4

11 0 0
                                    

Hari ini kelas Athaya selesai lebih cepat dari jadwal sebenarnya karena dosen yang mengajar tidak masuk.

Jadilah sekarang Athaya berjalan gontai keluar kelas menuju kantin seorang diri.

Jangan tanya dimana Ega, sebab lelaki itu langsung melesat keluar kelas menuju kelas pujaan hatinya yang sedang ia perjuangan.

Begitu sampai dikantin Athaya langsung mendudukkan pantatnya di kursi kantin.

Ia langsung melambaikan tangan dan mengangkat jari telunjuknya tanda ia memesan satu ke tukang ketoprak langganannnya dan diangguki oleh penjual.

Selagi menunggu ketoprak jadi, Athaya mengeluarkan ponselnya untuk sekedar membuka sosial medianya.

Ia membuka instagram dan melihat postingan terbaru dari Arkan yang sedang berswafoto bersama kekasihnya yang tak lain dan tidak bukan adalah kakak tingkat dari fakultas lain.

Athaya hanya berdecak kagum dengan kepiawaian Arkan memikat hati wanita.

Kira-kira awet berapa lama nih sama yang ini? Tanya Athaya dalam hati.

Tak lama lamunan Athaya buyar karena kedatangan Ega yang menggebrak meja sambil misuh-misuh.

Nih anak kenapa sih?!.

Sontak saja Athaya kaget, dan hampir saja ponsel yang dia pegang hampir jatuh.

"Kenapa sih dateng-dateng kusut gitu tuh muka?". Athaya menatap aneh temannya itu yang masih mengerucutkan bibirnya dan terlihat menjijikkan dimata Athaya.

"Biasa lah gue kalah cepet". Saut Ega malas yang kini salah satu tangannya menyanggah dagu nya.

"Sama siapa lagi emang?". Tanya Athaya penasaran.

"Itu sama Jecki dari kelas sebelah".

"Emang gak jodoh,masa dari kemaren keduluan mulu". Ucap Athaya sok bijak sambil menepuk pundak temannya itu prihatin.

"Gak bisa pokoknya ini mah harus diperjuangkan". ucap Ega sambil mengepalkan tangan kanan nya penuh keyakinan .

Athaya hanya iyain aja biar seneng Ega nya.

Panjang lebar Ega menjelaskan betapa cinta nya dia ke pujaan hati nya itu yang cuma ditanggapi anggukan kepala oleh Athaya.

Sampai akhirnya ketoprak pesanan Athaya dateng dan langsung dibayar lunas oleh Athaya dengan alesan mager nyamper si abang.

"Nih gue suapin biar semangat ngejar cinta si pujaan hati". Kini sesendok ketoprak berada tepat di depan mulut Ega dan disambut dengan senang hati.

Athaya hanya terkekeh melihat tingkah laku Ega.

Kemudian Athaya menyendokkan lagi untuk dirinya dan sesendok berikutnya untuk Ega, begitu seterusnya.

"Cil!". Bukan suara Ega tapi suara seseorang yang sudah Athaya hafal suaranya.

Pasti mau rese in.

Tak lama orang itu uda duduk disampingnya dan langsung merebut sesendok ketoprak yang akan masuk ke mulut Athaya.

Kan bener.

"Is rese banget!". Ketus Athaya sebal.

Gak lama setelah kunyahan di mulut orang itu alias Arkan sudah tertelan sempurna ia langsung mengambil es teh manis Athaya dan menyeruput nya dengan tidak tau diri.

"Ahhhh segerrrr". Ucap Arkan santai tanpa dosa.

Ega yang melihat dua orang di depannya itu hanya ketawa. Selalu saja seperti itu tak pernah akur.

"Mau apa sih elah?". Ujar Athaya malas menatap Arkan yang cuma duduk santai menatapnya balik dengan wajah datar.

Nyebelin.

Arkan mendekatkan mulutnya ke kuping Athaya untuk membisikkan sesuatu.

Tapi Athaya langsung menutup kupingnya dengan bahunya dan tertawa.

Arkan menatap heran Athaya dari samping kemudian menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan menatap Ega dan dibalas gidikan bahu tanda tak tahu.

"Geli ah ahahaha".

Oh geli toh.

"Jangan bisik-bisik kek elah". Ujar Athaya yang sudah datar lagi wajah nya dan menatap Arkan yang berada disampingnya dengan sedikit mendongak keatas karena Arkan yang tinggi nya gak normal itu.

Sebenarnya bukan tinggi badan Arkan yang ga normal tetep tinggi Athaya yang perlu dipertanyakan.

"Gak, gak jadi". Kini Arkan membuang muka.

"Is gak jelas banget". Gerutu Athaya yang sekarang sudah menyeruput es teh manisnya.

"Ayo Ga cabut!". Kini tangan Athaya sudah menyeret Ega agar segera pergi meninggalkan Arkan sendiri.

"Duluan bro!". Pamit Ega tak enak.

Namun ketika Ega sudah berjalan mengikuti langkah Athaya, tepat pas melewati punggung Arkan Ega membisik kan sesuatu ditelinga nya.

"Lo tadi gak nyium bau-bau aneh dari rambut si Atha?".

Membuat Arkan diem sejenak. Pantas saja, ia kira bau apek dari lantai kantin ternyata dari rambut Athaya yang entah dari kapan belum di cuci.

Arkan hanya geleng- geleng kepala mengingatnya dan sedikit tersenyum.

Rainbow Feeling (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang