04. Kecurigaan

104 10 0
                                    

Kejadian semalam berhasil membuatku tidak bisa tidur. Ya, setelah mengantarkan Taeyong ke apartemennya, Aku pun segera balik ke apartemenku agar bisa segera istirahat. Namun, alih-alih Aku bisa tidur nyenyak justru insomnia menyerangku.
Bayangan dimana Taeyong memejamkan kedua matanya menikmati adegan ciumannya bersamaku begitu nyata meski sudah beberapa kali Aku memukul kepalaku agar mengusir bayangan gila itu.

Bahkan saat Aku kembali memake-up wajahnya, pria itu bersikap seperti biasanya;diam, tajam, dan menyeramkan seolah tidak terjadi apa-apa.
Meski sebenarnya Aku bersyukur sebab ia tidak mengingatnya. Namun, bukankah tadi malam pria itu tidak sepenuhnya mabuk?

Ah, sudahlah. Aku tidak mau mengingat hal itu lagi.

Kau tahu, kenapa Aku bersikap biasa saja meski secara tidak langsung Taeyong telah melecehkanku sebagai perempuan. Meskipun di Korea melakukan kiss seperti itu adalah hal yang dipandang lumrah oleh sebagian masyarakat, namun bagiku akan sangat tidak sopan jika orang yang tidak mengenalmu tiba-tiba melakukan hal tersebut.
Sebagian darahku adalah darah Indonesia, jadi Aku pun menjujung tinggi rasa sopan dan menghargai orang lain. Seperti halnya di Indonesia, masyarakat memandang rendah orang yang melakukan kiss kepada orang lain karena dianggap tidak sopan.

Aku tidak bermaksud membedakan kedua negara tersebut, namun hanya memberikan sedikit tanggapan jika tiap-tiap negara mempunyai cara berpikir yang berbeda.

Taeyong memang melakukan suatu tindakan yang tidak sopan kepadaku, namun Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Disini Aku hanyalah seorang staf yang bekerja di agensi pemilik nama besarnya. Meskipun Aku melaporkannya kepihak yang berwajib, itu malah akan membuatku masuk kedalam jurang curam. Maksudku adalah, Aku hanya manusia kecil yang tidak mempunyai tameng apapun. Sedangkan Taeyong, ia adalah idol terkenal dan memiliki tameng besar, yakni agensinya. Dimana saat nantinya Aku melaporkan ketidaksopannannya, Akulah yang malah akan merasa dipermalukan.
Seperti dituduh merusak nama baik Taeyong maupun agensi.

Kalian tidak tahu seberapa pedas komentar para netizen jika sudah meledak-ledak cara berpikirnya.

"Kau pulang jam berapa kemarin?"
Mendongak Aku mendapati Sejin eonni tengah memandangku dengan wajah layaknya anak kecil yang sedang merajuk sebab mengetahui orangtuanya jalan tanpa mengajaknya. Ah, kiyowo.

"Wajahmu lucu sekali."
Bukannya menjawab pertanyaannya Aku justru terkekeh melihat tingkah wanita yang lebih tua dariku ini.

"Mwo? aishh! jawab pertanyaanku!"

"Ne, ne. Kemarin malam Aku pulang jam sebelas, wae-yo?"
Aku menjawab sembari menyuruh Sejin eonni duduk disebelahku.
Kulihat tiba-tiba raut wajahnya berubah serius, membuatku penasaran akan perubahan raut wajah wanita ini.

"Kau tidak tahu kejadian semalam?"
Wajah Sejin eonni menatapku serius, seketika bayangan dimana Taeyong yang menciumku semalam kembali terngiang di dalam otakku.

Aku melupakan fakta jika Sejin eonni dan Taeyong begitu dekat.
Mataku bergerak gelisah, takut jika wanita disampingku ini mengetahui fakta yang tengah kututupi.

"Wae--wae-yo? Ada apa dengan semalam?"
Kulihat Sejin eonni mendesis seolah mengejekku tentang ketidaktahuan ini meski dalam hati Aku mengucapkan kata maaf berulang kali.

"Semalam Taeyong hilang."

"Mwo!" Aku kaget seketika.

"Saat acara syuting selesai, Taeyong ijin ingin keluar sebentar tapi dia tidak kembali lagi hampir satu setengah jam. Bahkan Manager sudah memeriksanya di apartemen miliknya tapi tidak ada orang di dalam."

Your Eyes [Taeyong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang