"Rupanya kau sudah tahu tentang gadis itu. Rangga," kata Pertapa Goa Ular.
Rangga hanya menganggukkan kepala saja.
"Gadis yang malang, tapi memiliki semangat dan bakat yang besar. Aku benar-benar menyukainya, itu sebabnya, dia kupilih menjadi muridku. Tapi tidak kusangka akan begini jadinya. Sementara apa yang kuberikan masih begitu tanggung. Ohhh.... Aku telah mencelakakannya, tanpa dia sadari," terdengar mengeluh nada suara Pertapa Goa Ular.
"Belum terlambat untuk menolongnya. Eyang," ujar Rangga, membesarkan hati orang tua ini.
"Aku khawatir, dia tidak bisa bertahan lama. Sedangkan aku sendiri sudah begitu lemah. Sampai-sampai, aku tidak mampu lagi menghadapi begundal-begundal itu. Kau tahu, Rangga. Silat jurus 'Seribu Racun Ular Berbisa' tidak jauh berbeda dari belalang. Induknya langsung mati setelah menitiskan keturunan. Sedangkan sebagian jurus sudah kuturunkan pada Swani. Hanya tinggal sedikit lagi kekuatanku yang tersisa. Tapi, itu tidak membantu Swani. Bahkan bisa mencelakakannya kalau jurus itu tidak segera disempurnakan," kata Pertapa Goa Ular lagi.
"Aku sudah tahu semuanya, Eyang. Aku juga tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk padanya," kata Rangga.
"Kau sudah bertemu dengannya?" tanya Pertapa Goa Ular.
"Kemarin. Tapi dia pergi secara diam-diam semalam. Aku tidak tahu, di mana dia kini berada," sahut Rangga.
"Oh, sayang sekali," desah Pertapa Goa Ular sedikit mengeluh.
"Aku berjanji akan terus mencari dan membawanya padamu, Eyang," tegas Rangga.
"Aku percaya kau akan melakukan itu, Rangga. Tapi yang lebih penting, Swani harus bisa dijauhkan dari si Iblis Tombak Baja." pesan Pertapa Goa Ular.
"Oh, ya. Di mana tempat tinggalmu sekarang?" tanya Pandan Wangi yang sejak tadi diam saja.
"Benar, Eyang. Kami lihat tempat tinggalmu sudah hancur, dan tak mungkin ditempati lagi," sambung Rangga.
"Aku sekarang memang tidak punya tempat tinggal lagi. Anak buah Iblis Tombak Baja telah menghancurkan tempat tinggalku. Dia memang sudah lama ingin menghancurkanku. Tapi, baru sekarang bisa terlaksana setelah sebagian kekuatanku lenyap. Bahkan sekarang ini aku benar-benar tidak punya daya lagi. Kau bisa lihat sendiri, bagaimana aku kewalahan hanya dalam menghadapi begundalnya saja," pelan sekali suara Pertapa Goa Ular.
Sebentar Pertapa Goa Ular terdiam. Dihembuskannya napas panjang, untuk melonggarkan rongga dadanya yang terasa jadi begitu sesak. Sedangkan Pandan Wangi dan Rangga hanya diam saja memperhatikan orang tua pertapa itu.
"Saat berhasil lolos dari kepungan orang-orang Iblis Tombak Baja, aku terus berusaha mencari Swani. Beberapa kali aku bentrok dengan mereka. Dan itu semakin menguras tenaga dan kepandaianku. Rasanya, aku tidak sanggup lagi bertarung jika bertemu mereka. Aku tidak ingin mati sebelum Jurus 'Seribu Racun Ular Berbisa' yang kuturunkan pada Swani kutuntaskan. Kau harus bisa menemukan gadis itu sebelum segalanya terlambat, Rangga. Jika Swani sampai mati lebih dulu, maka aku juga akan mati tanpa mewariskan ilmu-ilmu yang kumiliki. Dan kalau aku yang mati lebih dulu, akan berbahaya akibatnya bagi Swani. Seumur hidup, dia akan menjadi orang yang paling lemah, tanpa daya sedikit pun," kata Pertapa Goa Ular menjelaskan lagi.
"Seburuk itukah akibatnya, Eyang...?" tanya Pandan Wangi tidak menyangka.
"Bisa lebih buruk lagi. Dia bisa lumpuh seumur hidup."
"Oh...?!" Pandan Wangi terpekik terkejut si Kipas Maut memandang Rangga yang jadi terdiam dengan kepala tertunduk Pandan Wangi tidak menyangka kalau akan seburuk itu akibat Jurus 'Seribu Racun Ular Berbisa' yang dipelajari jika tidak sampai tuntas dan sempurna. Suatu ilmu dahsyat, tapi sangat buruk akibatnya jika hanya mempelajari setengah-setengah. Pantas saja Rangga tidak mau mempelajarinya, karena Pendekar Rajawali Sakti sudah mengetahui segala akibat dan keburukannya. Bukan saja bagi diri sendiri, tapi juga bagi orang yang menurunkan ilmu itu. Tapi kalau bisa menguasai secara sempurna, sangat sukar menandingi jurus itu.
"Pandan Wangi! Sebaiknya kau tetap bersama Eyang Pertapa. Sementara, aku mencari Swani," ujar Rangga setelah cukup lama terdiam.
"Swani pasti ke sarang si Iblis Tombak Baja, Rangga," duga Pertapa Goa Ular.
"Dia sudah ke sana dan menghancurkannya," selak Pandan Wangi memberi tahu.
"Oh! Benarkah...?!" Pertapa Goa Ular terkejut mendengarnya.
"Benar, Eyang," sahut Rangga.
"Ah.... Dia benar-benar dalam bahaya sekarang. Sayang, aku tidak punya daya lagi untuk menolongnya," keluh Pertapa Goa Ular.
"Jangan pikirkan itu, Eyang. Sekarang, yang penting Eyang dan Pandan Wangi ke puncak Bukit Menjangan. Aku berjanji akan membawa Swani dengan selamat padamu," tegas Rangga.
"Terima kasih, Rangga. Aku percaya, kau pasti bisa mengatasi kesulitan ini," ujar Pertapa Goa Ular.
"Sebaiknya, Eyang berangkat sekarang. Aku yakin, tidak lama lagi mereka pasti akan datang ke sini. Akan buruk akibatnya." ujar Rangga lagi.
"Mari, Eyang...," ajak Pandan Wangi.
KAMU SEDANG MEMBACA
59. Pendekar Rajawali Sakti : Dewi Goa Ular
ActionSerial ke 59. Cerita ini diambil dari Serial Silat Pendekar Rajawali Sakti karya Teguh S. Dengan tokoh protagonis Rangga Pati Permadi yang dikenal dengan Pendekar Rajawali Sakti.