20

80 10 8
                                    

Ilham memejamkan matanya, kepalanya masih bersandar di bahu Adele. Napasnya terdengar teratur. Sudah tiga menit ia seperti itu. Adele sudah pasrah, toh Ilham tidak berbuat macam-macam selain menyender di bahunya.

Adele menghembuskan napasnya pelan, ia menatap wajah teduh di sampingnya. Ilham terlihat seperti bocah jika anteng seperti ini. Bibir Adele membentuk bulan sabit, ia menjulurkan tangannya ke belakang punggung Ilham. Ditepuknya pelan punggung Ilham beberapa kali. Ilham tiba-tiba meringis membuat Adele mengernyit.

"Lo__" Adele mengangkat kepala Ilham dari bahunya.

"Gue baik-baik aja." Ilham kelihatannya tidak suka dengan apa yang akan Adele lakukan.

"Biar gue lihat." Ucap Adele.

"Gue gak papa." Ilham sudah bangkit dari duduknya.

"Enggak, biar gue lihat."

"Gue bilang baik-baik aja ya baik-baik aja."

Adele terdiam, apakah ia berlebihan? Adele mengangguk. "Yaudah sana pulang." Katanya sambil membereskan alat P3K-nya.

"Thanks, udah obatin gue." Ilham mengacak rambut Adele dan berlalu dari hadapannya.

"Apa pun yang terjadi, lo pasti punya alasannya. Dan gak ada alasan, gue gak denger cerita lo."

"Kali ini gue maksa." Ucap Adele lagi.

Ilham menghentikan langkahnya. Ia berbalik, menatap Adele dengan sorot yang sulit dimengerti. Ilham berjalan mendekat, kemudian mengeluarkan hp-nya, dan mengarahkan ke wajah cantik di depannya. Ia mengambil gambar wajah cantik tersebut dengan flash yang menyala terang.

"Gila ya lo! Mata gue bisa sakit tahu gak." Maki Adele sambil menutup wajahnya yang terkena blitz kamera.

"Lebai lo, udah sana masuk."

"Setan ya lo." Adele mendesis, dengan kesal ia berjalan masuk ke rumah. "Awas lo minta tolong lagi!"

"Aneh banget lo, tadi mellow sekarang marah-marah, kenapa sih. Lagian gue gak minta tolong." Ilham mengernyitkan dahinya.

"Lo yang aneh bego! Datang minta diolesin salep namanya apa kalo bukan minta tolong." Adele berbalik, menghembuskan napasnya kesal. Ia sepertinya sudah frustasi dengan sikap aneh Ilham.

Ilham tertawa pelan, "lo cantik kalau marah gitu!" Teriak Ilham.

"Bacot lo kadal!" Balas Adele semakin kesal.

"Lo cantik!"

"Diem setan!"
***

Seperti biasa, Adele sudah berisik di pagi hari. Kali ini ia meributkan kaus kaki hitamnya. Sedangkan Bunda masih sibuk menyiapkan sarapan. Bude sedang menyiram tanaman. Di meja makan, Abang sedang membaca buku sembari menunggu sarapan.

"Bang! Kaus kaki gue mana!" Teriak Adele dari lantai dua.

"Mana Abang tau, makanya cari yang bener."

"Lihat di jemuran balkon coba Dele!" Kata Bunda, tangannya masih sibuk memasak.

"Udah Adele lihat Bun! Tapi gak ada!" Balas Adele.

Bunda menghembuskan napas pelan, anak bungsunya selalu membuat pagi menjadi tidak tenang.

"Gak ada Bun, gimana dong." Adele sudah turun, wajahnya terlihat lesu.

"Makanya tadi malem disiapin bukannya malah ket__mmph," Adele sudah mendekap mulut abangnya sebelum selesai bicara.

"Jangan sok tau ya lo." Ucap Adele.

CRAZY JENIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang