Chapter 8

3.3K 373 23
                                    

"Baekhyun, ayo kita menikah."

Secara konotatif, Baekhyun sedang tidak melamun, dia sadar sepenuhnya. Lamaran itu lagi. Katakanlah Baekhyun terlalu lelah untuk membuat pria itu sadar, tapi sebenarnya pun, dia kesulitan membuat keputusan ditengah angin malam yang menusuk persendiannya.

Dingin membuatnya sulit berpikir.

Sementara Baekhyun terus mendongak, dia dapat merasakan lengan pria itu membungkus pinggangnya, secara perlahan mulai mengencang.

Baekhyun berdehem, meskipun jantungnya sedang ketar-ketir didalam sana.

"Ahjusi..." Kabut nafas keluar dari dalam mulutnya, membumbung membentuk sebuah kepalan bulat. "Kalau aku ini perempuan dan diusiaku yang sekarang aku nikah, itu artinya aku lagi hamil kan?"

Alis Chanyeol bertemu, "Maksudnya?"

Baekhyun juga merasa jawabannya aneh dan sedikit lari dari topik pembicaraan, tapi berhubung dia sedang gugup karena kedinginan, maka dimaafkan.

Sebelum menjawab, Baekhyun bertanya-tanya mengapa nafas Chanyeol yang menimpa wajahnya bisa terasa begitu memabukkan.

"Kalau ada anak perempuan yang nikah diusia yang sama denganku, itu artinya dia lagi hamil. Karena dia malu ngakuin kalau dia lagi hamil, makanya dia nikah." Jelas Baekhyun, yang justru terkesan berbelit-belit.

Untungnya Chanyeol tidak bodoh-bodoh amat mengartikan maksud dari ucapan bocah permen kapasnya itu. Dia tersenyum skeptis dan sadar bahwa keinginnya untuk menikah semakin menjadi-jadi. Dia naikkan lengannya sedikit keatas, mendorong punggung kecil tersebut agar dada mereka menempel semakin erat. "Tapi kamu kan bukan perempuan, lalu apa masalahnya?" Katanya pelan, suaranya mulai memberat. "Nikah muda itu ngga memalukan. Pernikahan itu sakral, ngga mandang usia, ngga mandang jenis kelamin. Pernikahan bisa ngikat hubungan kita supaya lebih kuat."

"Tapi aku belum mau nikah, aku aja ngga ngerti sama konsep pernikahan itu sendiri."

Bukannya tersinggung, pria itu tersenyum maklum. Mungkin efek karena keseringan ditolak oleh laki-laki di depannya ini membuatnya mulai terbiasa.

"Aku anggap itu lampu kuning, aku cuma perlu nunggu lampunya berubah jadi hijau, kan?" Tersenyum tipis, Chanyeol turunkan kepalanya menuju telinga anak itu. "Kalau udah hijau, berarti gaskeuun."

Baekhyun ingin tertawa pada kekonyolan pria ini, namun tidak dapat dipungkiri bahwa hatinya menghangat.

"Kita liat aja nanti." Baekhyun menggeliat minta dilepaskan, namun lengan Chanyeol masih bertahan memenjara tubuh mereka. "Yaampun lepasin, kamu bikin aku ngga bisa napas, tau!"

Dua pukulan keras mampir menyapa dada kiri Chanyeol.

"Oke oke." Secara perlahan pelukan mereka terlepas. "Aku ngga bakal maksa kamu jawab sekarang." Chanyeol mengangkat kedua tangannya ke udara, membentuk gestur menyerah.

"Ayo pulang!"

Baekhyun sudah berjalan lebih dulu di depannya. Lengkap dengan kebiasaannya menghentak-hentakkan kaki. Tidak tahukah dia hal itu justru membuatnya semakin terlihat menggemaskan?

Tiba-tiba Chanyeol merasa ingin menerkamnya dari belakang lalu berkata, "Kamu pikir aku tahan berdiri aja disana sementara kamu menggemaskan di depan sini?"

Tapi Chanyeol harus menyingkirkan pemikiran tersebut karena Baekhyun sudah berjalan semakin jauh.

Sembari membuat langkah yang besar-besar, Chanyeol membenarkan letak kerah kemejanya.

"Yakin nih ngga mau nikah sama aku?" Kini dia berhasil mengekor di belakang anak itu. Menahan diri untuk tidak menculik anak manis seperti Baekhyun.

[REPOST] YOUNG HUSBAND Ver 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang