Setelah makan diwarung depan kompleks, sintia pun kembali masuk ke kompleks elitnya itu menuju rumah laura, rumah sintia dan laura satu kompleks tapi beda blok. tak lama sintia berjalan akhirnya ia telah sampai dirumah sahabatnya yaitu laura.
"Toktoktok." suara ketokan pintu.
"Iya sebentar." terdengar suara dari dalam rumah.
"Ehh neng sintia, kenapa gak bunyiin bel aja?" ujar asisten rumah tangga yang bernama bi juminten yang sering dipanggil bi jum.
"Hehhe sintia lupa bi." Kata sintia sambil cengengesan.
"Oh gitu, yaudah neng masuk aja, neng laura ada dikamarnya." ucap bi jum gengan lembut.
"Okay bi jum, neng sintia ke kamar ura dulu, babay bi." ujarnya sambil berjalan menaiki anak tangga menuju kamar laura.
"Assalamualaikum raaaaaa." sambil mengetok-ngetok pintu kamar laura.
"Waalaikumsalam tumben ngucap salam trus pakai ketok pintu, biasanya langsung masuk aja." ujar laura sambil tertawa melihat tingkah sahabatnya yang selalu berubah-ubah.
"Yeee kan biar sopan raa, liat ni gue ada peliharaan baruu." sambil menyodorkan kucing yang dari tadi digendong-gendong olehnya.
"Anjirrrr sinnnn gue kan gak bisa deket kucingg." ujar laura yang langsung menjauh dari sintia.
"Hacimmmm hacimm hacimmm" laura pun akhirnya bersin-bersin karna memang dia selalu flu jika berdekatan sama kucing.
"Ehh iya maafin sintia ya ra, gue bener-bener lupa kalo ura gak bisa deket kucing karna bakal flu." dengan muka yang merasa bersalah.
"Hacimm gak papa kok sin, hacimmm ura gak papa, hacimm tapi tolong jauhin kucingnya dari ura dong sin, hacimmm ura gak mau bersin-bersin terus. " ujar laura dengan nada lembut menenangkan sintia yang sangat merasa bersalah ditambah bersinnya yang tak kunjung berhenti.
"Iya iya gue turunin cy dulu ya, sekalian gue ambilin obat flu dibawah." ujar sintia yg langsung menuruni anak tangga dan langsung mencari obat flu untuk laura.
"Hhmmm flu gue kambuh lagi aduhh." ujar laura sambil terus mengambil tisu disampingnya.
"Bi jum ada obat flunya laura gak?" tanya sintia dengan muka cemas.
"Obat non laura kayaknya udah abis deh neng." jawab bi jum sambil melihat obat-obat yg berada dikotak obat.
"Yaudah deh sintia pergi ke apotik depan kompleks aja lah." ujar sintia pasrah.
"Neng naik motor non laura aja, itu kuncinya ada di dinding dalam bagasi biar cepet." ujar bi jum.
"Sintia gabisa naik motor bi,gapapa nanti sintia tinggal lari aja biar cepet sampe." jawab sintia dengan serius.
"Oh gitu yaudah deh terserah neng aja." ujar bi jum.
"Okay bi, sintia pergi dulu ya, babayy" ucap sintia sambil melambai-lambaikan tangannya
Deheman lagu menemani langkah kaki sintia menuju teras rumah laura,kebetulan saat sintia keluar dari rumah,rio sedang mencuci motornya didepan rumahnya,rio melihat sintia.
"Sintiaa!! Lu abis ngapain dirumah ura?" tanya rio
"Ini gue mau nginep rumah ura, trus gue bwa cy alias kucing baru gue,ehh ura flu krna kehirup bulunya cy." ujar sintia.
"Bego lu sin!! Kan lu tau dia alergi bulu kucing, untung dia cuman flu doang , bukan gejala parah." ujarnya kesal sekaligus cemas.
"Terus lu sekarang mau kemana sin?" sambungnya.
"Gue mau beli obat untuk ura ni,ke apotik dpn kompleks."
"Oh gitu,yaudah gue aja yang beliin, sekalian jenguk laura nanti."
"Okay deh!"
Kemudian rio pun langsung menuju apotik depan kompleks dengan menggunakan motornya yang batusan di cuci.
"Permisi mbak,saya mau beli obat flu."
"Ini mas obatnya." ucap mbak apotik sambil memberikan obat flu ke rio.
"Ni duitnya kak, kembaliannya ambil aja." setelah mengucapkan itu dia pun langsung keluar apotik Dan menaiki motornya menuju rumah laura.
🐾🐾🐾🐾🐾🐾
"Lama banget lu njirrr." cetus sintia.
"Yaa udah cepat ni gue njirr." jawab rio kesal.
"Hehehhe maaf, cepetan deh kasih obat laura dikamarnya, gue mau ambil minum dulu."
"Oh okay."
Sekarang rio telah berada tepat didepan kamar laura,dengan obat ditanggannya tapi dia masih belum berani mengetuk pintu kamar itu dia sesekali melihat ke bawah tangga,menunggu hadirnya sintia tapi sintia tak kunjung hadir,dia memberanikan diri mengetuk pintu kemudian laura pun langsung membukakan pintu kamarnya.
"R.. I... O.. " ujarnya gugup.
"Iya Ra. Ini gue rio, ini obat lu." sambil memperlihatkan obat ditangannya.
"Ehh makasih ya io." ucapnya dengan senyum tipis.
"Iya sama-sama."
"Raaa maaf ya Lama. gue tadi abis ngemil dulu dibawah." sahut sintia yang masih berjalan menaiki anak tangga.
"Iya gak papa." jawab laura.
"Yaudah, minum gih obatnya biar cepet sembuh."
"Iya io."
🐾🐾🐾🐾🐾🐾
Setelah berbincang ria dengan laura dan sintia,rio pun pamit pulang.
"Asik juga ya rio anaknya." ucap laura tanpa sadar keceplosan didepan sintia.
"Emang asik, lo aja yang gak tau ra." sahut sintia.
"Ehhh, bi jum udah masak tu kayaknya, makan yok sin." ujarnya berusaha mengganti topik.
"Tau aja lo ra, kalo gue laper."
"Tunggu apa lagi? kuyy ke meja makan, perut gue udah bunyi-bunyi nih dari tadi ra." sambungnya dengan tawaan khasnya.
"skuy lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
KANA HITS
Teen FictionDigemari banyak orang dan menjadi terkenal adalah impian hampir semua orang Bagaiman jika yang digemari banyak orang, malah tidak mau berada diposisi tersebut? Dan malah menginginkan hidup tanpa adanya Kata terkenal (hits)? Akankah dia menyesal?