sekolah baru

31 1 0
                                    

Hari ini adalah hari dimana sekolah baru, rumah baru, dan teman baru bagi Risa. Karena ada tugas dari kantornya, Aftan di pindahkan di sebuah perusahaan di Jakarta. Mau tidak mau Aftan harus pindah rumah agar dekat dengan kantornya, otomatis ia membawa keluarganya untuk pindah bersama denganya.

Pagi itu jalanan masih di bilang masih lengang. Hujan rintik rintik turun membasahi sedikit demi sedikit jalanan kota. Risa menghembuskan nafasnya, sejenak ia mendongakkan kepalanya ke atas melihat awan tebal menghalangi cahaya matahari untuk masuk ke bumi.

Risa terus melangkahkan kakinya menuju sekolah. Bisa di bilang jarak sekolah risa dengan rumahnya agak dekat. Jadi setiap hari Risa berjalan kaki menuju sekolah.

Langkah kakinya terhenti ketika ada mobil yang melintas di depannya. Tak lama, muncullah seorang laki laki dengan payung yang ia kenakan. Laki laki itu menghampiri Risa dengan tatapannya yang tak berpaling dari Risa.

Risa sempat merasa takut karena sebelumnya Risa tidak mengenalnya. "Apa yang kau lakukan hujan hujan begini?" Tanya pria itu. "Ehm.. tanpa ku jawab pasti kau tahu aku sedang apa kalo pakai seragam begini." Ucap Risa. "Dimana sekolahmu?" Kembali laki laki itu berucap namun tak menunjukkan senyumnya dan sempat membuat Risa takut. "Di SMA Bhakti Negeri." Ucap Risa. "Kita satu sekolah, lebih bagus lagi lo nebeng sama gua. Nggak baik juga cewek jalan sendirian."

Risa masih berprasangka buruk terhadap laki laki itu. Namun sesegera mungkin Risa menepis perasaan negatifnya, karena ia tersadar kalau ia tidak secepatnya pergi dari laki laki itu, kemungkinan ia bisa terlambat.

"Hoe.. lo mau nggak? Sebentar lagi hujan turun cukup deras, lo mau kehujanan disni? Trus nyampek sekolah udah telat?" Ucap laki laki itu secara sengaja membangunkan lamunannya.

"Eh... ehm... gua jalan kaki aja." Jawab Risa datar. "Kurang 10 menit lagi udah mau bel, dan ini masih lumayan buat lo jalan kaki. Tapi kalo lo nggak mau yaudah, gua cabut duluan." Kata laki laki itu sambil berbalik badan menuju mobilnya.

"Eh tunggu, gua nebeng sama lo." Risa berteriak memanggil laki laki itu. "Yaudah lo masuk."

Tanpa banyak bicara Risa masuk ke dalam mobil laki laki itu. Tak lama kemudian hujan turun cukup deras dan sedikit rasa lega di hati Risa karena jika ia menolak ajakan laki laki itu mungkin sekarang ini ia sudah basah kuyup karena hujan.

"Oh ya, gua selama ini nggak pernah liat lo di sekolah, lo murid baru ya?" Kata laki laki itu.

"Aku memang murid baru di sekolah." Jawab Risa.

"Kalo gitu kenalin nama gua Bryn." Kata Bryn sambil mengulurkan tangannya. Bryn salah satu murid yang terkenal cukup pandai di sekolahnya. Tak heran kalau semua mata pelajarannya dari kelas 10 sampai kelas 12 tidak ada yang merah. Bryn juga mantan ketua osis. Secara tidak langsung Bryn di kenal banyak siswa dan guru guru.

Risa menjabat tangan Bryn. "Aku Risa."

Setelah mereka berkenalan, Bryn memasang sabuk pengamannya. Risa hanya diam saja. Risa sibuk memandangi hujan di balik kaca mobil Bryn.

"Lo suka hujan?" Tanya Bryn. Risa hanya mengangguk tanda bahwa ia suka dengan hujan. Tiba tiba Bryn mendekat padanya, menyisakan jarak cukup dekat antara hidung mereka. Bahkan Risa bisa merasakan setiap hembusan nafas Bryn. Entah mengapa membuat Risa sangat sesak dan sulit untuk bernafas. Jantungnya berdegup kencang. Risa memejamkan kedua matanya.

Bryn yang melihat hal itu hanya tersenyum tipis kemudian meraih sabuk pengamanan dan memakaikannya pada Risa. "Kau harus pakai sabuk pengaman." Ucap Bryn.

"Oh iya maaf aku lupa." Pipi Risa seketika memerah karena malu. Ia berfikir Bryn akan menciumnya karena sedekat itu. Ternyata hanya memasangkan sabuk pengaman padanya.

Jangan Takut, Aku Bersamamu!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang