09. Scared

44 4 0
                                        

____________________

Biarkan aku memelukmu untuk meredam ketakutanku
_______________

Aku benar-benar tidak habis pikir. Bagaimana bisa Taeyong mengatakan kepada media bahwa aku adalah kekasihnya. Kupikir lelaki itu sedang ada masalah dengan otaknya, semoga kekesalanku ini tidak bisa terdengar olehnya. Sebab mata tajamnya pasti akan melotot seolah ingin memangsaku. Bagaimana tidak? saat pertama kedatanganku sebagai staf di agensi ini, Taeyong menatapku dengan mata tajamnya itu. Bahkan lelaki itu tidak segan mengucapkan kata kasar bak sangat-sangat membenciku. Lalu sekarang, dengan tidak tahu dirinya lelaki itu mengkalimku sebagai kekasihnya.

Disinilah aku sekarang, bersama Taeyong disebuah ruangan milik Manager yang menaungi boyband NCT127.
Aku menunduk, tidak berani menatap salah satu dari kedua lelaki diruangan ini. Takut, hanya itulah yang terus menghantuiku. Takut jika berita ini sampai ke media Indonesia dan kedua orangtuaku melihatnya. Astaga, bahkan aku yakin Oxy akan berteriak jika mengetahuinya.

"Taeyong-si, kau tahu ini akan berakibat fatal."

Perkataan Manager barusan membuatku mendongak dan menoleh pada Taeyong yang masih memasang wajah tenang. Astaga, benar-benar batu.

"Kemungkinan besar namamu akan terancam di dunia K-POP ini."

"jeon gwaenchanh-ayo."

"Jika hanya namamu saja yang terancam mungkin kau masih bisa berkata seperti itu. Tapi apa kau tidak bisa memikirkan karir anggota lain, atau bahkan agensi ini?"

Kulihat Taeyong mengeraskan rahangnya dan menunduk. Padahal sebelumnya lelaki itu berlagak tenang, lalu kenapa kali ini ia merubah ekspresi wajahnya.

"Dan kau Mora," aku mendongak, menatap takut ke arah Manager. "Apa pantas seorang staf menjalin cinta dengan idol? kau ingin membuat nama Taeyong hancur?"

Sungguh demi apapun, aku sama sekali tidak ada niat untuk membuat nama Taeyong dipandang jelek dimata penggemarnya. Bahkan aku saja tidak tahu jika Taeyong akan mengatakan hal tidak benar itu di depan para awak media.

"Sa-saya tidak ada hubungan apapun dengan Taeyong, sungguh!" belaku dengan wajah serius. Namun kulihat Manager malah tertawa seolah ucapanku barusan adalah lelucon.

"Dan kau masih bisa membela dirimu sendiri. Aigoo... kau benar-benar tidak tahu malu. Kau bahkan hanya seorang staf, apa kau tidak memikirkan hal ini jauh-jauh hari? benar-benar tidak tahu ma-"

"Shireo! kenapa kau mesti mengatai Kimora?"

Aku menoleh menatap tak percaya ke arah Taeyong. Lelaki itu seolah marah menahan emosi. Bukankah ucapan Manager barusan ditujukan untukku, lalu kenapa Taeyong semarah ini.

"Aku yang mengajaknya berpacaran?"

"Mwo?"
Lagi aku dibuat terkejut dengan pengakuan bohongnya. Aku sama sekali tidak menjalin hubungan apapun dengan lelaki mata tajam ini. Sungguh.

"A-aniya! aku dan Taeyong tidak ada hubungan apapun, sungguh. Dia hanya sedang mengada-ada saja."

"Ani, aku serius! aku dan Kimora memang benar berpacaran."

"Yak! kenapa kau mengarang hal gila seperti ini di depan Manager? kau ingin aku dipecat ya?"
Emosiku sudah tersulut. Ingin rasanya aku mencakar wajah milik Lee Taeyong ini. Benar-benar tidak ada otak, bagaimana bisa dia berkata macam itu.

"Jika sampai ada yang berani memecatmu, aku akan keluar dari agensi ini."

"Mwo?" Kalimat barusan kuucapkan bersamaan dengan Manager. Ya, sama-sama terkejut tentunya.

Your Eyes [Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang