What If ...

583 48 115
                                    


"Boleh saya duduk di sini?"



Seorang pria paruh baya lalu menatap orang tersebut, tak lama ia menganggukan kepala sopan seraya tersenyum ramah.

Ahjussi tersebut segera mempersilahkan pria yg tampak sebaya dengannya itu untuk duduk di sebelahnya.

"Menunggu seseorang?"


"Ya, anak sulungku hari ini sedang audisi"

"Sungguh? Kalau begitu kita sama. Saya juga sedang menunggu anak bungsuku yg sedang audisi"

"Wah.. audisi sebagai apa?"

"Sejak kecil anakku ingin menjadi dancer"

"hebat.."

"Anakku penggemar Michael Jackson. Bahkan waktu SD dia pernah masuk acara variety menampilkan tarian MJ. Haha.."

Tuan berkacamata itu terkekeh kecil. Di kepalanya ia kembali mengingat akan masa lalu sang anak yg sering melakukan audisi menari di televisi.

"Anakmu pasti sangat bersemangat hari ini"

"Tentu.. Dia sudah berlatih keras untuk hari ini.

Ah, ngomong-ngomong anakmu audisi sebagai apa?"

"Dia ingin menjadi aktor"

"Aktor? Wah anakmu punya bakat akting?"

"Dia punya impian menjadi aktor sejak kecil. Dia juga saat ini sedang bersekolah di jurusan akting", ujar Ahjussi tersebut tersenyum lembut.

"Semoga anak-anak kita meraih hasil terbaik ya, Pak"

"Ya, semoga.. oh ya, kita belum berkenalan"

Kedua ayah tersebut pun akhirnya saling berkenalan dan melanjutkan obrolan mereka dengan santai. Sambil menunggu sang anak yg tengah berjuang di dalam ruang audisi, terselip sebuah harapan yg tertanam dalam hati. Semoga anak-anak mereka dapat keluar dari ruangan itu dengan senyum kegembiraan.













8 tahun kemudian...
















Seorang lelaki manis berlari tergesa-gesa, begitu kentara sedang diburu waktu. Ia memasuki sebuah gedung bernuansa hitam lalu dengan cepat menaiki lift.

Ting!

Begitu pintu lift terbuka, ia lanjut berlarian di sepanjang koridor lalu memasuki sebuah ruangan luas dengan napas yg terengah-engah.

Dahinya mengernyit heran ketika ia melihat tak ada seorang pun di ruangan itu. Apa dia datang terlalu cepat? Tapi waktunya benar, kok. Bahkan saat ini ia terlambat 5 menit.










"Song Yunhyeong-ssi?"

Lelaki manis itu terperanjat dan menoleh ke belakang, ke arah sumber suara yg memanggil namanya.

"Nde.. kau Goo Junhoe?"

"Hm", pria berperawakan tinggi itu hanya menggumam.

Tatapannya tajam dengan raut wajah yg begitu datar.

"Ah, maafkan aku.. aku sedikit terlambat. Karena--"

"Cukup hari ini saja. Jika nanti kau terlambat lagi, lebih baik kau cari pelatih lain!", tegas pria yg bernama Junhoe itu.

Yunhyeong sedikit tersentak dengan sikap dari orang tersebut di hari pertama pertemuan mereka.

Pria beralis tebal itu tampak melangkah menuju music player untuk menyalakan musik. Tanpa basa-basi ia langsung menyuruh Yunhyeong untuk melakukan gerakan tarian.

Black Caramel [Yunjun / Junhyeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang