"Ayo buruan naik cil!". Teriak Ega menepuk-nepuk jok belakang motornya.
"Iya bentar pamit sama ayah dulu!". Teriak Athaya begitu melihat wujud Ega dan mendengar teriakannya dari dalam rumah kemudian berlari menghampiri Ega dengan tangan menenteng sepatu kets nya.
"Kebiasaan deh,bukan nya dipake dulu tuh sepatu". Omel Ega sambil memakaikan helm dilepas Athaya.
"Yaudah sih nanti aja di parkiran kayak biasa juga bisa". Saut Athaya yang kini pantatnya sudah menempel dijok belakang motor Ega.
Athaya emang punya kebiasaan aneh yang bikin Ega geleng-geleng kepala.
Setelahnya Ega langsung tancap gas meninggalkan pekarangan rumah Athaya.
Ditengah perjalanan Athaya memajukan badannya dan menepuk pundak Ega berkali-kali.
"Ga,ngebut dikit dong,gue udah kebelet nih". Teriak Athaya.
"Iya bawel banget sih lo!".
"Buruan, udah di ujung ini aduh!".
"Jangan goyang-goyang dong, tar jatoh nih kita".
"Ya gimana dong,kebelet ini ih".
"Tahan bentar dong,dikit lagi sampe nih".
Sesampainya di parkiran kampus, Athaya langsung lari menuju toilet kampus terdekat yang pasti sepatu yang ia tenteng tadi belum sempat ia gunakan dan juga helm yang tak sempat ia lepas,ia sudah tidak peduli yang penting lega dulu pikirnya. Dasar Athaya.
Ega hanya geleng-gelang kepala melihat kelakuan teman kecilnya yang ajaib ini,benar-benar langka.
Ega masih duduk manis diatas motor nya sembari menunggu Athaya,tiba-tiba Arkan menepuk bahunya.
"Si kecil mana?". Tanya Arkan.
"Lagi ada panggilan alam". Saut Ega santai. Dan Arkan hanya ber-oh ria.
"Duluan ye". Arkan berlalu sembari melambaikan tangan dan dibalas senyum simpul oleh Ega.
"Egaaa". Teriak Athaya diujung parkiran sambil berlari menghampirinya dan hampir saja Athaya terjatuh akibat tersandung.
Eksistensi Ega sepenuhnya tertuju pada sumber suara.
"Aduh lega banget,nih lepasin helm gue". Cerocos Athaya dalam satu tarikan nafas sambil mengelus perut nya.
"Gak usah lari kek,untung gak jatoh,coba kalo jatoh kan pasti gue mampusin". Omel Ega.
tapi tangan Ega tetap bergerak melepaskan helm yang menempel dikepala Athaya perlahan.
Yang diomelin cuma ngerucuti bibirnya sok imut.
"Cil gak cuci rambut berapa hari lo?bau banget?". Ega menutup hidungnya.
Yang di tanya hanya nyengir kuda tanpa dosa.
"Ih kan gue lagi dapet".
"Gak disisir juga nih pasti?". Kini tangan Ega mengusap rambut Athaya yang lepek dan juga kusut parah.
"Tau aja deh". Cengir Athaya sok imut.
Ega bener-bener gak habis pikir bagaimana bisa teman kecilnya ini punya kebiasaan seburuk ini?tidak mencuci rambut dan juga tidak disisir selama masa mentruasinya.
Setiap ditanya dia menjawab 'gak mau nanti darah nya ngadet-ngadet galancar gitu' atau 'ya males aja' atau 'mager tau lama-lama di kamar mandi kalo lagi dapet tuh,pegel berdiri'. Gak logis kadang emang jawabannya.
"Yaudah ayo ke kelas". Ega menarik lengan Athaya untuk dibawa pergi menuju kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainbow Feeling (ON GOING)
Novela Juvenil"Playboy,caper,pengganggu,nyebelin,dan satu lagi PEMAKSA". -Athaya Shapira- "Kecil,jutek,jorok,gatel kalau gak gangguin dia tuh". -Arkana Garaga-