1O:: perasaan

4.7K 515 21
                                    

Setelah semuanya membaik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah semuanya membaik. Taehyun,  Hueningkai, Beomgyu, Soobin dan Eunwoo pulang ke rumah masing-masing.

Sebenarnya Hueningkai hendak memberi tumpangan kepada teman-temannya karena ia membawa mobil, tetapi Yeonjun menolak karena sudah membawa motor sendiri.

"Heh! Pertanyaan gue tadi belum di jawab. Lo khawatir sama gue? Kenapa?" Ucap Yeonjun di sela-sela perjalanan pulang mereka.

Yuni tidak tau harus menjawab apa, karena yang ia rasakan hanya tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk pada Yeonjun. Bukan hanya sekedar menjalankan tugasnya. Tetapi ada sesuatu tersendiri yang membuat nya khawatir terhadap Yeonjun.

"Bukannya di jawab malah bengong" gerutu Yeonjun.

Meski dalam keadaan babak belur tetapi Yeonjun masih bisa mengendarai motor seperti biasa. Layaknya luka itu bukan apa-apa baginya.

"Haduhh ini apa ya? Nggak! Nggak mungkin aku suka sama majikan aku sendiri" batin Yuni

"Lo nekat banget sumpah! Liat kan sekarang lo jadi kena juga" omel Yeonjun

"Lagian ngapain sih pakek berantem segala sama anak sekolah lain?"akhirnya Yuni berani membuka suara

"Udah gue bilang kan, mereka yang duluan cari masalah. Si Sanha kemaren dicegat sama mereka trus di bikin babak belur. Yaudah kita marah lah temen kita di gituin. Kalo berani ayo satu lawan satu. Jangan satu lawan keroyokan" ucap Yeonjun

◦•●◉✿ . ✿◉●•◦

Mereka sudah sampai di depan rumah dan terlihat mobil Seojun yang sudah terparkir rapi di garasi. Itu artinya Seojun sudah pulang.
Yuni panik sekarang karena keadaan Yeonjun yang babak belur.

"Gimana nih, papa kamu udah dateng. Sekarang kita gimana?" Panik Yuni

"Udahlah biasain aja. Kalo di tanya ya tinggal jawab" ucap Yeonjun santai lalu mengusap darah yang ada di sudut bibirnya

Mereka masuk ke dalam rumah, Seojun duduk di sofa sambil membaca koran. Mendengar suara pintu terbuka ia langsung mengalihkan antensi nya menuju pintu.

"Yeonjun, apa yang terjadi?" Tanya Seojun menghampiri Yeonjun

"Bogem dikit" ucap Yeonjun singkat

"Yuni, apa yang terjadi, kenapa wajah kalian bisa gini?" Tanya Seojun terhadap Yuni

"I-itu t-tadi-" Yuni berhenti sejenak dan menatap Yeonjun. Namun Yeonjun malah menatapnya datar tak memberi respon apa-apa

"T-tadi Yeonjun berantem, trus saya udah berusaha buat berhentiin mereka kok. Saya udah berusaha jagain Yeonjun. Tolong jangan pecat saya" ucap Yuni sambil menunduk

"Seharusnya kamu nggak perlu lakuin itu. Saya nyuruh kamu jagain Yeonjun bukan berarti juga saya suruh kamu buat ngorbanin diri kamu. Yeonjun anaknya memang gitu.susah buat dibilangin, mending sekarang kalian obatin luka kalian" ucap Seojun. Yuni bernafas lega karena Seojun tidak memecat nya. Bahkan Yuni tidak menyangka Seojun sebaik ini terhadap nya

"Yeonjun, setelah itu papa mau bicara sama kamu" ucap Seojun

Yeonjun sudah masuk ke kamarnya, setelah membungkuk hormat kepada Seojun, Yuni langsung bergegas ke kamarnya untuk mengganti baju dan segera mengobati luka Yeonjun yang lebih parah dari lukanya yang hanya berdarah di sudut bibirnya dan memar di pipi.

Sementara Yeonjun terdapat luka di tangannya,disudut bibirnya,luka di pelipisnya dan juga memar dipipi nya. Wajar saja karena Yuni hanya terkena satu pukulan sementara Yeonjun terkena pukulan berkali-kali.

Yuni kini sudah berada di depan pintu kamar Yeonjun. Dan mengetuknya, menunggu izin dari Yeonjun untuk boleh masuk

"Masuk" suara Yeonjun dari dalam kamar.

"Yeonjun! Kenapa kamu udah nyuruh aku masuk?!" Yuni terkejut karena Yeonjun tidak memakai baju dan hanya memakai celana sekolah tadi

"Biasa aja kali! Gue juga nggak bakal ngapain lo kok. Nggak nafsu gue sama lo" ucap Yeonjun

"Ooh iya, kamu kan nafsu nya sama yang bohay" cicit Yuni

"Nah itu lo tau" ucap Yeonjun

Yuni langsung duduk di pinggir ranjang Yeonjun dan mengambil kotak p3k dari laci.

"Sini duduk, aku obatin luka kamu" Yuni menepuk-nepuk kasur yang di sampingnya untuk mengisyaratkan Yeonjun agar duduk disana.

"Luka lo sendiri aja belum diobatin" ucap Yeonjun

"Ini ngga papa, cuma gini doang" ucap Yuni.

"Sshhh" Yeonjun meringis saat Yuni memberikan obat pada luka di sudut bibir nya

Terakhir Yuni memberikan hansaplast pada pelipis Yeonjun setelah membalut luka di tangan Yeonjun.

"Udah selesai deh" ucap Yuni setelah meniup niup pelipis Yeonjun.

"Sekarang giliran lo yang gue obatin" ucap Yeonjun.

"E-eh ngga usah, aku bisa sendiri kok" Yuni menolak dengan halus.

"Ini bukan penawaran tapi perintah!" Akhirnya ia mengalah saja dan menuruti Yeonjun.

Yeonjun menggeser tubuhnya untuk duduk semakin mendekat lalu mengambil salep yang ada di kotak p3k dan mengoleskan nya pada sudut bibir Yuni yang terluka.

Jarak diantara mereka sangat dekat sekarang bahkan Yuni bisa merasakan deru nafas Yeonjun di pipinya, Yeonjun sangat fokus mengoleskan salep sementara Yuni sibuk menjaga agar jantungnya masih berada di tempat yang seharusnya dan tidak melompat keluar.

"Aduhh jarak nya kenapa deket banget sih, mana Yeonjun Nggak pakek baju lagi. Kan jadi takut. Tapi..... Yeonjun ganteng banget kalo kaya gini" batin Yuni.

"Lah? Kok aku malah mikir gitu sih. Nggak! Aku nggak suka sama Yeonjun!"

◦•●◉✿ . ✿◉●•◦

TBC
21 Februari 2020

✓『BABY BOY』Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang