"Hollyshit, Are You Serious?."
"Hey, apakah kalian sadar kalau Pak Leo itu rasis?." Tanya Sikey tiba tiba. Aku menggelengkan kepalaku karena Pak Leo merupakan orang yang sangat baik dan tidak rasis.
"Aku setuju denganmu. Dia bahkan mempekerjakan orang orang kulit hitam sebagai tukang sapunya." Jelas Mino.
Aku heran, bukankah di era sekarang semua kulit sudah disamakan? Kenapa mereka sangat tidak menyukai Pak Leo? Ini sangat tidak masuk diakal.
"Hey, kalian yang rasis." Timpalku. Aku tidak mau Pak Leo didustakan begitu saja. Dia yang membantu kami mencari Kai.
"Kau serius Ming? Kau tidak lihat Rakeem si tukang sapu?." Christian menunjuk ke arah jendela yang terbuka. Aku berjalan kesana dan melihat seorang kulit hitam yang sedang menyapu halaman.
"BAHKAN DIA SUDAH MEMBUAT RAMBUTNYA MENJADI PERPOHONAN." Teriak Crush melihat Rakeem. Rakeem bukan namanya?
"Teman teman, apakah kalian melihat dahinya?." Mino melihat Rakeem dengan teropong Crush.
"Dimana aku tidak melihatnya." Christian mengambil teropong yang dipegang oleh Mino. Christian terdiam sebentar yang membuat kami penasaran.
"Coba kita cek dahi yang ada pada Jahlil." Christian mengarahkan teropongnya kepada jendela yang satunya lagi.
"Tidak ada apa apa didahinya. Teman teman, kurasa yang ada di dahi Rakeem itu hanyalah sebuah tatto." Jelasku kesemuanya. Mereka melihatku tak percaya.
"Kau sudah seperti orang kulit putih." Kata Sikey. Oh apakah mereka memojokanku karena aku membela Pak Leo?
"Sialan, aku akan pergi dari pulau ini." Ucap Sikey. Kami yang berkumpul di kamar Sikey pun melihat dia membereskan barang barangnya. Kurasa anak ini memang benar benar ingin pergi dari rumah ini.
Tudak ada dari kami yang melarangnya selain orang yang berada di depan pintu kamar Sikey.
Jisoo Dicaprio. Sikey memanggilnya Jisoo bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Men, White Hell
HorrorHilangnya Kai membuat keluarga serta leluhur kulit gelap mulai curiga dengan orang kulit putih