4. Help

560 72 3
                                    

Nampan aluminium yang berisi sarapan pagi terjatuh begitu saja dengan suara nyaringnya.

Seorang Suster sangat terkejut melihat pasien yang akan diberikannya sarapan ini, sudah terbujur lemah diranjangnya dengan pergelangan tangan kanannya yang sudah bersimbah darah.

Suster tersebut sangat panik. Berulang kali terus menekan tombol darurat di dinding atas ranjangnya.

Ia juga berusaha menutup luka itu dengan selimut yang tergeletak diranjang tersebut.

Darah belum bisa dihentikan. Terus bercucur keluar dengan derasnya.

Suster yang semakin panik pun tak karuan menekan-nekan tombol tersebut. Bahkan ia terus berteriak meminta pertolongan.

Hingga datanglah beberapa Suster dan satu Dokter yang berlarian ke ruangan ini.

Sama halnya dengan si Suster, Dokter ini pun tak kalah terkejutnya.

"Apa yang terjadi?" Tanya sang Dokter.

"Dokter Hwang, saya benar-benar tidak tau ini mengapa bisa terjadi. Saat saya datang membawa sarapan, tangannya sudah dipenuhi darah"

Dokter tersebut adalah Eunbi. Setelah ia tadi membantu pasiennya yang bernama Jimin dan tentu sudah memerban kakinya yang terkilir, ia melihat begitu banyak lampu peringatan yang terus berkedip-kedip di ruangan 312.

Tentu hal itu membuat Eunbi langsung berlari sekencang mungkin untuk menuju kesana.

Di ikuti dengan teriakannya yang memanggil para Suster untuk mengikutinya.

"Kumohon... Biarkan aku mati. Aku lelah dengan kehidupan ini" Taehyung benar-benar terlihat sangat menyedihkan.

Wajahnya yang pucat ditambah dengan dirinya yang sudah sangat pasrah dengan hidupnya.

Walau saat ini ia sedang diambang kematian!

"Berhenti mengatakan seperti itu, Taehyung-ssi. Kau harus bersyukur dengan hidupmu. Disaat orang-orang lain ingin dirinya sembuh, mengapa kau ingin mengakhirinya ??"

Kini Eunbi sudah berganti posisi dengan Suster sebelumnya. Ia berusaha melakukan pertolongan pertama dengan menekan *Arteri Radialis-nya dan mengangkatnya sedikit lebih tinggi dari dada lelaki tersebut agar menghambat pendarahannya.

"Ambil Anestesi, kain kasa, kapas, 1 botol infus, dan alat penjahitan"

Taehyung sudah tak bisa lagi berpikir jernih. Yang ia pikirkan hanyalah mati, mati dan mati.

Tapi ia juga tak sanggup untuk memberontak lagi.

"Dokter Hwang, kumohon..." Paraunya melemas.

"Taehyung-ssi, dengarkan aku baik-baik.. Tuhan memberikan mu nyawa untuk hidup, itu artinya Ia menyayangi dirimu. Kau tau dengan perlakuanmu yang seperti ini, ini sama saja kalau kau menentang Tuhan! Apa kau ingin mati dengan cara yang konyol seperti ini??"

Eunbi menyeka keringat lelaki ini dengan tisu yang ada diatas meja tersebut.

Menasihatinya dengan lembut agar ia tak menyerah dengan hidupnya.

"Lama sekali mereka!!"

Dengan rasa tak sabaran dan rasa paniknya, Eunbi masih terus memegang pergelangan Taehyung. Sampai akhirnya yang ditunggu pun datang.

Penjahitan pun dilakukan!

Setelah pendarahannya berhenti, Eunbi pun sudah bisa leluasa untuk menjahit luka tersebut.

Dimulai dengan memakai sarung tangan,  ia mengambil kapas yang sudah dicelupkan dengan Anestesi dan mengolesinya didaerah luka tersebut.

Sebelumnya ia sudah membersihkan lebih dulu darah yang bersisa ditangan pasiennya. Lalu memberikan Anestesi.

The DIFFERENT MEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang