Part 8

30 1 0
                                    

Pagi hari...

Pagi ini Nayla, harus benar-benar bersandiwara di depan Rian yang notabenenya adalah suaminya.

Gadis itu berpakaian bak seorang hijabers, tubuhnya yang mungil seperti papan dibalut oleh kemeja putih lengan panjang, dipadukan dengan rok celana kulot bebahan jersey berwarna coklat susu, tak lupa kardigan berwarna hitam untuk menambah kesan elegan, serta pasmina coklat susu senada, untuk menambah kesempurnaan pada sepasang kaki jenjangnya menggunakan sepatu sport berwarna putih, dengan begitu seluruh penampilannya begitu sempurna.

Eit...Nayla tak mau sampai Rian mengenalinya bisa-bisa ia akan diseret ke rumah suaminya itu, entahlah nayla pun masih belum sudi mengakui lelaki itu sebagai suaminya.

kemudian ia pun melumuri seluruh wajahnya dengan foundation berwarna coklat gelap, ia memasang behel dengan keret kuning yang begitu kontras dengan deretan gigi putih yang tersusun rapi bak seperti mutiara. Tak hanya itu ia membuat tompel palsu diantara mata dan pipinys yang cubby. Dan yang terakhir kacamata dengan frame tebal dan masker yang siap menutupi wajah cantiknya,

Nayla tidaklah sama seperti gadis-gadis pada umumnya, dilahirkan dari keluarga kaya dan terpandang tak menjadikan dirinya sebagai sosok yang congkak, bahkan ia memiliki usaha roti d seberang jalan demi menunjang kehidupannya, tanpa uang ayahnya sepeser pun.

"Ya ampun nayla sofi, lo kok buluk benget, kayak gembel gtu muka lo." Tawa dini pecah saat melihat perubahan sahabatnya yang begitu drastis.

"Eh saodah....lo tu harusnya dukung gua, ini juga biar si Rian itu gak ngenalin gua." kata nayla sambil mendelik sebal ke arah Dini.

"Yaaa sorry...eh btw lo gak boleh ya lama-lama ngeboongin suami lo, pamali dosanya gede." Dini menceramahi nayla panjang lebar.

"Iya iyaa bu ustadz, gua gak lama-lama kok, gua yakin pasti lambat laun si Rian-Rian itu bakal kepincut sama gua, gua mau dia mencintai gua apa adanya." Kata nayla dramatis.

"Yodah maysaroh...semangat interviewnya." Kata Dini sambil tersenyum senang.

"Iya...iyaa tq bangeet dini, sahabat gua yang paling pengertian, eh btw antarin gua ke kantornya Rian dong, lo kan baek." Ujarnya jail disertai kedipan mata.

"-_-"

----------------------------------

Di kantor rian ruang HRD

"Jadi anda yang bernama sofi anasthasia." Ujar Dian Lesmana yang Nayla ketahui dari nametag yang dipakai oleh sang hrd.

"Saya sudah membaca cv dan beberapa kualifikasi prestasi dan pengalaman kerja anda, maka dari itu, selamat sofi kamu diterima di perusahaan ini divisi pemasaran."

"Wah ini beneran bu, saya gak nyangka bakal di terima di perusahaan wijaya corp." Ucap nayla sembari berbinar.

"Iya benar kamu memang cukup berkompeten, sehingga perusahaan tak ada alasan untuk tidak menerima kamu, oiyaa kamu bekerja dimulai pada hari ini ya, nanti saya tunjukkan ruang divisi pemasaran."

"Baik bu."

--------------------------------------

Divisi pemasaran

"Sssst..."

"Eh siapa yaa.."

"Itu bu dian sama siapa."

"Norak banget sih lo pada, cantik juga kagak."

"Itu muka atau pantat panci."

"Tompelnya gede banget neng"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Untangled A TreacherousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang