prolog

35 3 0
                                    

"Bryn, jangan terus menatapku seperti itu, kau kan tau semerah apa pipiku ketika kau tatap dengan matamu yang rindang.
Tetaplah bersamaku aku tahu jika kau tetap bersamaku kau akan tersakiti mengingat mantanku yang bisa di bilang belum bisa move on dariku.

Bryn, aku tahu perasaanmu sama denganku. Terakhir kali aku dengar dari pengakuanmu sendiri ketika di taman belakang sekolah. Ya, aku mendengarnya. Jangan kau kira aku tak mendengar pengakuanmu karena ada temanku yang tiba tiba meminta pertolonganku. Aku tahu itu, Bryn.

Terima kasih untuk semua pengorbananmu, maaf jika memang aku terlalu merepotkanmu dan membuatmu kualahan untuk menjagaku. Bryn, asalkan kau tahu diam diam aku melihat wajahmu dari dekat ketika kamu tertidur lelap. Kulihat semuanya, mulai dari alismu seperti sabit. Entahlah aku tak bisa berandai andai terlalu jauh. Dan matamu, terlihat ada wajahku di sana, bersemayam dengan tenang dan sesekali menari nari kegirangan. Hidungmu yang mancung, aku suka itu. Meskipun kau selalu mengejekku jika hidungku pesek. Hmmm... aku tak mempermasalahkannya. Bibirmu, aku suka itu, manis seperti permen. Entah mengapa aku ingin mengulanginya sekali lagi. Dan yang terakhir, aroma yang khas dari tubuhmu. Aroma permen karet, manis sekali. Aroma itu berhasil membuatku ingin terus bersandar di dadamu, tempat dimana aku meluapkan semua kesedihan, ketakutan, atau bahkan kahwatir tentang dirimu. Aku menyukainya.

Bryn, kau terlalu jauh masuk dalam kehidupanku. Terlalu jauh hingga rasa takut akan kehilangan itu tak ingin terjadi. Aku sangat sayang padamu. Entah mengapa sedetik tanpa kabar darimu, hati ini gelisah, tak tenang, atau bahkan tak ingin melakukan apapun.

Bryn, terima kasih atas semua yang kau berikan. Dan terima kasih karena kau telah mengizinkanku merasakan apa itu cinta, kesetiaan, bahkan seringnya pipiku memerah karena ulahmu yang selalu menatapku dengan penuh teka teki. Entah sampai kapan aku bisa menebaknya. Perasaan apa yang sedang kau rasakan ketika dekat denganku?

Bryn, aku sangat mencintaimu.

~Risa~





Aku suka dengan dirimu, Risa. Rasa suka itu muncul ketika aku sedang berada sangat dekat denganmu, dimana mata ini bebas dengan leluasa menyapu bersih wajahmu, dan pipimu yang merah karena menahan malu. Tapi tak apa, aku sangat menyukainya. Aku menyukai kesederhanaanmu.

Risa, aku ingin selalu bersamamu menghabiskan waktu setiap detik, menit, hari atau bahkan setiap waktu. Terlebih lebih jika aku menatapmu dengan perasaan cinta maupun takut akan kehilangan. Aku gemas melihatnya.

Mungkin kamu terlalu polos untuk memahami cintaku yang sebenarnya,memenuhi pikiranku dan jiwaku, semuanya tentangmu. Hingga mungkin aku merasa nyaman ketika berada di dekatmu. Aku sayang kamu.

Biarkan nyawaku sebagai taruhan jika mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu. Aku akan mengahadapinya bersamamu, karena kaulah satu satunya kekuatanku untuk tetap semangat menjalani hari hariku.

Risa, semenjak kau hadir dalam hidupku, ada beberapa perubahan di dalam diriku tanpa ku sadari. Awalnya sikapku yang pendiam dan tak banyak bicara, cuek, dingin, atau bahkan mungkin aku sering sendiri di taman, kini berubah menjadi aku yang periang.

Jangan jauh jauh dariku sa, karena satu detik kamu nggak ada di sampingku, gua cemas.

Sekecil apapun lo terluka sama saja luka besar dalam diri gua.

Terima kasih Risa, karena telah memberikanku apa itu arti cinta dan kesetiaan yang sesungguhnya.

~Bryn~

Jangan Takut, Aku Bersamamu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang