Catatan Seorang Santri

Mu'allimah Favorit

Di pondok saya, Mu’allimah itu merupakan nama panggilan bagi kakak kelas enam atau santriwati kelas akhir.

Sementara Anisah merupakan nama panggilan bagi kakak kelas lima yang sudah dilantik menjadi pengurus.

Dulu, waktu saya duduk di bangku satu intensif, saya itu mengagumi salah satu mu’allimah yang ketika itu  tengah memangku jabatan Wakil ISTAMA.

Yah... kalau diluar, wakil OSIS gitulah. ISTAMA merupakan singkatan dari Ikatan Santriwati Tarbiyatul Mu’allimat Al-Islamiyah.

Sebuah organisasi kepengurusan turun temurun yang bertugas untuk melayani pondok, menegakkan kegiatan dan pembantu Kyai dan Nyai.

Mu’allimah Hanifah Munajjiyah, itulah nama lengkap beliau. Menurut kacamata saya, sebagai anggota ketika itu, beliau merupakan pengurus yang bijaksana, punya skill, berwibawa  tapi tetap wise kepada anggota. Baik deh pokoknya....

Beliau juga salah satu pengurus PEC(Pionner English Club) yang merupakan kelompok bergengsi ketika itu.

Dari beliau, saya merasa bersemangat untuk belajar bahasa Inggris dan berbicara bahasa Inggris. Senang sekali, ketika beliau sedang kontroling ke rayon-rayon kemudian mengajak saya mengobrol dengan menggunakan bahasa Inggris.

Merasa tertantang..... bicara langsung sama senior. Hahaha....

Selain itu, beliau juga pintar di segala mata pelajaran. Ketika masa-masa Learning center beliau selalu memilih tempat khusus untuk belajar.

Hehehe, soalnya saya pernah nguntitin beliau. Dari beliau saya belajar apa itu arti semangat dan tidak menyerah serta untuk selalu wise kepada setiap orang.

Walaupun, ketika saya menjadi pengurus tidak menjabat seperti beliau, setidaknya saya berada di satu tingkat di bawahnya, yaitu menjadi Sekretaris Umum 1 ISTAMA Ketika itu.

Dan bagi saya pribadi, kagum itu boleh, asal tidak berlebihan. Ambil nilai positif dari orang yang kita kagumi, dan teruslah menjadi baik dan terbaik.

😁😁😁😁