_Psycho But You_

376 35 36
                                    

"Prolog"

Ada dua jenis manusia di dunia ini. Pertama, seseorang yang memilih jalur sulit dan menyakitkan demi apa yang benar-benar diinginkannya meski dia harus babak belur dan berkeringat untuk itu. Kedua, seseorang yang memasrahkan diri pada semua yang dengan baik hati berjalan sendiri ke arahnya.

Author's POV

Seorang gadis sedang berdiri di koridor kampusnya, menatap mading yang baru selesai dia tempel. Dia menatapnya dengan puas dan senang, hasil karyanya bisa terpajang disana dan akan dilihat orang lain, pikirnya. Gadis manis itu bernama Rara, si tomboy dari jurusan seni. Namanya seriusan cuma Rara aja, gak ada embel-embel lain. Udah simpel dari lahir.

Rara kadang pakai kacamata atau biasanya pake kontak lensa kalau lagi gamau ribet pake kacamata. Seringnya sih gak pake keduanya, kalau gak harus baca jarak jauh.

"Hahahaha gak sia-sia gue begadang buat bikin konsep mading!" Rara tertawa puas sambil bertepuk tangan, ya, ini adalah kebiasaan Rara setiap ketawa.

"Eh gembelll, lu kuliah mahal-mahal buat bikin mading? Sini-sini gue kasih lu pencerahan," Aldo melipat kedua tangannya di dada sambil bersandar pada dinding di belakang Rara.

"Apaan sih, berisik banget. Mulut lu bauu!!!" Rara menatap Aldo kejam.

"Eh sembarangan banget nih anak kalo ngomong, gue cium tinggi lu, Ra!" Aldo menjambak rambut Rara sampai Rara berdiri sangat dekat dengannya.

"Hehhh stoppp!!! Ini orang gila kenapa si ya tuhaaan, gue heran ya liat lu berdua gak pernah akur tapi lu pacaran. Lu, Do, ini cewek lu bisa botak kalo lu jambak begitu." Leo, teman seperjuangan Aldo yang super kalem itu muncul dan melerai Aldo dan Rara.

"Ah, dijambak begini mah gak berasa dia, Le. Ditendang aja kuat dia," Aldo menjulurkan lidahnya ke arah wajah Rara dan mendapat balasan wajah sinis dari Rara.

Maklum, Rara ini juara karate putri selama sekolah, masuk UKM pecinta alam di kampus dan anaknya militan abis. Ayahnya Rara anggota TNI AU, seorang pilot. Punya ibu seorang mantan puteri Indonesia, ternyata tidak bisa membuat Rara mewariskan satupun keanggunan dari ibunya. Untuk kecantikan, Rara mendapatkan gen yang bagus dari ibu dan ayahnya yang masih tampan di usianya yang sudah hampir 50.

"Ya tapi kan elo juga pemain bola, Do, kaki lo kuat buat nendang, berabe kalo lo berdua berantem kan. Ngapain lu pacaran kalo kagak ada mesra-mesranya!" Leo meringis, melihat kedua temannya ini sering membuatnya pening.

"Lah, elu gatau aja di hp gue banyak dokumen rahasia kita lohhhh...." Aldo tersenyum jahat sambil menahan tawa.

"Anjrittttt, gak kuaddd gueee!" Leo tertawa mengingat apa yang pernah dia liat di ponsel milik Aldo. File itu memang sangat terkutuk bagi Rara, aib terbesarnya yang pokoknya membuat dia benar-benar malu. Sampai-sampai, Rara akan mikir 1000 kali buat mutusin Aldo karna aibnya itu.

Kita sekalian perkenalan tokoh yaa, tadi ada Rara si cewek tomboy. Nah sekarang ada Aldo si cowok cuek, ganteng, dan indigo. Anaknya kasar, ceplas ceplos, dan gampang banget deh ngeplak kepala orang. Makanya kalo berantem sama Rara, beneran baku hantam. Doi anak dari seorang dokter forensik yang juga indigo. Pokoknya hawanya dingin banget kalo deket Aldo.

Ada satu lagi, sahabat Aldo dan Rara dari SMA. Namanya, Leonardo Edwin. Anak seorang dokter spesialis syaraf. Anaknya kalem, ramah, dan baik sama semua orang. Makanya dua makhluk sejenis Rara dan Aldo bisa nyaman temenan sama Leo karena anaknya emang humble banget.

Selanjutnya, ada bang Raka, Abang kesayangannya Rara, si arsitek ganteng.

Satu lagi, ada Sharon, anak seorang pengusaha besar. Blasteran Indonesia-Jerman. Cewek feminim yang kaya banget.

Anak jurusan fashion design yang emang stylish abis.

"Prolog End"

Psycho But You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang