Aku menemukanmu

12 0 0
                                    


"Jangan maa..." belum sempat Risa melanjutkan ucapannya, bibirnya terlebih dahulu di lumat Saka, kemudian lidahnya mengabsen dalam mulut Risa. Tak ada perlawanan dari Risa. Ia hanya diam. Tubuhnya memberontak ingin di lepas oleh Saka. Namun usahanya nihil, tenaga Saka jauh lebih kuat di banding dengannya. Saka semakin merapatkan tubuhnya dengan Risa. Tangannya melingkar di pinggang Risa. Menguncinya agar tidak bisa lari dari cengkramannya.

Risa memberontak. Beberapa kali ia memukul mukul dada bidang Saka. Saka tak menggubrisnya. Setelah pasokan udara keduanya menipis, Saka melepasnya, menatap Risa dengan tatapan teduhnya.

"Aku pengen lo selalu ada dalam setiap gua membuka dan menutup mata, yang selalu tersenyum tiap kali lo ada bersama gua, dan gua pengen gua adalah alasan mengapa lo ada disini. Menjadi awal dan akhir dari kisah cerita gua. Menjadi penyemangat jika gua kehilangan kekuatan gua. Bagiku kaulah bidadari yang di takdirkan untukku. Tak ada yang lain, sa. Mungkin saja jika aku boleh menebak, surga dan langit sedang berduka ketika kau di lahirkan di dunia. Karena salah satu bidadari mereka turun ke dunia menjelma menjadi perempuan yang aku cintai. Aku mencintaimu, sa" kata Saka. Sekalipun ia tak melepaskan pandangannya pada Risa.

"Selagi bulan masih satu dan belum ada kembaran, gua tetep sama Bryn. Gimanapun keadaannya, apapun rintangannya, gua sama Bryn udah sepakat akan tetap bersama sampai maut menjemput." Tegas Risa.

"Kenapa sih sa, lo nggak pernah mau nerima cinta gua? Gua kurang apa sama lo? Kaya? iya, ganteng? iya, baik? Iya. Terus apa yang bikin lo mau sama Bryn daripada gua, hm?"

"Lo nggak kurang apa apa, ka. Justru lo kaya, ganteng, baik itu, lo bisa nyari perempuan yang lebih baik dari gua, lebih cantik dari gua. Jangan naruh perasaan itu untukku, ka. Karena selamanya gua nggak akan nerima cinta lo. Maaf gua udah nyakitin hati lo."

"Itu alasan lo? Oke gua nggak akan nyerah gitu aja. Gua nggak akan ngelepasin lo semudah itu dari Bryn. Gua janji."

"Terserah lo. Gua udah bilangin, jangan naruh hati ke gua. Masih banyak perempuan lain ka."

"Inget janji gua."

Di jakarta

"Sayang, tunggu gua untuk menolongmu. Membawamu kembali ke pelukanku. Aku merindukanmu." Gumam Bryn setelah membeli tiket pemberangkatannya ke Kalimantan.

Bryn bergegas menuju kamarnya, menyiapkan beberapa pakaian dan apapun yang di butuhkan selama ia berpergian.

"Pakaian? Udah, Cemilan? Udah, ponsel? Udah, earphone? Udah, tongsis? Eh nggak pakek. Udah complete. Sa, tunggu abang menjemputmu. Bersabarlah." Ucap Bryn dengan semangat.

Bryn berjalan menuju mobilnya. Ia mendapati Betrand yang tengah tertidur di mobilnya. Dengan pakaian kemejanya dan tas berada di pangkuannya.

"Eh bro, bangun lo. Ini bukan kamar yang seenaknya lo buat tidur. Gua ada urusan penting, tolol. Cepet bangun nggak!" Ucap Bryn sambil menghuncang tubuh Betrand cukup kencang.

Betrand mengerjabkan matanya beberapa kali. Mendapati Bryn di depannya.

"Eh udah siap lo? Yok berangkat!" Ucap Betrand semangat.

"Eh apaan? Nggak boleh. Siapa suruh lo ikut gua ke Kalimantan." Kesal Bryn.

"Eh lo nggak bisa berpikir jernih ya? Gua bantu lo buat cari Risa. Siapa tahu Saka membawanya ke tempat yang berbeda. Lagian di sana nggak ada sinyal. Udah jangan banyak cing cong. Cepet naik, gua yang bawa mobilnya.

Bryn mendengus kesal, ia tak mengucapkan sepatah katapun. Mobil Bryn melesat menjauhi apartemen Bryn.

Hari ini jalanan sedikit di padati kendaraan yang lalu lalang. Beberapa di antaranya pulang dari bekerja. Dan ada yang berpergian entah kemana.

Jangan Takut, Aku Bersamamu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang