FEBRA

8 0 0
                                    

Saat mata hati menjadi buta
Kala kaki bergerak bagai siksa
Ketika tangan menjadi penuntun luka
Dan jiwa kian terkukung jera
Maka kembalilah pada yang kuasa
Sembari berlutut lah saat kau telah berdikara

Entah sampai kapan air mata ini berhenti mengalir, sejak terakhir kulihat punggung itu mengilang tiba-tiba mata ku terus mencoba meyakinkan hati bahwa ada luka disana, bahwa ada yang hilang dalam jiwa tapi diri memberontak seolah tau hanya saja berpura pura tertawa dalam duka, seandainya kalian bisa berkompromi untuk tidak membuat ku sibuk malam ini aku akan memejam kan mata lalu terjaga dan kembali bekerja bersama sel sel yang terus hidup dan menyusun tubuh ku dengan bijak...

Benar, punggung itu punggung yang aku dambakan dan tak pernah aku bayangkan untuk kulihat kini benar benar menjadi pemandangan usang yang tak kan pernah hilang dalam bayang, sejujurnya aku sudah jenuh dengan peluh yang selalu saja membuatku terus merasa keruh dalam hidup yang serba simpuh..

Lalu bagaimana dengan bayang mu? Apa bayang itu merasa yang aku rasa? Terang saja karena tak hanya air mata ku yang tiada henti bergumam tetapi bibir ku selalu melontar kata di hadapan Tuhan untuk tetap membuat ku terjaga dan melihat mu melega lalu berkata pada ku bahwa kau telah kehilangan dirimu saat kau melepaskan aku, dan kau akan minta untuk bersatu dalam tumpukan kaca yang kau taburkan pada ku, lalu saat itu hati ku akan melompat bersama dengan seluruh darah ku yang tersekah karena aku telah mencampakkan mu sejak kau membuang ku...

Heii,,
Lihat kopi hitam di hadapan ku, kopi ini mengelurkan asap yang menjadi uap di kaca jendela ku, tetes demi tetes hujan turun sebagai dukungan untuk ku hirup dalam-dalam kopi panas ini, lalu perlahan air mata itu membasahi pipi sama basah nya dengan jalan di hadapan mu, maka tunggu lah saat jalan itu kering dan matahari membuat hujan itu tak tersisa saat itu kau sadar bahwa tak semua orang bisa kau tinggalkan karena alasan rupa!!

Febra, sebuah malam dengan dendam dan air mata, setetes tinta hitam yang mengenang pada lembar kain putih, ia terlihat seperti noda namun sungguh ada cerita dan luka di dalam ya....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 28, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DIGTHATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang