04

614 87 16
                                    

"Bagaimana hubunganmu dengan Felix?" tanya Jisung, saat ini mereka sedang membereskan cafe sebelum pulang.

Seungmin mengangkat kursi, membaliknya dan menaruh di atas meja. "Bagaimana apanya?" Seungmin balik bertanya.

"Oh.. Ayolah, ku lihat kalian beberapa bulan ini semakin dekat. Apa dia sudah menyatakan perasaannya padamu?"

Seungmin menghentikan aktifitasnya dan menatap Jisung tajam. "Nona Han, sepertinya kau perlu minum obat. Okay?"

"Hey! aku tidak sedang sakit, lemot."

"Otakmu yang sakit, Jisung."

"Kau fikir aku gila?" gerutu Jisung sambil berkacak pinggang.

Seungmin mengangkat bahunya dengan bibir mencibik, ia terlalu bosan dengan pertanyaan yang satu itu. Bagaimana tidak, hampir setiap hari Jisung, Chris, Changbin, bahkan semua orang yang bekerja dicafe bertanya padanya dengan pertanyaan yang sama.

Mereka melanjutkan membereskan cafe dengan perdebatan kecil membahas tentang Felix dan Seungmin. Jisung yang berusaha memojokkan Seungmin untuk lebih dekat lagi dengan Felix. Sedang Seungmin yang selalu mengatai Jisung sakit dengan segala pemikiran yang sering ia anggap tidak masuk akal.

Oh.. Ayolah, ia dan Felix tidak memiliki hubungan apa-apa. Dan ia juga tidak memiliki ketertarikan dengan pria itu atau mungkin belum?. Ia hanya menghormati dan akrab dengan Felix karena Jeongin yang selalu menempel padanya beberapa bulan ini, dan otomatis Felix juga akan didekatnya. Tidak mungkin 'kan ia akan mengacuhkan lelaki itu.

Memang mereka semakin dekat satu sama lain, namun dekat sebagai teman mengobrol saja. Mereka tidak dekat dengan apa yang Jisung fikirkan. Meski terkadang ia merasakan debaran aneh dan rasa nyaman saat bersama Felix, namun Seungmin tidak ingin mengartikan jika sesuatu yang ia rasakan itu adalah bentuk ketertarikannya pada duda beranak satu tersebut.

Tring!

"Maaf, kami sudah tutup." ucap Jisung melihat lelaki paruh baya masuk kedalam cafe.

Lelaki itu membungkuk ke arah Jisung, dan gadis berpipi kembung itu membalasnya. Namun setelahnya beralih pada Seungmin yang masih membereskan meja.

"Seungmin." ucapnya membuat Seungmin menghentikan aktifitasnya yang sedang mengelap meja.

"Oh.. Paman, ada apa?" tanya Seungmin saat melihat orang didepan Jisung adalah supir pribadi dari ibu Felix.

"Aku disuruh Nyonya Lee untuk menjemputmu, nyonya bilang ponselmu tidak aktif." jelasnya.

Seungmin langsung merogoh saku seragamnya, dan benar saja ponselnya memang mati.

"Maaf paman, ponselku mati. Memang ada apa paman menjemput ku? Apa terjadi sesuatu?" berondongnya, karena jika keluarga Lee sampai mencarinya. Pasti ada sesuatu yang terjadi dengan Jeongin atau memang ada hal penting yang nyonya Lee ingin bicarakan padanya.

Lelaki itu tersenyum kecil lalu menjawab. "Tuan muda Jeongin rewel ingin bertemu denganmu Seungmin."

Beberapa kali bertemu dengan Seungmin dan supir pribadi ibu Felix akrab, karena Bo gum -supir ibu Felix- sering mengantar Seungmin pulang saat Jeongin memintanya berkunjung ke rumah keluarga Lee. Maka tak heran jika ia tidak berbicara formal karena itu juga permintaan Seungmin sendiri dengan alasan tidak nyaman jika orang yang lebih tua berbicara formal padanya. Apa lagi dia bukan majikannya. Oleh karena itu mereka bisa mengobrol secara nyaman tanpa membuat Seungmin merasa canggung seperti pertama kali paman Bogum mengantarnya pulang.

Waktu itu adalah hal yang paling membuat Seungmin canggung dan sedikit merasa kesal karena Seungmin meminta paman Bogum untuk berbicara biasa saja padanya. Namun lelaki itu tetap kekeh untuk berbicara formal, baru setelah beberapa kali Seungmin mendesak, akhirnya lelaki baya tersebut memenuhi permintaan Seungmin.

LOVE IS NOT OVER | SEUNGLIX -GS! (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang