chapter-4

1.7K 28 0
                                    

Author po

"Tania kemana mas?" Ucap Tante Diana. Mamah Tania.

"Aku tidak tau diana. Ini sudah sehari Tania tidak pulang. Aku sudah mencarinya kebeberapa tempat sampai ke rumah temannya pun tidak ada"ucap ayah tania putus asa.

'kriiinggg' dering telfon rumah.

"Halo?" Ucap ayah Tania.

"Oh God om sudah cari kemana mana ternyata dia ada di kamu"

"Iya lain kali beri tau om dlu kamu tau kan gimana sikap Tante kamu?"

"Hm baiklah jaga Tania disana."

'bip'

"Siapa mas?"

"Devan dia bilang Tania ada bersamanya."

"Syukurlah Tania tidak kenapa²"

"Jadi?"

"Apa mas?"

"Apa kamu ga mau ngasih jatah ke aku? Ini udah hari keberapa?"

Sedangkan Diana yang di tanya seperti itu hanya menundukan kepala malu.

"Udah selesai" ucap Diana pelan.

Ayah Tania segera menghampiri Tante Diana dan menggendongnya kekamar mereka.

Sudah tau apa yang akan terjadikan?:v

****************

Tania POV

Aku sedang menyiapkan sarapan pagi untukku dan Devan. Setelah menyiapkan sarapan aku ingin memanggil Devan kekamarnya. Namun sampai dikamarnya aku melihat Devan sedang berbicara dengan seseorang di telfon.

"Halo om aku Devan cuma mau ngasih tau Tania ada bersamaku"

"Haha maaf om Tania minta ikut ke mansionku katanya dia bosan dengan kuliahnya."

"Iya om aku tidak akan mengulanginya lagi"

'bip'

"Siapa Dev?"

"Ayahmu. Aku bilang kamu ada disini sayang" ucap nya sambil menghampiriku didepan pintu kamar.

"Apa yang kamu katakan?" Ucapku. Jangan sampai Devan mengatakan hal yang tidak tidak.

"Tenang sayang aku hanya mengatakan kalau kamu ikut denganku ke mansion karena bosan dengan kuliahmu." Aku menghela nafas lega mendengar ucapan Devan.
Tunggu. Parfum Devan kenapa baunya membuat perutku mual?

"Devan menjauhlah"ucapku.

"Kenapa?" Ucapnya yang kulihat dia mengerutkan keningnya.

"Parfummu membuatku mual"

"Oh my God honey ini bukannya parfum yang paling kau suka saat aku pakai?" Ucap Devan

"Iya Devan tapi entah kenapa parfumnya benar² membuat perutku mual"

'huekk huekk'

Aku segera berjalan ke kamar mandi mendekati wastafel.

'huek'

"Astaga tania kau sakit? Apakah kau tidak apa²?"

'huekk'

"Ekhem Devan kamu keluar dulu aku hanya mual."

'huekk'

Selesai membasuh mulutku aku keluar dari kamar mandi. Kulihat Devan datang dengan wajah khawatir sambil memegang air putih.

"Kamu tidak apa apa?"

"Aku tidak apa apa Devan hanya mual" sambil meminum air putih.

"Baiklah kamu sudah masak kan? Ayo kita makan sekarang" kuikuti Devan dari belakang dengan tubuhku yang bisa dibilang kurang vit hari ini.

Seusai kami makan sarapan aku dan Devan duduk di sofa. Kenapa Devan ga ke kantor? Jawabannya adalah malas. Kenapa ia hanya ingin menemaniku. Terserah lah toh perusahaanya tidak akan bangkrut hanya karena tidak masuk sehari.

"Sayang kita akan ke rumah sakit nanti sore ya?."

"Kenapa harus sore Devan? Kenapa tidak siang?" Ucapku kebingungan. Bukankah siang kita sama sama free?

"Aku akan bertemu temanku nanti Tania"

"Teman kau mempunyai teman Devan?" Ucapku terkekeh meledeknya.

"Aku memang mempunyai teman tidak mungkin laki laki setampanku tidak mempunyai teman. Bukan begitu Tania?" Oh God aku malas mendengar ucapan percaya dirinya. Ku akui ia memang tampan. Namun mendengar sikap percaya dirinya membuat perutku mual.

"Iyaiya terserah kamu Devan." Ucapku sambil bersandar ke dada bidang Devan. Entah lah aku hanya merasa nyaman berada didekapannya.

"Permisi tuan maaf mengganggu ada perempuan didepan sana ingin bertemu dengan anda tuan" ucap salah satu pelayan yang ku kenal bernama Mery.

"Siapa?"

"Mrs. Leena"

Aku mengerutkan keningku mendengar namanya. Entah namanya begitu familiar dipendengaranku.


















Hallo readers semoga kalian berada di lindungan Allah SWT dari virus Corona dan sehat waalfiat yahh!!

forbidden loveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang