Lov u

19 0 0
                                    

Dari awal kita sudah mengerti hal itu. Dari awal kita sudah mengetahui hal itu. Tapi, entah dari mana rasa itu tumbuh. Mulai menyukai, mengagumi hingga rasa ini telah menetap disini.

Entah, bermaksud memulai, atau sekejar menjalani segala yang telah terjadi. Tapi, kita merasa nyaman, saling belajar, mengisi dan melengkapi. Mungkin ada, ke egoisan diri yang terkadang menggebu, berharap kamu mengikuti arah saya.

Semua orang— siapa pun itu akan 'ditarik' oleh realitas dengan cara paksa maupun dengan cara sukarela kadang 'penarikan' itu keras, kadang juga lembut bergantung pada tingkat kesadaran, ketundukan dan kapasitas si penerima beban-beban realitas tersebut.

Dan aku, suatu saat aku pun akan ditarik hingga terdampar. Tetapi selama hatiku utuh bersama-Mu berpegang erat pada tali kokoh-Mu niscaya semua akan baik-baik saja, bahkan mungkin terasa lebih manis daripada madu. Ketika kubersama-Mu, aku akan menjadi mayoritas yang tenteram hatinya. Semua bak tanam bunga 'musibah' yang datang darimu, lebih aku senangi daripada 'nikmat' dosa di depan mata.

Jikalau dunia ini hanya berlangsung dalam satu ritme, pasti banyak cahaya pelangi yang enggan menampakkan diri. Kalaulah cahaya malas beranjak dari singgasana langit siang hari, kita tidak akan pernah sekelompok bintang-bintang dan rembulan yang indah. Kaulah musim dingin yang berkemas mengumpulkan bawaannya dan pergi meninggalkan daun yang berguguran, kita tidak akan pernah melihat bunga-bunga bermekaran mengenakan baju musim panen. Kendati, setiap barisan keberlangsungan menunjukkan derajat dan kedudukannya masing-masing.

Dan, memang benar apa yang diutarakan para arif, "Dimana pun rembulan bersinar terang, tidak ada tempat lagi bagi yang lain." Kini, sebelum dan seterusnya, kuhendak jujur bahwa engkau lah yang berhasil menyelinap ke pintu hatiku. Kasih, adalah engkau bak mutiara berkilauan dalam perbendaharaan sebuah istana. Bila hendak kumemasuki istana tersebut, kuhanya ingin terfokus padamu engkau yang akan kucari.

Sungguh, kata2ku tidak akan pernah mampu mendeskripsikan kecantikanmu dan khayalanku pun tak kuasa membayangkannya. Aku sudah cukup senang dikala hatiku tercerahkan oleh kerlipan matamu yang memantul dari cermin yang berada di hadapanmu. Akan lebih tepat bagiku untuk memohon bantuan padamu agar engkau berkenan menjelaskan apa sebenarnya yang ada pada dirimu itu.

Bila ada kisah yang berkenan denganmu, serentak antusiasku bangkit untuk mencari tahu lebih banyak akan hal itu. Seakan-akan nama dan jiwamu adalah penawar bagi berbagai penyakit dan rindu. Senyum manismu menebarkan cahaya bintang gemintang dan dari suaramu yang khas itu telah mengalirkan banyak mantra bagi penawar rasa kegamangan. Betapa tidak, karena keanggunan eksitensimu berfungsi mengolah duka menjadi suka, mengubah duri menjadi mawar dan memprakarsai kata menjadi makna. Namamu telah mengukir di dinding-dinding hatiku.

Kasih, engkau bagaikan seikat bunga yang dibentuk dengan cara unik. Adalah engkau yang tidak menampakkan diri disembarang tempat atau di hadapan mata siapa pun yang tidak pantas. Saat engkau menampakkan diri di hadapan cermin, seakan-akan cermin itu ingin bertekuk lutut untuk menjaga kesantunan di hadapanmu. Bahkan, cermin itu ingin mengikutimu ke mana pun engkau pergi. Dan, akulah orangnya yang ingin menjadi bayang-bayang yang beruntung mendapatkan cahaya kecantikanmu itu. Engkau adalah perhiasan bagi semesta. Bila engkau menggunakan perhiasan, sungguh,  kecantikanmu adalah perhiasan bagi perhiasan itu sendiri, bukan sebaliknya.

Satu identitas yang bertabur, karakter, kecantikan, keanggunan dan keindahan yang mampu membuatku tertawan itu, ternyata perlahan-lahan engkau telah mencabut satu anak panah dari tabung asmara, lalu dihujamkan dari busurnya panahnya dengan keras ke dalam jiwaku yang paling dalam. Upaya apapun untuk mencabut asmara atau memusnahkan pengaruhnya tidaklah akan berguna, percuma saja. Sebab, engkaulah sering kutemukan dalam mimpi, beberapa kali dalam kenyataan dan kini cintaku benar-benar berlabuh padamu, hanya padamu.

Saat cintaku berlabuh padamu, kurasakan seakan-akan menyempit ruang dalam hatiku bagi dunia dan warna warninya. Bias cahaya cintamu yang semarak gemerlap mampu membakar kesabaran dan nalarku. Rasa duka dan kecemasan akan keselamatan diri sirna seketika. Caci mata dan umpatan buruk orang tidak lebih berat ketimbang beban segenggam debu kerinduanku padamu. Apa saja yang menghalangi cintaku padamu adalah angin lalu atau gonggongan anjing membuat kafilah rindu semakin menderu.

Bak seseorang yang kehausan dan untuk mengambil secawan air. Tenggorokannya panas terbakar dahaga, tak kuasa bersabar untuk menuangkan seluruh air dalam cawan ke dalam mulutnya. Kini, ketika sang terkasih sudah dekat dan menjadi yang terdekat, maka kerinduan untuk berjumpa dengannya semakin tak tertahan. Tetapi, jalan antara malam yang menyedihkan dan pagi hari yang membahagiakan masih saja harus kuarungi gelombangnya. Jiwaku terlampaui parah menanggung rindu.

Kegilaan jiwa karena cinta telah beranak pinak. Kegelisahan yang mendekam dalam hati karena rindu pada sang terkasih telah melewati batas-batas tertentu. Bila kau katakan bahwa dihatimu ada goresan luka yang disebabkan oleh diriku, maka ketahuilah bahwa hatiku pun telah tertawan oleh cintamu dan terbakar oleh api asmaramu. Dan, mana mau aku memadamkannya.



Kasih, kini hatiku terpasung oleh rantai-rantai cintamu, tapi percayalah bahwa itu lebih baik dari pandanganku ketimbang kemewahan-kemewahan dan nilai-nilai materill yang cepat berlalu. Aku lebih senang jika jantungku ini yang tertembus pedang daripada menyaksikan sebilah duri mencederai telapak kakimu. Buanglah jauh-jauh pikiran bahwa aku bersikap tinggi hati. Maklumilah diriku, karena aku telah mabuk oleh cawan cinta yang kureguk darimu.

Kau adalah harapan yang aku tuju. Aku membawa segenap jiwa dan hatiku menuju rumah hatimu. Hingga aku merasa asing dengan yang lain.

Dalam perjalanan menuju mu, hatiku selalu dibakar kesedihan karena perpisahan yang terlalu lama. Tetapi, itu yang membuatku selalu mempunyai harapan baru dan rindu yang tidak pernah padam.

Cinta bukan sesuatu yang harus dibangun atau diupayakan, ia sudah ada, sudah tertanam didalam diri. Dan membutuhkan tak cukup satu menit waktu, menyatakan I Love You pada seseorang. Tapi membutuhkan waktu sepanjang hayat untuk membuktikan perasaan cinta.

Suara dan senyummu tetap menjadi penyemangat yang selalu hidup di sekitarku. Seperti segelas Sarabba dan sepiring pusan Goroho yang tak pernah terpisahkan.





~Devan, 08/01/2019~

chiya menangis haru setelah membaca pesan yang dikirim devan untuknya , ya khusus untuknya rasanya dunia seakan akan habis pasokan oksigen untuk dia hirup, ya chiya merasa beruntung akan hal itu beruntung telah dicintai laki-laki seperti devan se begitu hebatnya, beruntung karena devan mau melabuhkan hatinya pada wanita ya yang menurutnya tak memiliki kelebihan dalam hal apapun, sungguh kali ini Tuhan benar-benar baik, dan dalam hati chiya selalu merapalkan doa-doa agar tersemoga " semoga devan tak seperti yang lainnya, semoga tak ada luka lebam yang akan membuat nya teraram dan terhempas" ya semogaaa.... kali ini terimakasih devan .                                                                                                ......                          ~~~                                      .....        SEGINI DULU Yaaaa jangan lupa VOTE & komennnnn

Is OverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang