Take - 02

740 116 12
                                    

Yoonbin merapikan berkas-berkas yang berserakan di mejanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Yoonbin merapikan berkas-berkas yang berserakan di mejanya. Melepas kacamata, lalu memijat pelipisnya pelan. Matanya mengedip bersamaan dengan rasa pening di kepalanya. Sepertinya minus-nya mulai bertambah.

Kantor nampak riuh pagi tadi. Hari ini adalah deadline proposal pengajuan sponsor. Dan mau tidak mau Yoonbin harus bekerja ekstra memeriksa satu per-satu sponsor yang akan diajukan. Tak jarang pemuda dingin itu mengkritik dan memberi saran.

Ia menjadi sibuk akhir-akhir ini. Banyak dokumen-dokumen yang menumpuk menunggu untuk direvisi. Belum lagi ia harus memenuhi undangan-undangan klien yang terkadang menyita waktu istirahatnya.

Untung saja semua baru saja selesai. Dan Yoonbin bisa istirahat sebentar dari kepenatan. Pemuda tampan itu menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi kerja.

"Tuan muda?" Ujar seseorang membangunkan Yoonbin dari tidurnya. Baru saja dirinya memejamkan mata.

"Yes?" Sahut Yoonbin masih memejamkan matanya.

"Ini ada kiriman bekal dari Nyonya Ha, Tuan."

Yoonbin membuka matanya, menatap datar sang sekretaris. Menghela napas sebentar, sebelum mengisyaratkan untuk meletakkan bekalnya di meja.

Si pria menurut, dan mulai meletakkan bekal di meja dekat sofa ruangan. Kemudian, melangkah meninggalkan ruangan.

"Hyunjin?"

Pria bernama Hyunjin mengurungkan niatnya membuka pintu. Berbalik menatap pimpinan yang sialnya adalah sahabatnya itu.

"Berhentilah memanggilku Tuan muda, sialan!" Pekik Yoonbin tajam.

"Maaf Tuan muda, tapi ini adalah jam kantor." Hyunjin menyahuti.

"Persetan!"

Hyunjin terkekeh, sedikit mengendurkan dasinya. Lantas mendudukkan diri di sofa. Jangan khawatir, mereka ini memang suka sekali membuat drama. Sudah sering Yoonbin memarahi Hyunjin yang sok-sok an menjadi formal di depannya. Padahal biasanya tidak tahu malu.

Pria Hwang menghembuskan napasnya lelah, melihat sahabatnya menutup matanya kembali. Ia jadi tidak tega memberitahukan akan ada meeting setelah ini.

"Ben, makan dulu. Nanti makanannya keburu dingin." Hyunjin menata bekal yang dibawa Junkyu, menyusunnya di atas meja.

"Tadi dia sempet ngangetin dulu, sih. Tapi buruan di makan, bentar lagi ada meeting sama perusahaan Z." Tambahnya lagi.

Tidak ada jawaban dari sang pimpinan. Membuat Hyunjin menjadi gemas ingin memukulnya.

"Buruan, Ben! Tadi Junkyu bilang 'jangan menunda makan' dan sekarang lo kudu makan." Pekik Hyunjin. Ia sedikit geram, biasanya Yohan yang akan marah-marah perihal seperti ini. Sayangnya, lelaki itu belum pulang dari perjalanan dinasnya.

My Ignorant Husband | YoonkyuWhere stories live. Discover now