Chapter 10

4.5K 390 44
                                    

"Kami pasti bakalan nikah, tapi ngga sekarang."

"Bulan depan!"

"Baek—"

"Kami bakal nikah bulan depan. Saat kak Jessica dan kak Taecyeon nikah."

...

Chanyeol terdiam. Seolah dia adalah sesendok puding yang beku. Masalahnya, ketika Baekhyun mengatakan mereka akan menikah bulan depan, dia terlihat sangaaaaattt menggemaskan seperti marsmelo stroberi.

Wajah yang polos, wangi yang manis, dan tubuh yang menggemaskan, benar-benar tipikal yang Chanyeol suka.

Di mata Chanyeol, Baekhyun merupakan paket lengkap yang dikirimkan Tuhan untuk dirinya. Pedasnya cukup, gurihnya pas, pahitnya diterima, manisnya menyenangkan, asinnya mengenyangkan, dan asamnya menyegarkan. Jika Baekhyun adalah makan siang, Chanyeol akan menyantapnya perlahan-lahan sampai makan siang berikutnya tiba.

Byun Holly sudah tutup dari satu jam yang lalu, Jessica dan Tiffany pun sudah pulang setelah mengatakan pada teman-teman Chanyeol bahwa Baekhyun tidak serius dengan ucapannya, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Dia memang tipe anak yang mudah mengatakan apa saja tanpa dipikir baik-baik terlebih dahulu.

Untung saja Junmyeon cs mengerti dan mereka pergi meninggalkan restauran tanpa rasa penasaran sedikitpun. Diam-diam Jongin berharap bahwa Chanyeol dan Baekhyun benar-benar akan menikah bulan depan. Keparat yang malang. Itu pasti akan sangat lucu untuknya. Sudah lama dia tidak mendapat hiburan dengan cara seperti itu.

Sementara itu di dalam restauran, Baekhyun merangkak ke arah Chanyeol yang duduk di lantai balkon lalu menggantungkan tangannya di leher pria itu.

Waktu yang tepat untuk bermanja-manja, pikirnya.

Jika saja Chanyeol adalah es balok, mungkin sekarang dia akan meleleh.

"Ahjusi?"

"Hmm..."

"Kita ngga benar-benar bakal nikah bulan depan, kan?"

Chanyeol membuka matanya, dia menemukan kecemasan di wajah polos itu. Wajah yang manis itu. Wajah favoritnya itu. Kecemasan Baekhyun tergambar dengan jelas di sana. Chanyeol membawa tangannya untuk mengelus rambut Baekhyun, memandangi lamat-lamat kepolosan yang terdapat di matanya.

Oh ya ampun, Chanyeol sanggup memberikan semua kebahagiannya demi sebuah tatapan polos tersebut.

"Ngga." Dia menjawab sambil tertawa geli, merasa lucu dengan pertanyaan tersebut. "Kamu belum keliatan siap buat nikah muda. Aku bisa nunggu."

Baekhyun merengut, dia merasa tidak menginginkan jawaban itu. Tapi di satu sisi Chanyeol ada benarnya. Dia memang belum siap, meski beberapa kali Baekhyun sudah berusaha untuk tetap baik-baik saja dengan rencana nikah mudanya.

Sedangkan Chanyeol, katanya dia masih bisa menunggu. Mungkin entah sampai kapan. Sampai usianya tiga puluh lima?

Normalnya, remaja di usia Baekhyun masih belum bisa berpikir secara matang. Mereka cenderung memiliki pemikiran sendiri-sendiri, yang berubah-ubah, orang lain bilang namanya labil. Namun itu terlalu kasar untuk diberikan pada Baekhyun. Barang kali dia memang butuh waktu untuk berpikir, sehingga dia tidak asal bicara lagi seperti tadi.

"Ahjusi..."

"Hm?"

"Maafin aku ya, dulu aku selalu bersikap ngga baik sama kamu. Aku juga selalu bilang kalau kamu nyebelin."

"Jadi sekarang aku ngga nyebelin lagi?" Chanyeol tersenyum lebar, lalu memberikan satu kecupan singkat di bibir anak itu.

"Ngga gitu, dulu kamu selalu gangguin aku dan bikin aku kesal."

[REPOST] YOUNG HUSBAND Ver 1 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang