35. Death [FINAL]

208 30 9
                                    

"Hah... Hah... Hah..."

Nafas yang terengah-engah, kaki yang melecet, jari tangan yang patah, pergelangan tangan yang tersayat, kepala yang terbentur, pakaian yang lusuh, dan rambut yang acak-acakan.

Terlihat begitu sangat mengerikan. Bahkan jika ada seseorang menemuinya dihutan ini mereka pasti akan lari melihat kondisinya.

Pepohonan besar tumbuh mengelilingi hutan yang sangat luas. Ranting dan akar yang cukup tajam selalu menusuk telapak kakinya.

Darah merah tentu langsung mencelos keluar. Ringisan, tangisan dan gesekan dari pijakan daun terdengar menggema. Ia bahkan sudah tak sanggup untuk berteriak minta tolong.

Selama ia kabur dari Mansion tersebut, para bodyguard disana sama sekali tak ada yang mengejar. Curiga? Sudah pasti. Tapi daripada memikirkan hal itu lebih baik ia memikirkan diri sendiri.

"Akh!" Antara kelelahan atau karna kakinya yang perih, gadis ini terjatuh dan naasnya terguling kedalam jurang.

Tubuhnya terhenti ketika ada sebatang pohon yang menghadang. Tapi sayangnya, tulang punggungnya harus menjadi korban. Terasa ada yang remuk saat itu juga.

Setelah kejadian tersebut otomatis ia tak sadarkan diri. Eunbi pingsan di sebuah jurang yang cukup dalam. Dan mungkin hanya sedikit orang yang akan menyadari ada seseorang dibawah sana.

Tak jauh dari lokasi, seorang lelaki berperawakan tinggi berjalan terpincang-pincang melewati satu pohon ke pohon lainnya.

Ia bingung, mengapa ia bisa sampai ke hutan belukar. Walaupun akhirnya sudah tau akan seperti ini, tetap saja membuat kerutan didahinya muncul.

Soobin berdecak. Antara kesal ataupun sedang menahan sakit. Mau sampai kapan ia terus berjalan menyusuri hutan ini, pikirnya. Bisa-bisa ia akan menjadi tulang belulang lagi.

"Suara apa itu? Seperti banyak yang berlari" ucapnya. Dan benar saja, sekelompok pria dengan balutan jas dan kemeja hitam berlari dari ujung yang tampak sedang mencari seseorang.

Soobin hendak bersembunyi. Tapi ia ketahuan. Dan akhirnya mereka pun mengejar.

Dengan sisa tenaga yang hampir terkuras habis, Soobin berusaha untuk tetap menyelamatkan diri dari para pengejar kematian.

Sampai dimana ia mendadak berhenti. Jika maju sedikit lagi mungkin akan terperosot ke dalam jurang. Soobin berpegangan kuat pada sebatang pohon disampingnya.

Tak lama pria-pria yang mengejar menemukannya. Posisi saat ini mereka beberapa meter diatas Soobin. Karna sebelumnya ia turun kebawah tanpa tahu ada jurang disana.

"Siapa kalian?!!! Mengapa kalian mencoba menghancurkan hidupku??!!" Remaja lelaki ini berteriak kencang. Bahkan air matanya sudah keluar deras karna emosi yang sudah membuncah keluar.

"Itu bukan urusan kami bocah. Tapi jika kau bertanya begitu, itu berarti sudah menjadi takdirmu"

Mereka yang mendengar tertawa dengan ejekan yang ditujukan pada lelaki bertubuh jenjang tersebut.

"Daripada berlama-lama, lebih baik kami menghabisi mu sekarang. Karna tujuan kami sebenarnya adalah mencari gadis Dokter itu! Tak ada waktu untuk melayanimu"

'Eunbi Noona?' Soobin membatin. Apa sekarang keadaan sudah memburuk?

Ia terlamun sebentar sampai ada sebuah peluru mengenainya. Seketika ia meluncur ke dalam sana dengan perasaan yang sudah begitu pasrah.

"Inilah saatnya menuju akhir kehidupan ku" Soobin bergumam setelah matanya terpejam.









--The DIFFERENT MEN--










The DIFFERENT MEN✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang