---Selamat Membaca----
“Astaghfirullah, anak gadis jam segini belum bangun!”
Pagi-pagi sekali sudah terjadi keributan kecil di dalam rumah minimalis dengan cat dinding berwarna putih dan perpaduan warna biru muda, tepatnya di salah satu kamar rumah itu. Sang ibu sedang membangunkan putri tidurnya yang masih nyaman bergelung dengan selimut. Padahal burung-burung gereja sudah bekerja mencarikan makan untuk anak-anaknya.
“Anna lagi ga sholat kok.” Ujar Anna dengan suara serak khas baru bangun tidur.
Mendengarnya, sang ibu langsung berkacak pinggang, menatap garang anaknya yang bandel itu.
“Kamu tau sekarang jam berapa?” teriak sang ibu.
Anna menghela napas, dengan mata setengah terpejam ia mencari keberadaan ponselnya. Seketika ia terlonjak dan bangun setelah melihat jam di ponselnya yang menunjukkan pukul enam kurang lima belas menit. Gawat, ia ada kelas pagi hari ini.
Anna mandi kilat dan memakai asal bajunya yang ia ambil secara random. Ia hanya sempat memakai pelembab dan lip tint saja agar tak terlihat pucat. Tanpa mempedulikan kamarnya yang masih acak-acakan, Anna segera mengambil totebag putih miliknya dan segera turun.
“Umi, Anna berangkat dulu ya. Assalamu’alaikum.” Anna menyalimi uminya dan langsung keluar rumah. Ia tak sempat untuk sarapan. Ia melangkahkan kakinya dengan cepat menuju depan gang yang lumayan jauh dari rumahnya.
Hampir setiap hari ia akan berdiri disana untuk menunggu jemputan dari seseorang yang tak lain adalah kekasihnya. Jika ketahuan uminya, pasti ia sudah diceramahi tiada henti. Kepalanya celingukan, namun ia tak menemukan keberadaan seseorang yang dicarinya.
Kemana, sih… batinnya kesal.
Anna melirik jam tangan di pergelangan kirinya dengan raut khawatir. Tersisa waktu 25 menit lagi sebelum ia terlambat. Perjalanan dari rumah ke kampusnya saja 20 menit, itupun jika tidak macet. Akhirnya ia memutuskan untuk naik ojol. Selama perjalanan ia sudah berkomat-kamit merapalkan do’a semoga dosennya belum tiba.
Anna menetralisir napasnya yang terengah-engah setelah berlari dari parkiran fakultas hingga di depan ruang kelasnya yang sialnya juga berada di lantai tiga. Ia melirik lagi jam tangannya. Bagus! Ia terlambat.
Nindiarahma
Lo dimana Na?
Lo nelat?
Atau bolos?
Nyesel lo ga masuk hari ini
DOSENNYA GANTENG BANGETAnnasyafaa
Dosennya udah dateng?Nindiarahma
Sudah sepuluh menit yang lalu
Semoga lo bakalan selamat:)Mata Anna terbelalak. Jantungnya mulai berdetak kencang. Balasan terakhir sahabatnya tentu bukanlah pertanda yang baik. Ia merapalkan do’a terlebih dahulu sebelum mengetuk dan membuka knop pintu.
“Assalamu’alaikum.” Ucap Anna menghentikan sang dosen yang sudah berdiri tegas memberikan penjelasan di depan para mahasiswa.
“Nah, ini adalah salah satu contoh mahasiswa yang akan mendapatkan bonus akhir dari saya.” Semua mahasiswa terdiam mendengar pernyataan itu dari sang dosen yang tengah menunjuk dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Cinta Bertaubat✅ [Pindah ke Dreame]
SpiritualMOVE TO DREAME [Teen Fiction - Spiritual] ⚠️Romance⚠️ "Bapak pernah pacaran?" "Tidak." "Kenapa?" "Karena agama saya melarangnya." "Berarti saya yang pertama?" "Tidak juga. Itu berlaku jika saya menerima kamu sebagai istri saya."