pun memberikan cincin itu pada david dan akan melangkahkan kakinya pergi, namun david kembali menahannya dan memeluknya.

Juna yang melihat risa menangis seperti itu menjadi tak tega. Dengan cepat juna masuk ke dalam lalu menarik risa dari pelukan david.

"Ju..juna?" tanya david  bingung.

"Risa." dengan cepat risa memeluk tubuh juna, risa merasa sangat malu hingga ia menenggelamkan wajahnya di dada juna.

"Kamu jahat vid, kamu tidak pernah berubah sedari dulu. Dia tulus sama kamu vid." david hanya menunduk. "Ayok ris.. kita pulang." juna membawa risa keluar dari restoran itu.

Ketika mereka berdua sampai di parkiran risa masih memeluk juna erat.

"Angkat kepalamu tuan putri, nanti mahkotamu jatuh." ucap juna pelan.

Risa mengangkat kepalanya lalu menatap juna dan kembali menangis hanya saja ini lebih kuat.

"HIIKKSS...HIKS... HWAAAAA..." Tangisannya semakin menjadi-jadi, juna hanya bisa memluknya sembari mengelus-elus puncak pelanya.

"Saya gak kuat hikss... hikss.. dia..dia jahat... hikss..hikss..."

Juna hanya mengangguk paham, juna tahu betul bahwa saat ini risa sangat hancur. Hingga akhirnya risa tertidur di pelukan juna.




Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

NERISSA (Tarot Ternyata Bukan Takdir) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang