Getir. Ulasan tipis pada ranum berwarna pucat persik itu jadi pengiring ketika si cokelat menggerayangi wajahnya sendiri yang terpantul pada cermin di hadapan."Tolol sih."
Sebuah suara yang muncul di ambang pintu seraya diikuti dengan sebuah tatapan iritasi dari si pemilik suara membuat dirinya mencibir. Kembali menata rambutnya yang masih terasa lembab meski telah di keringkan. Aroma manis buah melon menguar dari surai gelapnya.
Lingkar hitam pada bawah matanya makin kentara, padahal sedari pagi buta sudah coba ia kompres menggunakan sendok. Tapi tetap saja tidak ada perubahan yang signifikan, masih terlihat menyedihkan dan konyol.
Abai akan tampilannya, ia kemudian mengambil tas nya dan beberapa buku tebal yang tak akan muat jika dimasukkan ke dalam tas nya yang kecil. Sejurus kemudian, kakinya melangkah ke arah pintu kamarnya. Menendang sosok yang sedari tadi berdiri di sana dengan pandangan penuh penghakiman.
"Makanya, bego tuh jangan di pelihara. Makin gede makin gak guna kan tuh otak."
Setelah mengunci pintu kamarnya, ia segera memberikan tatapan tajam pada sosok yang lagi-lagi mengatai dirinya.
"Ngomong sekali lagi gue bacok itu mulut. Berisik, jauh-jauh sana."
"Suka-suka gue lah. Mulut-mulut gue."
"MATI AJA LO SANA MONYETT!!"
•••••
Satu bulan berlalu begitu cepat, tidak terasa sudah sebegitu lama tak lagi saling bertukar kabar. Bertemu pun jarang, sudah benar-benar seperti orang asing yang seolah tidak pernah saling mengenal.
Namun, ingatan konyol itu masih menghantui. Seakan-akan terus bergentayangan hingga benar-benar tidak lagi berbagi oksigen di tempat yang sama.
"Hei hei, ngelamun aja. Kesambet lo entar."
Lagi-lagi sebuah suara familiar yang mengundang rasa sebal kembali menyapa telinga. Dirinya yang sibuk memangku wajah sedari tadi itu menggeleng kecil, memilih untuk tak ambil pusing dengan seseorang yang kini mengambil tempat di sebelahnya. Bahkan duduknya sengaja dibuat tak ada jarak agar bisa dengan mudah menjahilinya.
"Masih galau? Yaelah Rey Rey, muka L-Men kok hati Yupi. Move on neng, move on. Bosen gue lama-lama."
Ia tidak bohong jika mengatakan bahwa dirinya lebih bosan mendengar ejekan yang berada konteks sama di satu bulan terakhir yang pula dilontarkan oleh orang yang sama. Perniknya melirik jengah, sedang sang lawan bicara segera merubah raut wajahnya seperti seekor anak anjing yang polos.
Cih, polos matamu.
"Lo, bisa nggak sehari aja jangan bacot. Taik lo."
Kekehan kemudian meluncur dari pria yang sama, tangannya bergerak untuk menepuk pelan punggungnya.
"Nah gitu dong marah, kan jadi kayak Reyhan yang gue kenal. Makanya jangan galau mulu kalo gak mau katain."
"Temen bangsat lo emang, asli."
Tak lama setelah umpatan itu lolos dari bibirnya, sang teman kemudian menyugar rambutnya yang semula tertata rapi kini rusak seketika.
"Maafin deh, gue emang bangsat."
"Iya, tapi lo peduli. Makanya makin keliatan bangsat."
Percakapan antar sahabat itu berakhir ketika sang karib; Aji mencubit hidung seseorang yang ia panggil Reyhan.
•••••
Reyhan mengetuk meja selagi menunggu pesanannya datang. Ia kini berada di sebuah coffee shop, seorang diri sebab sang karib sedang ada urusan dan berjanji akan menyusul menemani dirinya nanti.
![](https://img.wattpad.com/cover/188253121-288-k338603.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[22]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/Bott
Fiksi PenggemarSeo Changbin Story ft other idols -oneshoot/twoshoot (+ REKOMENDASI & PROMOSI FF CHANGBIN UKE/SOFT/BOTT/SUB) *Author Changbin uke yang mau promosi ff nya, boleh DM saya :) PLEASE!! ATTENTION !! BXB CHANGBIN ULTIMATE UKE!!! Beberapa chapter ada uns...