"Kenapa?"
"Kenapa? Lo tau kan gue sama Lukas lagi gak baik hubungannya dan disitu ada Biru juga, gue gak mau karna ini semua buat keadaan jadi canggung." Jelas Shena.
"Tapi Shen, ini kesempatan gue buat bisa deket sama Vero," Ucap Renata memelas
"Iya Shen, dengan kita disana pasti Wisnu bisa liat gue dan yang penting kita bisa buat timnya Wisnu semangat dalam bertanding." Tambah Pratiwi
"Kalo kalian mau ya gak papa, gue gak mau"
"Shena!" Seru Renata, "gue sama Lukas juga gak baik hubungannya, tapi demi tim basketnya Wisnu gue bisa kok mengesampingkan itu semua."
Shena mencoba mencerna apa yang dikatakan oleh Renata barusan. Apa yang dibilang Renata benar, kita harus bisa mengutamakan urusan bersama daripada urusan pribadi.
"Tapi, kan ada Biru" ucap Shena lemas
"Itung-itung ini kesempatan lo buat PDKT" kata Pratiwi
"Bener tuh kata Pratiwi, kita harus bisa memanfaatkan waktu yang ada. Iya gak?"
Shena tersenyum, "iya dong" sahut Shena dan Pratiwi kompak.
Shena :
Oke. Nanti gue kabarinShena mengirimkan pesan kepada Farhan bahwa dia menyetujui tawaran Farhan untuk nonton bersama.
Shena masih memikirkan kemungkinan yang nanti akan terjadi apabila dia nonton bersama dengan gengnya Farhan. Kalau seandainya tidak ada Biru, Shena akan dengan sukarela bergabung dengan mereka tapi semua malah sebaliknya.
Bukan berarti Shena tidak mau karna gengsi tapi karna Shena tidak mau keadaan akan menjadi canggung. Semoga saja nanti ada halangan supaya Shena tidak ikut bergabung dengan mereka.
Selepas makan malam, Shena mendapat kabar dari pelatih bahwa dia harus ke tempat karantina karena pelatih membutuhkan bantuan Shena. Shena merasa lega karena dia gagal untuk nonton bersama Farhan dkk. Doanya terkabul dengan cepat.
"Terus gimana? Kita nonton cuma berdua?" Tanya Renata lesu
"Nanti lo nontonnya disupporternya sekolah kita sama yang lain juga, gue udah bilang ke Farhan kok," kata Shena
"Emangnya, lo gak bisa ya ikut gabung sama kita?" Kini Pratiwi yang bertanya
"Enggak. Coach Rian butuh bantuan gue untuk gantiin posisinya tim official yang tadi mendadak pulang,"
"Oh yaudah. Btw, titip salam buat Wisnu ya?"
"Hm"
"Lo berangkat sekarang?"
"Iya, gue harus ikut briefing dulu"
"Tapi, lo nanti pulangnya sama kita kan?" Tanya Renata yang sedang memasangkan jam tangan di pergelangan tangannya.
"Iya. Gue berangkat dulu ya?" Pamit Shena
"Hati-hati"
Shena mengangkat jari jempolnya, tandanya ia mengiyakan ucapan Pratiwi.
Shena keluar dari kamarnya menuju lift untuk ke parkiran. Namun, langkahnya terhenti karena dia melihat Biru yang baru saja keluar dari lift. Biru melihat ke arah Shena sebentar dan mereka saling tatap sebelum Biru menundukkan tatapannya.
Jatuh cinta dalam diam memangnya harus seperti ini ya?. Saat bertemu hanya mampu menyapa dalam hati dan mengisyaratkan lewat tatapan mata. Tidak ada tegur sapa dan lemparan senyum yang mampu mencairkan suasana. Jangankan mencairkan suasana, menghangatkan saja tak mampu.