kamu

16 1 0
                                    

Kerinduan hanyalah sebatas kata. Pada akhirnya saat bertemu kita hanya berdiam berharap semesta membujuk dia untuk membuka pembicaraan, tetapi tidak dia hanya mentap ku begitu dalam hingga aku merasa bahwa dia masuk ke dalam diriku. Mencuri imajinasi ku berbincang dan dengan hati ku. Tetapi mengapa dia hanya berdiam puan, kenapa? Terlalu kaku kah bibir nya hanya untuk berkata "apa kabar?". Dia terlalu lama bertualang wahai semesta. Dia meninggalkan ku sendirian dan aku terus mencarinya. Hingga aku memilih berhenti kerena tidak menemukan ujung dari apa yang ku cari, dia datang tanpa isyarat dan perantara. Kini aku menatap wajah nya duhai semesta, lelaki ini aku begitu mencintai nya. Tetapi rasa adalah hal yang paling rahasia, aku tidak bisa mengatakan padanya. Aku ingin dia memberi ku suara untuk apa dia hadir di hadapan ku kini?. Tetap saja ia tidak bersuara mengapa dia terus mentap ku semesta? apakah ini cara dia membalas rindu ku atau bahkan perasaan ku juga? Pelit sekali dia. Aku menunggunya dengan sabar tetapi bersuara pun tak mau. Semesta lihat lah dia menggenggam tangan ku dan bibirnya seolah ingin mengeluarkan kata. Tapi, aku tidak sanggup untuk mentap nya semesta aku takut dia mengungkapan kata yang tak pernah ingin ku dengar. "Sampai jumpa" semesta mengapa dia berkata seperti itu?! Apa yang akan dia lakukan aku sudah menduga bahwa dia kembali hanya untuk mengucapkan "selamat tinggal" bukan? Sakit ini terlalu menyakitkan. Dan aku hanya diam tidak bisa berkata sepatah kata pun tidak rasanya begitu hancur dia meninggalkan ku dengan benar benar nyata diakhiri dengan kilas senyum yang selalu membuat ku ingin selalu ada dekapannya tetapi kini hilang. Dia mengakhiri apa yang harusnya dari lalu ia akhir. Kau tega semesta aku dibuat merasakan dua kali sakitnya ditinggalkan pergi oleh satu orang yang kucintai. -Serenadaku

serenadaku Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang