Two; Hukumannya ?

196 21 7
                                    

" Kamu ikut saya "

Bodoh! Ngapain pakai acara ngebentak segala sih Aira, batinku.

---

Sekarang, Aira hanya mengekor Ari yang sedari tadi terus bergeming, sepertinya dia memang orang yang sangat irit dalam berbicara sangat berbeda dengan Aira yang tidak tahan mengeluarkan ocehan ocehan, yang bahkan tidak penting.

" Ngapain ke perpustakaan kak? " tanya Aira yang sekian lama bergeming

" Tunggu sebentar " Kak Ari meninggalkan Aira keluar, Aira hanya menatap seisi ruangan perpustakaan.

" Kenapa? " Aira terkejut, itu suara Kak Ari yang sudah di depan pintu dan menggenggam sebuah buku matematika, Aira curiga.

Mau ngapain sih dia?, batin Aira.

" nih " Ari menyodorkan buku yang sedari tadi ia pegang

" buat belajar kamu " Ari tersenyum. Aira sungguh tak menyangka, ini langka terjadi.

" hukumannya? " tanya Aira bingung

" jadi kamu mau di hukum? " Ari menaikkan sebelah alisnya

" ya enggak lah. kirain, kakak ajak aku mau di hukum " Ari menggeleng

" yaudah aku duluan kak, bye! " Aira berlari tetapi terhambat, Ari menahan tangan Aira. Sekarang Aira yang menaikkan sebelah Alisnya seolah bertanya kenapa?

" terimakasih gitu? " Aira hanya melongo tak mengerti, siapa yang ada di depannya ini?

" m-makasih kak " ucap Aira gugup dan lanjut berjalan dengan jantung berdebar

---

" Airaaaaaa " itu Melia alqibhtya. Gadis lebay juga cempreng yang cantik. Aku hanya berdecak

" Ck, kenapa si Mel? " tanyaku, malas.

" tadi kamu di apain sama Kak Ari? "

" gak di apa-apa in, dia cuma kasih ini " ucapku menunjukkan buku yang diberikan Kak Ari

" lah enak banget, pas waktu itu April bilang dihukum buat semua yang langgar aturan "

" April? Dia Osis? " tanyaku heran

" kemana aja sih? Blodod sia " ini ciri khas Melia, blodod sia. Kata dia sih bahasa alusnya goblok.

" gak usah dipikirin, mungkin Kak Ari lagi baik mood nya "

" yaudah aku duluan mau ke kantin " lanjut ku meninggalkan Melia

" tungguin " susul Melia.

---

Kringgg

" Ra, gue gak bareng lo dulu ya pulangnya " ucap Zara

" Jurnal? " tanya Aira, Zara hanya mengangguk

" Ok "

" kamu Mel? Bareng aku kan? "

" yah gak juga Ra, aku ada kumpulan " Aira menekukan wajahnya

" aku sendiri dong? Mana Jeya sama April udah duluan " Aira memanyunkan bibirnya

" belajar sendiri bocil, kita duluan ya! " Zara dan Melia meninggalkan Aira, terpaksa Aira harus pulang sendiri.

Tin
Tin

" Apaansi? Masih banyak jalan juga " gumam Aira tanpa menengok ke belakang

Tin

Aira membalikan badan nya dan siap untuk menghabisi orang yang mengklaksonnya terus menerus

" Apaansih? Jalan kan masih bany " ucapan Aira terpotong

" Kak Ari? Ck, ngapain sih ngelaksonin terus " Ucap Aira masih kesal

" naik " ucap Ari menengok kebelakang jok motor belakangnya, Aira hanya menatap Kak Ari heran

" mau bareng gak? " Aira ingin menolak, tapi Ari sudah lebih dulu memasangkan helm nya kepada Aira.

Aira hanya menurut, sedari tadi ia dan Ari menjadi pusat perhatian karena mereka sedang tidak berada jauh dari sekolahnya.

Dari salah satu siswi yang memperhatikan Ari dan Aira dengan tatapan tidak suka, ada yang paling merasakan cemburu.

Itu kan cewek yang Ari hukum? Ari ngajak dia bareng?

---

Di motor Aira merasa tidak nyaman, ia masih memikirkan pandangan anak anak perempuan yang memandang nya dengan tidak suka secara terang terangan

Duh pasti mereka fans nya Kak Ari

" Kak nanti belok kiri, yang temboknya warna biru ya " Ari hanya mengangguk

Mereka sampai, Aira segera turun dari motor tanpa melepaskan helm dan segera menerobos pagar

" m-makasih ya kak, aku duluan "

" Aira "

" apa lagi Kak? " Ari menahan tawa

" helm nya? " Aira menepuk jidatnya, benar benar memalukan.

" M-maaf ya kak " Aira membalikan, badan menahan malu.

Astagfirullah malu, batin Aira.

Gemes banget si, batin Ari.

----
Jangan lupa vote+komen yaaaaa

Ari untuk AiraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang