Penenang.

18 1 0
                                    

Hidup itu penuh kejutan, ya? orang yang selama ini lo kira bakalan stay ternyata dia adalah orang pertama yang bakalan ninggalin lo disaat lo terpuruk.

Kayak sekarang, dimana posisi gua lagi bingung butuh sandaran dan support system tapi seolah tutup mata dan telinga nggak ada satupun teman gua yang perduli.

Jangan kira manusia seperti gua ini nggak ada masalah, bukannya nggak ada masalah tapi ini tentang bagaimana cara gua nutupin itu semua.

Mereka seakan nggak perduli sama apa yang gua rasain sekarang.

Mereka seolah menyudutkan gua tanpa tahu jelas masalahnya apa.

Tiba - tiba gua merasa ada mengetuk pintu kamar gua pelan, kondisi gua saat ini gabisa dibilang baik sih dengan mata sembab dan hidung beler jangan lupa rambut gua yang menyerupai rambut Singa ini.

"Jan ini kakak." Seolah terhipnotis gua langsung buka pintu kamar dengan tergesa, gua butuh penenang.

"K-kak." Tatap gua pada si pelaku, dengan indahnya dia merengkuh gua dalam pelukan hangatnya, definisi rumah sesungguhnya menurut gua.

"Udah gausah nangis lagi, ada kakak." ucapnya yang tidak lain dan tidak bukan adalah Kak Arda.

seakan butuh lebih gua menarik dia kedalam pelukan yang lebih erat enggan melepaskan barang sedikit pun.

"Kakak nggak kemana mana, erat banget meluknya?" ucapnya dengan nada berniat menggoda gua.

"Kak ih ngeselin." ucap gua sambil memajukan bibir gua 2 senti.

Belum sempat berbagi lebih dia lebih dulu melepaskan pelukannya, sambil menarik gua ke pinggir kasur dan mendudukan diri.

"I'll be there for you, no matter what." nilai bahasa inggris gua nggak bisa dibilang rendah banget untuk mengerti apa yang dikatakan Kak Arda.

sembari mendudukan diri di sampingnya "Makasih ya kak selalu di samping aku." ucap gua seraya memeluk Kak Arda dari samping.

Ga butuh banyak bertanya seolah tahu apa yang diinginkan hati dia datang memberi aman dan nyaman, dia penenang di kala hati ini gundah.



Wardana ; Doyoung.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang