8

144 14 1
                                    

Wahana bermain tampak ramai. Adele benar-benar tidak menyangka kalau si jenius mengajaknya kesini. Kencan? Ini adalah kencan paling aneh menurutnya. Ia pikir Ilham akan mengajaknya ke sebuah tempat yang romantis. Adele sempat tersenyum ketika membayangkannya. Namun, semuanya berubah sia-sia.

'Kenapa gak ke bonbin sekalian nyet'

"Peraturannya adalah gue milih tiga permainan yang lo gak bisa nolak apa lagi minta pulang. Lo hanya boleh milih dua permainan." Kata Ilham yang disambut penolakan keras.

"Lo pikir gue mau nurutin aturan goblok lo? Gak bisa! Gue juga harus milih tiga permainan."

"Gue yang ngajak kencan jadi gue yang milih peraturan."

"Tetep aja gak boleh, gak adil ini namanya, kan gue yang lo paksa."

Ilham menaikkan satu alisnya. Ekspresi ini yang paling Adele tidak suka. Karena Ilham akan bertambah tampan ketika melakukannya.
***
Wahana pertama yang ingin Ilham naiki adalah roller coaster. Ia yakin Adele akan muntah-muntah setelah ini. Senyum jahil terukir di bibir Ilham.

Sabuk pengaman sudah terpasang erat. Perlahan wahana itu bergerak. Awalnya berjalan lambat kemudian semakin kencang. Adele masih terlihat santai ia benar-benar tidak tertarik untuk berteriak. Ia justru mengeluarkan HP-nya dan selfie.

Beda halnya dengan Ilham. Wajahnya terlihat tegang. Ia mati-matian menahan teriakannya. Ia pikir tidak seseram ini. Nyawanya seperti berada di ujung mulut dan sebentar lagi akan ia muntahkan.

"Wuhuuuuuuuu." Kedua tangan Adele terangkat dan berteriak senang. Ilham yang melihatnya melotot tak percaya. Sekarang saja buku-buku tangan Ilham terlihat memutih karena terlalu erat memegang pengaman.

Setelah roller coaster mereka mencoba lagi permainan-permainan yang menguji adrenalin. Ilham turun dengan wajah pucat menahan muntah.

"Lo yakin masih kuat?" Tanya Adele dengan bibir tersenyum miring.

"Permainan gini cuma seupil buat gue." Sahut Ilham datar.

'Upil apaan muka lo yang udah kaya upil'

"Oke roller coaster aja kayak upil, berarti kora-kora cuma kotoran kuku lo dong." Adele menarik tangan Ilham ke wahana selanjutnya.

Ilham berusaha menahan perasaan aneh yang menjalar di dadanya. Perutnya terasa penuh padahal ia belum makan apa-apa. Mereka sudah di atas kora-kora. Adele mengeluarkan HP-nya dan mengajak Ilham selfie.

"Lo ngapain sih foto-foto." Protes Ilham.

"Lah kenapa emang?"

"Bahaya tau waaaaaaaaa." Teriak Ilham ketika wahana itu semakin tinggi dan melaju kencang.

Adele seketika tertawa terbahak-bahak. Selama wahana berlangsung, Ilham tidak berhenti berteriak berbeda dari sebelumnya. Wajahnya semakin pucat, tangannya mencengkram besi pengaman sangat kuat.

Ilham sudah kehilangan tenaganya ketika wahana memelan, ia kini sudah pasrah. Beberapa cewek di seberang ada yang memotret Ilham diam-diam. Membuat Adele melotot pada mereka.

Dan di sini lah, Adele sedang menepuk-nepuk tengkuk Ilham dengan wajah menahan tawa. Setelah menaiki semua wahana pilihannya sendiri, Ilham segera berlari ke tempat sepi, wajahnya tampak begitu pucat.

Sejak tadi Ilham memaksakan diri untuk mengikuti semua permainan. Alih-alih Adele yang tidak kuat justru sekarang dirinya yang muntah-muntah.

"Lo sendiri kan yang bilang kalau gue cewek bar-bar?" Ucap Adele yang masih menepuk-nepuk bahunya.

Ilham tidak menjawab, semua makanan yang ia makan sejak tadi pagi rasanya keluar semua. Tenggorokannya terasa sakit. Adele hanya tertawa terbahak-bahak. Mulut Ilham seperti menggumamkan sesuatu.

CRAZY JENIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang