"Kau itu hanya milikku [name]" ucap Karma dengan pancaran mata yang tajam
"I-iya.. aku paham- " ucap [name] yang sedikit ketakutan
"Mengerikan" batin [name]
-------
Perkataan Karma selalu terbayang bayang oleh [name] hingga ia tidak bisa tidur malam itu. Ia juga sudah tidak lagi tidur di kamar Karma sejak Karma mengetahui identitasnya.
Karma memang tinggal sendiri di rumahnya yang besar itu. Orang tua nya jarang dirumah karena pekerjaan yang mengharuskan orang tuanya tinggal di luar kota. Karma juga tidak memiliki saudara. Walaupun begitu, karma sudah terbiasa dengan hal ini.
Keesokan harinya [name] bangun dan bersiap untuk ke sekolah. [Name] menatap dirinya di cermin wastafel
"Bagaimana ini? Bekasnya masih ada" batin [name] sambil memperhatikan bekas ciuman dilehernya akibat perbuatan Karma
"Aku tidak punya sihir yang cocok untuk menghilangkan ini. Semoga tidak ada yang lihat" batinnya
Setelah itu [name] membuat sarapan seperti biasa untuk Karma
"Pagi, [name]" sapa Karma yang baru saja selesai bersiap untuk pergi kesekolah
"Pagi..." balas [name] singkat
"Hari ini sarapan apa?" Tanya Karma
"Omurice. Apa kau suka omurice?"
"Aku tidak pilih-pilih dalam makanan"
"Syukurlah"
"[name]" panggil Karma
"Iya?"
"Kapan kau akan cerita tentang masa lalumu? Aku sudah memenuhi syarat yg kau mau" ucap Karma sambil meminum teh hangatnya
"Hmm..."
[Name] tidak yakin apakah ini akan baik-baik saja untuk bercerita tentang masa lalunya. Tapi karena ia sudaj janji, mau tidak mau harus ditepati.
"Baiklah aku akan cerita sekarang"
Flashback masa lalu [name]
Disebuah desa kecil, [name] hidup bersama ayah, ibu, dan adik laki-lakinya. Mereka bukanlah keluarga yang kaya. Hanya berkecukupan. Saat ini [name] berusia 10 tahun. Ia hanyalah gadis kecil biasa hingga pada hari itu mengubah segalanya.
Pada suatu hari, desa tempat tinggal [name] didatangi oleh seorang dokter. Ia mengatakan bahwa di desa tempat tinggal [name] terdapat wabah yang mengerikan yang hanya ada di tubuh seorang anak-anak. Mendengar itu, seluruh penduduk desa menjadi takut tetapi dokter tersebut menyarankan agar anak-anak di desa tersebut di karangtina di lab tempat ia bekerja. Mendengar itu, kepala desa tersebut menyetujuinya. Anak-anak di desa tersebut termasuk [name] dan adik kecilnya yang masih berumur 7 tahun itu pergi ke lab yang disebutkan oleh sang dokter. Para orang tua menemani anaknya sampai mereka masuk ke gedung lab.
"Ibu... Aku tidak ingin pergi kesana" ucap [name] sambil menangis
"Kita harus menuruti kata kepala desa nak, dan ini demi kesehatanmu" ucap ibu [name]
"Tapi aku tidak ingin berpisah sama ayah dan ibu" ucap [name] sambil memeluk ibunya begitu pula adik kecinya yang juga menangis tidak ingin pergi
"Ini demi kebaikan mu nak, kalau sudah sembuh kita pasti akan bertemu kembali" ucap ibu [name]
"Benarkah? Kapan itu?" Tanya [name]
"Secepatnya nak" ucap ibu [name]
"Baiklah, ayah, ibu... Aku pasti akan sangat merindukan kalian. Aku harap kita lekas bertemu kembali" ucap [name] sambil memeluk kedua orang tuanya dan juga adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
My neko [name]-chan {Karma x Fem!Readers}
FanfictionKarma merawat seekor kucing yang dianiaya oleh pedagang ikan Dan ternyata kucing itu bukanlah kucing biasa. Kucing yang dapat berubah wujud menjadi manusia. "Siapa kamu?" "Aku [name], Tuanku" ●Ansatsu Kyoushitsu copyright belong to Yusei Matsui-se...