Saka

3 0 0
                                    

Lima belas menit Bryn telah menyelesaikan ritual mandinya, memakai pakaian dan bergegas menghampiri Risa yang tertidur di ranjang. Bryn duduk di samping ranjang, mengelus puncak kepala Risa dengan sangat lembut. Tersirat rasa kasihan kepada gadis itu.

"Aku memang tak menjanjikan kamu aman bersamaku, tapi aku akan berjanji untuk selalu menjagamu." Ucap Bryn lirih.

"Tak perlu merasa bersalah seperti itu, sayang. Aku bahagia berada di sampingmu." Risa meraih tangan Bryn yang sedari tadi mengusap puncak kepala Risa. Gadis itu sebenarnya tidak tidur, ia hanya memejamkan matanya karena kelelahan.

Bryn mengecup kening Risa, kemudian menyuruh Risa untuk mandi.

"Uuhh... lo bau. Berapa hari lo nggak mandi,hm?" Bryn mengejek.

Risa memoncongkan bibirnya hingga beberapa senti, kemudian beranjak untuk mandi.

Dua puluh menit sudah Risa menghabiskan waktu di kamar mandi kini ia keluar dengan baju tidurnya.

Bryn hanya menatap Risa tanpa berkedip. Malam ini Risa terlihat sangat cantik dengan rambut yang ia kuncir, namun masih ada yang tergerai.

"Lo tidur sama gua aja." Ucap Bryn.

"Gua tidur di kamar sebelah aja. Kamarnya nggak kepakek. Sayang ntar."

"Nggak!! Gua nggak akan ngebiarin lo tidur sendirian."

"Gua bukan anak kecil saat tidur harus di temenin." Risa memelas.

"Sekali nggak ya nggak."

Risa hanya pasrah. Ia tidur di sisi ranjang sebelah Bryn yang kosong dengan membelakangi Bryn.

Bryn masih sibuk dengan ponselnya. Risa tak memperdulikannya. Pasalnya sedari tadi ia menahan kantuk dan memilih untuk tidur lebih dulu.

"Sa, besok berenang yuk! Udah lama gua nggak berenang. Sekalian badan lo biar tinggi." Bryn terkekeh sendiri dengan ucapannya. Merasa tak di hiraukan oleh Risa, Bryn membalikkan tubuh Risa yang sedari tadi memunggunginya.

"Sialan!! Gua di tinggal tidur." Gerutu Bryn. Mau tak mau Bryn ikut menyusul Risa ke alam mimpi.

***

Cahaya matahari pagi menembus jendela apartemen Bryn, membuat Bryn sedikit terganggu dalam tidurnya. Mata Bryn beradu pandang dengan pemandangan gadisnya di depannya yang tengah tertidur pulas. Tangan Bryn bergerak merapikan rambut Risa yang berantakan. Risa mulai tidak nyenyak dalam tidurnya akibat ulah Bryn. Mata Risa mengerjab beberapa kali kemudian tersenyum mendapati Bryn yang tengah memandangnya dengan senyum manis khas Bryn.

"Pagi sayang." Ucap Risa dengan suara seraknya khas bangun tidur.

"Juga sayang. Seandainya aku bisa melihatmu di saat aku bangun tidur dan saat mau tidur. Aku ingin kamu yang pertama kali aku lihat di pagi hari dan di malam hari. Dan aku juga ingin kamu menjadi ibu dari anak anakku nanti."


Risa mencubit lengan Bryn membuatnya mengaduh.

"Auuww... sakit sayang."

"Biarin!!" Risa menjulurkan lidah ke arah Bryn. Sedangkan Bryn mengerucutkan bibirnya beberapa senti.

"Kayak anak kecil tau nggak." Kata Risa sambil mencubit pipi Bryn dengan gemas.

"Biarin." Gantian Bryn yang menjulurkan lidahnya membalas ejekan Risa. Risa hanya mengerucutkan bibirnya. Kemudian bangun dan bersiap siap mandi.

Jangan Takut, Aku Bersamamu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang