02

827 95 9
                                    

Seungmin menoleh, tak jauh dari tempatnya duduk terlihat seorang lelaki berdiri mengenakan kemeja merah muda dan jas merah maroon. Dasinya sedikit longgar dan dua kancing kemeja paling atas dibiarkan begitu saja. Ia juga melihat dada lelaki itu naik turun tidak teratur, dapat Seungmin tebak jika lelaki itu habis berlari.

"Apakah anda yang bernama Felix?" tanyanya dengan sopan. Seungmin ingin sekali menyapa lelaki itu dengan berdiri namun, ia takut Jeongin akan terbangun. Jadi Seungmin memutuskan untuk tetap duduk.

Jujur saja meski dirinya sering mendengar nama Felix disebut-sebut, namun pada kenyataanya dia sama sekali tidak pernah tahu wajah lelaki yang bernama Felix itu. Karena Seungmin jarang menonton acara tv, jadi jangan salahkan ia jika tidak mengenali lelaki yang berdiri tak jauh darinya itu Felix atau bukan.

Suara itu terdengar masih sama, Tidak ada yang berubah menurutnya. Tunggu, apa dia tidak mengenaliku gumam Felix dalam hati.

Kening Seungmin berkerut kala melihat lelaki itu sama sekali tidak merespon sapaannya. Apa dia bukan Felix pikirnya,. "Permisi apa anda tuan Felix?" tanya Seungmin sekali lagi untuk memastikan jika itu adalah ayah dari anak yang tertidur di pangkuannya sekaligus keluarga dari wanita paruh baya yang saat ini sedang ditangani oleh dokter.

"Appa." Seungmin menoleh pada pangkuannya, ternyata anak itu -Jeongin terbangun dan meminta turun. Seungmin pun menurutinya dan membiarkan Jeongin berlari ke arah ayahnya

Felix tersadar dari semua fikirannya saat Jeongin memeluk kaki kirinya erat, dengan pelan Felix langsung mengangkat anak berpipi gembil itu kedalam gendongannya. Tersenyum hangat pada sang anak dan tidak lupa memberikan ciuman dipipi bulat uang menyerupai kue mochi tersebut.

Seungmin menghela nafas, jadi benar dia Felix yang sedang dielu-elukan wanita sampai pelosok Korea termasuk sahabatnya. Lumayan juga fikirnya, kata yang terakhir langsung dibuang jauh-jauh oleh Seungmin dan memilih beranjak dari tempatnya lalu berjalan mendekat ke arah ayah dan anak tersebut sambil membawa tas jinjing milik ibu Felix.

Seungmin membungkuk untuk menyapa Felix, senyum ramah terpatri dibibir sebagai bentuk formalitas. "Maaf jika membuat anda khawatir Felix-ssi, karena ibu anda tiba-tiba saja pingsan di cafe tempat saya bekerja." tuturnya. "Ah, ini tas milik ibu anda." lanjutnya sambil menyerahkan tas berwarna merah maroon tersebut pada Felix.

Felix menerima tas milik ibunya, namun matanya tak pernah lepas dari sosok yang sedang berbicara didepannya saat ini. Dia benar-benar tidak mengenalku? Gumamnya sekali lagi, "Terima kasih...." ucapnya.

"Panggil saja Seungmin." jawab Seungmin cepat seperti mengerti kebingungan Felix.

Felix mengangguk pelan. "Sekali lagi terimakasih Seungmin-ssi." ujarnya. Bibirnya seperti kelu saat mengucapkan nama itu, namun ia segera bersikap biasa saja.

Seungmin lagi-lagi tersenyum. "Tidak masalah Felix-ssi." matanya dan mata Felix bertemu pandang untuk beberapa detik. Lagi-lagi perasaan aneh menyapa dalam hatinya. Ia langsung memutus kontak mata mereka dan beralih menatap Jeongin yang sedang bergelayut pada leher Felix.

Lalu pindah kembali memandang Felix namun tidak berani menatap mata tajam itu. "Sepertinya tugas saya sudah selesai, semoga ibu anda cepat sembuh Felix-ssi." ucapnya tulus.

"Kalau begitu saya permisi." Seungmin membungkuk dan mulai berjalan sebelum panggilan itu menghentikannya. Seungmin berbalik kembali menatap Jeongin yang tersenyum padanya. "Bolehkah aku kapan-kapan mendatangi noona lagi?" tanyanya dengan pandangan polos.

Seungmin terkekeh kecil. "Tentu saja, akan aku sediakan ice cream strawberry yang banyak untuk Jeongin." jawabnya.

Jeongin bersorak gembira. "Appa lain kali temani aku ya?" pintanya pada sanga ayah. Felix mengangguk dan Lagi-lagi Jeongin memekik senang.

LOVE IS NOT OVER | SEUNGLIX -GS! (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang